Opini
Isran dan Pisang Batuah
Catatan Rizal Effendi
MENARIK juga kegiatan Gubernur Isran Noor kali ini. Meluncurkan benih pisang unggul dan panen buah kelengkeng. Acara tersebut berlangsung di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBI TPH) di Desa Batuah, Loa Janan, Kutai Kartanegara, pada Minggu (6/8) yang lalu.
Isran tampak ceria. Dia tiba bersama Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian/Plt Staf Ahli Mentan Inti Pertiwi Aswari, Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun, anggota DPD RI dari Kaltim Nanang Sulaiman, Sekdaprov Sri Wahyuni, anggota TGUP Kaltim Dr Ibrahim dan Dr Zulkarnaen serta beberapa pejabat lainnya.
Mereka disambut dengan antusias oleh Kepala Dinas Pangan TPH Siti Farisyah Yana, Kepala UPTD BBI TPH Devis Hendra, SP.MP, bersama stafnya.
"Terima kasih kepada Bapak Gubernur dan Ibu Direktur yang telah datang ke BBI TPH kami di Batuah ini," kata Yana bersemangat.
Dinas Pangan TPH Kaltim memiliki tiga balai benih. Selain di Desa Batuah, ada juga BBI di Rempanga, Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar) dan satu lagi di Sepaku Semoi, Penajam Paser Utara (PPU) yang berdekatan dengan lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Desa Batuah didirikan pada tahun 1997 dengan luas 84,32 Km2, dan termasuk dalam wilayah Kukar juga. Dulunya dikenal sebagai desa penghasil lada atau merica. Banyak warga setempat yang mampu menunaikan ibadah haji berkat hasil penjualan lada. Maka dari itu, desa ini dahulu terkenal dengan sebutan "haji lada." Banyak yang mampu menunaikan ibadah haji berkat hasil penjualan lada yang melimpah.
Lokasinya yang sangat strategis, terletak antara Km 15 hingga Km 31 di jalan poros Balikpapan-Samarinda, tidak jauh dari Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, membuat Dinas Pangan TPH Kaltim memilih Batuah sebagai salah satu BBI terbaik. Dengan luas sekitar 35 hektare, tempat ini sangat cocok untuk pengembangan.
Kunjungan Gubernur Isran ke Batuah membawa dampak nyata. Beliau secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) penetapan BBI TPH Batuah sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dengan SK tersebut, BBI TPH menjadi lebih mandiri dalam pengelolaan keuangan dan dapat menjadi sumber pendapatan daerah. Dengan status BLUD, ada dua sumber pembiayaan BBI TPH, yakni dari APBD dan hasil jasa pelayanan.
Selanjutnya, Isran meresmikan laboratorium yang dimiliki oleh BBI TPH Batuah.
"Ini merupakan langkah luar biasa bagi kami dan Pemerintah Provinsi Kaltim, karena hanya sedikit daerah di Indonesia yang memiliki fasilitas laboratorium seperti ini," ujar Yana dengan antusias.
Gedung laboratorium ini telah dibangun pada tahun 2022, lalu direnovasi dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas laboratorium sehingga kini berfungsi sebagai laboratorium kultur jaringan. Laboratorium ini dioperasikan oleh tenaga ahli yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang pertanian.
Prinsip utama dari kultur jaringan adalah memperbanyak tanaman melalui bagian vegetatif yang ditempatkan pada media buatan, baik berupa media padat maupun media cair. Keunggulan kultur jaringan terletak pada kecepatan dan jumlah perbanyakan tanaman yang dapat dilakukan, sehingga bibit tanaman selalu tersedia sepanjang waktu dan bebas dari hama penyakit.
Menurut Yana, program kultur jaringan akan terus dikembangkan sebagai nilai tambah untuk BLUD BBI TPH. "Kultur jaringan mampu menghasilkan tanaman-tanaman unggul seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman lainnya yang memiliki nilai ekonomi komersial," tambahnya.
Gubernur memberikan apresiasi terhadap kehadiran BBI TPH Batuah dengan fasilitas laboratorium yang lengkap. "Kami berharap hal ini dapat menjadi contoh nasional dan menjadi sektor unggulan di industri perbenihan nasional," ujar Gubernur dengan semangat.
Respons positif juga datang dari Direktur Perbenihan Kementan Inti Pertiwi, Aswari, yang memuji BBI TPH Batuah. "Ini adalah satu-satunya contoh Balai Benih Indukan Hortikultura terbaik di Indonesia," katanya. Ia berjanji akan memberikan dukungan dana tambahan dari APBN.
Bibit pisang hasil kultur jaringan dari BBI TPH Batuah memberikan bantuan besar bagi para petani, terutama di Kaltim yang dikenal sebagai salah satu pemasok pisang kepok atau pisang manurun terbesar di Indonesia, terutama di Kabupaten Kutai Timur.
Sambil berkunjung ke BBI TPH Batuah, Gubernur dan para tamu diundang oleh Yana untuk mengambil bagian dalam panen buah kelengkeng kateki. Ratusan pohon kelengkeng kateki di lokasi tersebut siap untuk dipanen. Buahnya melimpah, sehingga setiap orang ingin memetiknya.
"Sayapun terkesima, buah kelengkengnya sangat lezat. Teksturnya padat dan rasanya manis," ucap Gubernur dengan senyum.
Para pejabat lainnya juga merasakan hal yang sama saat mereka turut dalam panen tersebut. Termasuk Direktur Perbenihan, Sekdaprov, dan Wakil Ketua DPRD Kaltim.
Kelengkeng kateki adalah varietas baru buah kelengkeng hasil persilangan antara kelengkeng lokal berkualitas premium. Varietas ini berasal dari pohon induk tunggal (PIT) milik Sumiawi, yang berada di Dukuh Kateki, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kelengkeng kateki mudah dikenali dari bentuknya yang bulat dan kulit buahnya yang berwarna cokelat dengan bintik-bintik berwarna cokelat tua. Daging buah kateki memiliki warna putih bening.
Aroma buah ini lembut dan kadar airnya tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terlalu basah saat dikonsumsi.
Gubernur mengusulkan agar BBI TPH Batuah juga dapat dikembangkan menjadi kawasan agrowisata.
"Jika menjadi kawasan agrowisata, manfaat ekonomi tidak hanya akan dirasakan oleh para petani, tetapi juga oleh masyarakat sekitar," tambahnya.(*)
Related Posts
- Pj Gubernur Kaltim Soroti Penanganan Kasus Muara Kate, Akan Bangun Komunikasi dengan Polda dan 48 Inspektur Tambang
- Pj Gubernur Kaltim Umumkan Kenaikan UMSK 2025 di 7 Kabupaten/Kota, Kota Bontang Catat Upah Sektoral Tertinggi
- Sudah 30 Hari Kasus Muara Kate Tanpa Kejelasan, Koalisi Masyarakat Sipil Kembali Desak Pj Gubernur Kaltim Bertindak
- Dengar Aspirasi Petani Kaltim, Sarifah Suraidah Janji Perjuangkan Stabilitas Harga Pupuk
- PBB Tetapkan Hari Danau Dunia, Danau Matano Jadi Contoh Sinergitas Konservasi Air