Daerah

Di Bawah Ancaman Penggusuran, Pedagang Pasar Subuh Samarinda Tetap Berjualan

Kaltim Today
05 Mei 2025 11:51
Di Bawah Ancaman Penggusuran, Pedagang Pasar Subuh Samarinda Tetap Berjualan
Sejumlah lapak pedagang di Pasar Subuh Samarinda diamankan secara mandiri untuk antisipasi penertiban yang dilakukan Satpol PP.

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Suasana cemas menyelimuti aktivitas jual beli di Pasar Subuh Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Karang Mumus, Senin (5/5/2025). Meski tetap berjualan seperti biasa, puluhan pedagang melakukannya dengan hati-hati menjelang rencana penertiban dari Pemkot Samarinda.

Dari pantauan di lokasi, sejumlah pedagang telah memindahkan lapaknya ke lahan pribadi yang dianggap lebih aman. Bahkan, kegiatan jual beli berakhir lebih cepat dari biasanya, membuat beberapa pembeli yang datang terlambat harus pulang dengan tangan kosong.

Marsini, salah satu pedagang sayur dan buah yang telah berjualan sejak 1986, mengaku sengaja membawa dagangan dalam jumlah terbatas sebagai langkah antisipatif.

“Memang sengaja bawa jualannya sedikit. Biasanya juga kalau jualan ya ada mejanya, tapi ini enggak pakai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Marsini.

Ketua Paguyuban Pasar Subuh (PPS), Abdul Salam, menjelaskan bahwa lapak yang diamankan mandiri sebagian besar milik pedagang sayur. Sementara pedagang daging, terutama penjual daging babi, tetap berjualan di tempat semula karena bobot lapak yang berat dan sulit dipindahkan.

“Kalau lapak penjual daging babi itu berat-berat jadi kasihan juga misal mau pindah-pindah. Kalaunya sayur itu kan ringan. Makanya kita pindahkan sementara,” jelas Salam.

Salam juga membeberkan bahwa hubungan antara pedagang dengan pemilik lahan semula berjalan baik. Namun, komunikasi mulai terputus setelah adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu pasca aksi para pedagang di Balai Kota, pekan lalu.

“Dulu kalau saya telepon, pasti dibalas. Tapi setelah relokasi diumumkan dan kita orasi, ada ancaman. Setelah itu, saya coba hubungi pemilik lahan malamnya, enggak diangkat. Paginya nomor saya sudah diblokir,” ungkap Salam.

Ia menyesalkan bahwa proses komunikasi yang sebelumnya terbuka dan penuh saling percaya kini berubah drastis. Ia menduga ada pihak-pihak yang melakukan intimidasi.

[NINDI | TOS]



Berita Lainnya