Nasional

BMKG Sebut Musim Kemarau 2025 Dimulai April, Ini Wilayah yang Berisiko Kekeringan

Network — Kaltim Today 14 Maret 2025 09:49
BMKG Sebut Musim Kemarau 2025 Dimulai April, Ini Wilayah yang Berisiko Kekeringan
Ilustrasi. (Pixabay)

Kaltimtoday.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa musim kemarau di Indonesia akan dimulai pada April 2025 dengan kondisi cuaca yang cenderung normal, mengikuti pola tahun sebelumnya. Meski begitu, beberapa daerah tetap berisiko mengalami kekeringan dan kebakaran hutan.

Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena, mengungkapkan bahwa tidak ada indikasi kuat dari fenomena El Nino, sehingga musim kemarau tahun ini diperkirakan tidak akan lebih kering dibandingkan 2023.

“Prediksi musim kemarau tahun ini relatif normal dan mirip dengan 2024. Tidak sekering tahun 2023 yang terdampak El Nino berkepanjangan,” ujar Ardhasena, dikutip dari Reuters, Jumat (14/3/2025).

Sebagai perbandingan, pada 2023 Indonesia mengalami kemarau terburuk sejak 2019 akibat El Nino, yang menyebabkan kekeringan parah, kerusakan tanaman, serta kebakaran hutan dan lahan.

BMKG memperkirakan bahwa sebagian besar wilayah di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua akan mengalami musim kemarau dengan intensitas normal. Namun, beberapa provinsi berpotensi mengalami dampak lebih serius.

“Musim kemarau lebih parah diprediksi terjadi di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Selatan,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Selain itu, ancaman kebakaran hutan juga meningkat di wilayah utara Pulau Sumatra dan selatan Pulau Kalimantan, terutama pada puncak musim kemarau yang berlangsung antara Juni hingga Agustus 2025.

Sementara itu, wilayah di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Bali diperkirakan mengalami kekeringan cukup signifikan pada Juli hingga September 2025. Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi dampaknya.

“Kami mengingatkan para petani untuk menyesuaikan jadwal tanam dan mengelola air secara efisien agar hasil panen tidak terdampak musim kemarau,” tambah Dwikorita.

Sebelum memasuki musim kemarau, curah hujan tinggi yang terjadi sejak awal Maret 2025 telah menyebabkan banjir di beberapa wilayah, termasuk di sekitar Jakarta. Ketinggian air dilaporkan mencapai 3 meter, memaksa warga untuk mengungsi.

BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan iklim yang dapat mempengaruhi pola cuaca sepanjang tahun 2025.

[RWT]



Berita Lainnya