Headline

Warga Isolasi Mandiri di Samarinda Mengeluh Susah Dapat Oksigen

Kaltim Today
24 Juli 2021 10:46
Warga Isolasi Mandiri di Samarinda Mengeluh Susah Dapat Oksigen
Ketersediaan pasokan oksigen medis yang sangat dibutuhkan pasien isolasi mandiri saat ini di Samarinda sulit didapatkan.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Oksigen dan tabungnya, serta regulator tengah menjadi harta karun yang dicari masyarakat di tengah pandemi. Sejak kasus positif Covid-19 melonjak tajam, banyak warga berbondong-bondong hanya demi memburu oksigen.

Bukan tanpa alasan. Sanak keluarga dan kerabat yang terpaksa isolasi mandiri di rumah banyak yang membutuhkannya. Terlebih lagi, kondisi sejumlah rumah sakit yang kelebihan kapasitas. Tempat tidur penuh. Kesempatan untuk mendapat perawatan di rumah sakit menipis. Mereka yang isolasi mandiri, banyak mengalami sesak napas dan membutuhkan oksigen.

Salah satu pemburu oksigen adalah Ayi. Perempuan asal Samarinda ini membagikan kisahnya. Sejak Kamis (22/7/2021), Ayi sudah mencari ke 10 tempat dan 2 agen besar di Samarinda. Pontang panting mencari Ayi tidak mendapatkan oksigen.

"Iya benar, habis semua," kata Ayi, Kamis (22/7/2021).

Oksigen yang dicari Ayi untuk neneknya yang berusia 70 tahun. Kebetulan, seorang teman juga minta bantuan Ayi mencari isi ulang oksigen sekaligus tabung untuk ibunya.

Ketersediaan pasokan oksigen medis yang sangat dibutuhkan pasien isolasi mandiri saat ini di Samarinda sulit didapatkan.
Ketersediaan pasokan oksigen medis yang sangat dibutuhkan pasien isolasi mandiri saat ini di Samarinda sulit didapatkan.

Dijelaskan Ayi, temannya itu sudah lebih dulu mencari sejak beberapa hari yang lalu. Namun tetap belum dapat. Dia mengaku sudah meminta informasi dari mana saja terkait ketersediaan oksigen. Namun tidak dapat.

Sempat kesulitan mendapatkan oksigen, Ayi menyebutkan kondisi neneknya saat ini kian membaik.

"Nenek mulai membaik (kondisi) karena sudah ada bantuan infus. Tapi kalau untuk orangtua teman belum tau. Info terakhir masih cari juga. Saturasinya di bawah 85," kata Ayi.

"Saturasi nenek saya sudah 92. Setidaknya tidak menurun. Tadi juga sudah mau makan sedikit," katanya.

Ayi menyebut, neneknya saat ini menjalani isolasi mandiri. Sehingga tes antigen atau swab PCR demi memastikan benar terpapar virus Covid-19 atau tidak.

Isolasi mandiri dilakukan karena neneknya mengalami demam tinggi sejak Minggu (18/7/2021) malam disertai batuk. Namun saat ini sudah tidak demam lagi dan batuknya mulai pulih.

"Kalau orangtua teman saya kurang tahu. Karena dia cuman minta bantu carikan tabung dan ngasih tau kalau saturasinya sekian," katanya.

Kaltimtoday.co juga coba menghubungi beberapa tempat penyedia isi ulang oksigen di Samarinda.

Pertama adalah Apotek Antasari. Petugas bernama Feby menyebutkan oksigen di tempatnya sudah kosong sejak beberapa hari yang lalu.

"Belum tau lagi kapan datangnya," ungkapnya singkat.

Kemudian di Prima Medika Indonesia Jalan Pangeran Suryanata Samarinda pun kurang lebih sama. Tempat tersebut khusus melayani jual beli tabung. Namun untuk saat ini sudah kosong. Hal itu dikonfirmasi oleh petugas yang bersangkutan, Rani.

"Kami tidak melayani isi ulang tapi kita jual tabung. Untuk saat ini kosong. Kosongnya sudah hampir 1 bulan. Belum tahu kapan lagi ada stok karena dari distributornya kosong juga," beber Rani.

Samarinda Perlu Tiru Penanganan Balikpapan

Dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Mulawarman (Unmul), dr Moriko Pratiningrum mengatakan, saat ini berbagai upaya mengatasi pandemi Covid-19 harus dilakukan.

Selain upaya preventif (pencegahan penyakit) lebih tegas dan disiplin, upaya kuratif (penyembuhan) juga harus dilakukan.

"Tidak mungkin membiarkan layanan kesehatan kolaps, pasien tidak terlayani sehingga meninggal di rumah. Harusnya yang sudah bergejala Covid-19 sedang dan berat tidak boleh isolasi di rumah," kata dr Moriko Pratiningrum.

Pemkot Samarinda, menurut dr Moriko Pratiningrum, bisa meniru gerak cepat yang dilakukan Pemkot Balikpapan. Menyediakan ruang rawat tenda di rumah sakit atau membuka tempat isolasi mandiri bergejala ringan di hotel-hotel, gedung serbaguna, dan stadion.

"Perlu juga menambah tenaga kesehatan. Saat ini banyak yang isolasi mandiri dan tumbang. Di Balikpapan bahkan sudah buka lamaran tenaga kesehatan untuk rumah sakit darurat di asrama haji sejak dua minggu lalu," katanya.

Saran dr Moriko Pratiningrum disampaikan karena ditemukan kasus pasien isolasi mandiri meninggal dunia di rumah di Samarinda.

Seorang wanita, Sn (46) warga Sambutan, Samarinda, misalnya, meninggal dunia di saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya, Minggu (11/7/2021) malam.

Pasien isolasi mandiri itu sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 dari swab antigen.

[YMD | TOS]



Berita Lainnya