Kukar
Desa Pela Masuk 50 Besar Desa Wisata Indonesia 2022, Dispar Kukar: Bakal Ikut Penilaian Lanjutan
Kaltimtoday.co, Tenggarong — Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar) salah satu perwakilan Kalimantan Timur yang masuk 50 besar pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Event yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini diikuti sebanyak 3416 peserta dari seluruh Indonesia.
Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Muhammad Ridha Fatrianti menyebutkan, setelah ditetapkan masuk 50 besar oleh kementerian. Ada 7 kriteria yang bakal dinilai lebih lanjut, seperti kelembagaan desa, daya tarik wisata, homestay, konten digital, souvenir, toilet, dan Cleanliness Health Safety dan Environment (CHSE).
Untuk itu, Dispar bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdawis) dan Pemdes Desa Pela juga melaksanakan rapat internal. Serta melakukan pendampingan.
"Informasinya pak menteri Parekraf itu datang sebagai wisatawan. Artinya dia datang seperti mau beli paket wisata yang ada di Desa Pela atau berkunjung sekaligus meninjau (penilaian)," kata Ridha, Sabtu (14/5/2022).
Desa Pela sendiri, memiliki daya tarik wisata alam, salah satunya keberadaan hewan yang dilindungi yakni pesut mahakam. Ada juga inovasi dari masyarakat yaitu keberadaan museum nelayan.
"Mereka juga memiliki potensi kuliner, dan kalau kita mau ke Danau Semayang itu juga ada wisata Tanjung Tamanoh," imbuhnya.
Sementara itu, Pokdarwis Desa Pela Alimin Azarbaijan menuturkan, 7 kategori penilaian pada ajang ADWI 2022 sudah terpenuhi. Saat ini Pokdarwis bakal memperkuat sisi kelembagaan dan digitalisasinya.
"Seperti museum nelayan yang menjadi konten kreatif," ujarnya.
Alimin bercerita, Desa Pela dikenal sebagai desa wisata setelah terbentuknya Pokdarwis pada 2017 lalu. Saat itu, mengangkat potensi keindahan alam seperti melihat pemandangan terbenamnya matahari. Kemudian Sungai Pela yang menjadi lalu lalangnya pesut Mahakam. Kala itu, wisata yang ada di Desa Pela dipromosikan oleh komunitas wisata yang ada di Kaltim, hingga viral.
"Di 2018, saking viralnya kami direkomendasikan untuk mewakili Kukar dalam lomba Pokdarwis tingkat Provinsi Kaltim, Alhamdulillah kami dapat juara 3," katanya.
Sungai Pela salah satu tempat yang aman untuk keberadaan Pesut Mahakam, karena sungai ini bukan lintasan kapal ponton batubara. Selain tidak ada sampah yang larut, pemerintah desa juga membuat aturan tentang larangan alat tangkap nelayan yang tidak ramah lingkungan.
Seiring berjalannya waktu, Pokdarwis Desa Pela kembali berinovasi, dengan membangun wisata Museum Nelayan. Menampilkan berbagai alat tangkap ikan ramah lingkungan yang biasa digunakan masyarakat Desa Pela yang mayoritas penduduknya adalah nelayan.
Didalamnya, menggunakan digitalisasi seperti barcode, ketika ada tamu tinggal scan barcode. Nanti langsung muncul penjelasan lengkap, begitulah dengan informasi pesut mahakam.
"Penjelasannya menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Semua itu dikembangkan dalam jangka 5 tahun," pungkasnya.
[SUP | NON | ADV DISKOMINFO KUKAR]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Pemkab Kukar Tingkatkan Kapasitas Desa Lewat Bimtek Keuangan dan Pariwisata
- Ini 5 Destinasi Wisata Menarik di Sekitar IKN yang Wajib Dikunjungi Saat HUT ke-79 RI, Apa Saja?
- Desa Pela Jadi Pilot Project Program Ekosistem Keuangan Inklusif di Kukar
- Tingkatkan Kualitas Pembatik Kaltim, Hetifah Fasilitasi Peningkatan Kapasitas SDM Parekraf Sektor Batik
- Tingkatkan Kapasitas Pelaku Parekraf, Hetifah Gelar Sosialisasi dan Sertifikasi MICE