Kaltim

Anak Perlu Transisi yang Menyenangkan dari PAUD ke SD, Jangan Lagi Ada Tes Calistung

Yasmin Medina Anggia Putri — Kaltim Today 16 Mei 2023 16:24
Anak Perlu Transisi yang Menyenangkan dari PAUD ke SD, Jangan Lagi Ada Tes Calistung
Workshop pendidikan yang dihadiri Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. (Shiba/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Transisi bagi anak-anak yang tadinya mengenyam pendidikan di PAUD ke jenjang SD menjadi perhatian. Di mana, transisi tersebut harus dikemas secara menyenangkan dan tidak mewajibkan kemampuan baca, tulis, hitung (calistung) ketika masuk SD. 

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian dalam Workshop Pendidikan Merdeka Belajar Episode 24: Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, Selasa (16/5/2023) di Swissbel-Hotel Boreno Samarinda. Menurutnya, pada usia dini, otak dan motorik anak sedang mengalami perkembangan awal. 

"Maka, banyak aspek yang harus ditekankan. Tapi utamanya terkait fondasi kemampuan," jelas Hetifah. 

Hetifah juga mengingatkan bahwa masa-masa pra sekolah adalah momen yang sangat kritis dan rentan. Misalnya, dalam bidang adaptif seorang anak harus punya kemampuan menggenggam terlebih dahulu sebelum dia bisa menulis. 

"Jangan dipaksa menulis dulu padahal kemampuan menggenggam saja belum ada. Sebelum anak didesak kritis, maka dia harus punya fondasi bagaimana menyimpan memori," sambungnya. 

Dia menyarankan, para orangtua jangan memaksa anak untuk langsung bisa menulis, membaca, hingga berhitung yang kemudian membandingkannya dengan anak lain. Menurutnya, kebiasaan seperti itu harus segera diubah. 

Dijelaskan Hetifah, ada enam fokus pembelajaran yang menyenangkan dan membangun fondasi dasar. Pertama, mengenal nilai agama dan budi pekerti. 

Kemudian, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar seperti kepemilikan dasar literasi dan numerasi. 

Lalu ada juga pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, dan pemaknaan terhadap belajar yang positif. 

"Itu jadi sesuatu yang sebetulnya sangat penting. Apalagi anak itu punya pilihan dan dia bisa menentukan," sambungnya. 

Agar transisi dari PAUD ke SD jadi lebih menyenangkan bagi anak, dia meminta agar peran orangtua, guru, dan tenaga kependidikan harus berubah menjadi fasilitator. Guru tidak hanya sebagai pemateri tunggal tapi juga harus mampu menumbuhkan rasa ketertarikan bagi siswa untuk belajar dan mengembangkan diri. 

Ditambahkan Direktur SD Kemendikbudristek Muhammad Hasbi, khusus Merdeka Belajar Episode 24 ini, pihaknya fokus untuk menciptakan transisi dari PAUD ke SD. Sebab, pihaknya menyadari bahwa saat ini di masyarakat masih berkembang tentang calistung. 

"Ada banyak sekali satuan pendidikan yang menganggap calistung merupakan fokus dari apa yang mereka laksanakan di PAUD. Jadi di PAUD itu sangat fokus di calistung," ujar Hasbi. 

Nyatanya, calistung bukanlah satu-satunya kemampuan yang harus dimiliki anak di jenjang PAUD yang hendak masuk SD. Sebenarnya dari sisi kebijakan, calistung sudah dilarang sebagai syarat masuk SD di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan serta di Surat Edaran (SE) Nomor 1/2020 tentang Kebijakan Merdeka Belajar dalam Penentuan Kelulusan Peserta Didik dan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2020/2021.

"Tentu kami berharap, di Samarinda dan daerah lain di Kaltim bisa mengawal hal ini. Sehingga tes calistung untuk masuk SD sudah tidak ada lagi," tandasnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya