Gaya Hidup

5 Bahaya Hirup Asap Hasil Pembakaran Sampah Bagi Kesehatan: Picu ISPA hingga Penyakit Paru-Paru

Diah Putri — Kaltim Today 25 September 2023 09:14
5 Bahaya Hirup Asap Hasil Pembakaran Sampah Bagi Kesehatan: Picu ISPA hingga Penyakit Paru-Paru
Kebakaran tumpukan sampah di TPA Bukit Pinang. (Shiba Syahidah/Drone Kaltim Today)

Kaltimtoday.co - Baru-baru ini Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bukit Pinang, Samarinda terbakar. Kebakaran terjadi yang terjadi pada Minggu (24/9/2023) sekitar pukul 11.30 WITA hingga kini masih belum padam.

Kebakaran ini menimbulkan kepulan asap hitam tebal di di gunungan sampah TPA Bukit Pinang. Jika ini terus terjadi, dampat serius akan mengintai terutama pada kesehatan manusia.

Tahukah kamu, menghirup asap hasil pembakaran sampah memberikan dampak buruk bagi kesehatan? Simak informasi lengkapnya di bawah ini!

1. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)

Asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk senyawa organik volatil (VOCs), karbon monoksida, dan partikel-partikel mikroskopis. Paparan terhadap asap ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, yang sering kali menghasilkan gejala seperti:

  • Batuk yang berkepanjangan
  • Sakit tenggorokan yang kronis
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Radang tenggorokan yang berulang

2.  Risiko Penyakit Paru-paru

Salah satu bahaya paling serius dari menghirup asap pembakaran sampah adalah peningkatan risiko terkena penyakit paru-paru. Asap tersebut mengandung berbagai zat beracun dan partikel yang dapat merusak jaringan paru-paru, sehingga meningkatkan risiko penyakit seperti:

  • Bronkitis kronis: Gejala bronkitis kronis meliputi batuk kronis, produksi lendir berlebihan, dan pernapasan tersengal-sengal
  • Emfisema: Emfisema adalah kondisi di mana paru-paru kehilangan elastisitasnya, yang membuat penderitanya kesulitan bernapas
  • Kanker paru-paru: Paparan terus-menerus terhadap asap pembakaran sampah dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, yang bisa berakibat fatal

3. Dampak Kesehatan Jangka Panjang

Paparan berkepanjangan terhadap asap pembakaran sampah juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner dan stroke. Partikel-partikel halus dalam asap dapat masuk ke dalam aliran darah, menyebabkan inflamasi, dan merusak pembuluh darah. Dengan demikian, praktik pembakaran sampah dapat memiliki dampak kesehatan jangka panjang yang serius.

4. Anak-anak Lebih Rentan Terkena

Anak-anak dan bayi adalah kelompok yang lebih rentan terhadap bahaya asap pembakaran sampah. Sistem pernapasan mereka masih dalam tahap perkembangan, sehingga mereka lebih mudah terpengaruh oleh polutan udara. Paparan asap pada usia dini dapat mengganggu perkembangan sistem pernapasan anak-anak dan meningkatkan risiko terkena asma serta masalah pernapasan lainnya.

5. Asma

Bagi penderita riwayat Asma, menghirup asap hasil pembakaran sampah bisa menyebabkan asma kambuh dengan cepat. Hal ini membuat efek menjadi semakin parah.

Menghirup asap hasil pembakaran sampah adalah bahaya serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Dampaknya mencakup iritasi saluran pernapasan, peningkatan risiko penyakit paru-paru, masalah kesehatan jangka panjang, dan risiko kesehatan yang lebih tinggi bagi anak-anak. 

Selain itu, praktik pembakaran sampah juga memiliki dampak negatif pada lingkungan, termasuk perubahan iklim dan kerusakan ekosistem.

Untuk melindungi kesehatan kita dan lingkungan, penting untuk mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam mengelola sampah, seperti mendaur ulang, kompos, atau penggunaan teknologi pengolahan sampah yang lebih canggih. 

Dengan melakukan langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi bahaya hirup asap hasil pembakaran sampah dan berkontribusi pada dunia yang lebih sehat dan lestari.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya