Daerah

3.000 Peserta Ramaikan Bontang City Carnival 2023

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 21 Oktober 2023 18:46
3.000 Peserta Ramaikan Bontang City Carnival 2023
Defile peserta BCC 2023. (Fitri Wahyuningsih/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Bontang - Matahari sedang terik-teriknya. Berdasarkan indikator penghitung suhu yang terlihat di ponsel, suhu di Bontang pukul 09.20 pagi sekitar 31 derajat celsius. Cukup panas hingga membuat peluh pelan-pelan turun membasahi pipi. Di tengah terik yang menyengat itu, puluhan orang dengan baju serba merah terlihat memenuhi simpang 3 Jalan MH Thamrin, Kelurahan Bontang Baru, Minggu (21/10/2023) pagi. 

Tatapan mereka tajam. Tak ada segurat senyum pun. Air mukanya sangar. Di  tangan mereka, terdapat pedang dan tameng. Kedua alat perang itu mereka goyangkan, mereka hunuskan ke udara, sembari menari maju mundur mengikuti alunan musik yang mengudara. Salah seorang dari mereka seketika berteriak, tak terlalu jelas namun terdengar seperti ‘’okela’’, yang diikuti ritme musik yang makin cepat. Teriakan itu seolah jadi penanda dimulainya peperangan. 

Kumpulan orang itu adalah para penari Tari Kabasaran. Mereka hadir guna memeriahkan Bontang City Carnival (BCC) 2023. Tarian khas Minahasa, Sulawesi Utara itu merupakan bagian dari defile Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Bontang. 

Diskominfo Bontang menghadirkan Tari Kabasaran dalam BCC 2023. (Fitri Wahyuningsih/Kaltimtoday.co)

Diskominfo memilih Tari Kabasaran buat ditampilkan dalam BCC tahun ini sebab terdapat makna filosofis di dalamnya. Diketahui, Tari Kabasaran merupakan tarian perang atau keprajuritan yang cukup disakralkan. Tarian itu dipilih sebab ia merupakan lambang penghormatan kepada waranai atau kesatria perang. Bagi Diskominfo, ia bak simbol kepada anak bangsa untuk berani dan memajukan bangsanya menghadapi tantangan era digitalisasi 5.0, menuju masyarakat informatif dan mewujudkan pemerintahan berbasis digital. 

BCC adalah agenda rutin tahunan yang digelar sejak 2012 silam. Kegiatan ini dihelat saban Oktober, sebab ia merupakan salah satu rangkaian kegiatan guna memeriahkan hari jadi Kota Bontang yang jatuh pada 12 Oktober. Namun kegiatan ini sempat terhenti selama dua tahun, yakni pada 2020-2021 lantaran dunia dihantam pandemi Covid-19.

Tahun ini, festival budaya andalan ini mengusung tema ‘’Kreativitas Hebat, Harmoni Beradab.’’ Kegiatan ini merupakan garapan Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang. Terdapat 34 peserta karnival dan 56 peserta budaya dalam BCC tahun ini. Dengan akumulasi peserta mencapai 3.000 orang. Mereka berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kelurahan-kecamatan, TNI-Polri, perusahaan, sekolah, paguyuban, dan sejumlah organisasi kemasyarakatan di Bontang. 

Dalam sambutannya, Wali Kota Bontang, Basri Rase mengatakan, tujuan dihelatnya BCC untuk melestarikan budaya di Indonesia, khususnya kebudayaan tumbuh dan hidup di tengah masyarakat Bontang yang beragam. Mengingat Bontang merupakan kota dengan keragaman suku lantaran dihuni dan dibangun oleh para pendatang.  

‘’Harapannya masyarakat dapat melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia yang sangat kaya ini,’’ kata Basri. 

Dia melanjutkan, selain dalam rangka memeriahkan hari jadi Kota Bontang ke-24, kegiatan ini juga bertujuan untuk memotivasi dan memberi tahu masyarakat perihal objek budaya yang ada di kota berjuluk Taman ini. Keberadaan BCC ikut menggeliatkan pelaku UMKM dan pariwisata. Dan terakhir, kegiatan ini bakal mendapat banyak eksposur baik regional, nasional, hingga mancanegara. Dengan demikian, nama Bontang bisa semakin dikenal luas. 

‘’Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada panitia yang terlibat sehingga kegiatan ini bisa terselenggara dengan meriah dan lancar,’’ ujar Basri sembari membuka BCC 2023 secara resmi. 

BCC dibuka sekitar pukul 07.30 pagi. Dimulai dengan parade marching band (MB) Pupuk Kaltim dan deretan prestasi yang diraih Pemkot Bontang. Setelahnya, parade peserta karnaval dan peserta budaya. 

Salah seorang warga, Yayuk (48) mengatakan, dirinya antusias menyaksikan BCC ini. Alasannya, BCC ini berwarna dan sangat meriah, sebab ia menampilkan parade kebudayaan berbagai suku yang ada di Indonesia. Tidak hanya berfokus pada kebudayaan suku tertentu. ‘’Saya kira bagus ya, jarang kan ada seperti ini,’’ katanya ketika dijumpai di sela-sela parade kebudayaan BCC 2023. 

Yayuk dan putranya kala menyaksikan BCC 2023. (Fitri Wahyuningsih/Kaltimtoday.co)

Sebagai seorang yang selalu meyaksikan BCC saban tahunnya, menurut Yayuk, BCC 2023 terbilang cukup meriah ketimbang tahun sebelumnya. Sebab deretan defile lebih banyak, pun parade yang ditampilkan terlihat lebih memikat dan kreatif. 

Tak banyak hal yang disampaikan warga Gunung Telihan ini. Menurutnya BCC sudah cukup bagus, sangat menghibur, dan baginya ini jadi kebanggaan bagi Bontang. Secara penataan pun menurutnya sudah bagus, bahkan panitia menyiapkan panggung khusus bagi penonton agar nyaman menyaksikan parade. 

Dia hanya menyoroti agar di masa mendatang tetap ada pembeda dari setiap penyelenggaraann BCC, jangan monoton. Selain itu, ia menyarankan agar agenda tahunan ini digelar malam, bukan pagi apalagi siang. 

Pasalnya, berkaca dari kondisi yang ia lihat dan rasakan, warga kepanasan ketika kegiatan mulai memasuki pukul 09.30 pagi. Sebab matahari mulai terasa terik. Ini membuat panitia, warga, bahkan penampil lebih cepat kelelahan. Ini juga membuat warga terasa lebih susah diatur karena mereka berebut tempat yang terhindar matahari. 

‘’Kalau bisa malam. Dulu kan pernah malam itu. Tidak panas, dan cantik juga kan karena banyak mobil hias yang ada lampu-lampunya,’’ tandas ibu empat anak ini. 

Warga lain, Budiana pun menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan BCC. Menurutnya BCC tahun ini lebih meriah, penampil terlihat semakin kreatif. Demi bisa menyaksikan para penampil secara jelas, warga Kelurahan Belimbing ini bahkan rela duduk panas-pasan supaya bisa mendapat tempat di dekat panggung kehormatan. 

"Dari pagi datang ke sini. Sekitar jam 9," katanya usai BCC rampung. 

Berbeda dengan Yayuk yang berharap BCC digelar malam, bagi perempuan berusia 63 tahun ini, waktu penyelenggaraan tak jadi soal. Malam atau siang, baginya tak ada beda. Yang paling penting, menurutnya, jumah defile banyak. Sehingga ia bisa menyaksikan beragam kebudayaan yang ditampilkan. 

‘’Kalau saya terserah saja mau malam atau siang. Sama saja, mbak," tandasnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya