Kukar

Jawab Keresahan Petani, BUMDes Sumber Purnama Desa Loh Sumber Kukar: Gagal Panen Dapat Asuransi

Kaltim Today
15 Oktober 2021 12:01
Jawab Keresahan Petani, BUMDes Sumber Purnama Desa Loh Sumber Kukar: Gagal Panen Dapat Asuransi
Kades Loh Sumber selaku Komisaris BUMDes Sumber Purnama, Sukirno. (Supri/Kaltimtoday.co).

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Kehadiran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama menjawab keluhan masyarakat terhadap permasalahan yang dihadapi. Harga jual padi sawah anjlok khususnya para petani Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

BUMDes yang bergerak di sektor pertanian ini terbentuk sekitar satu tahun yang lalu tepatnya pada Oktober 2020.

Meski masih seumur jagung, BUMDes Sumber Purnama merupakan yang pertama kali memiliki Program Agro Solusi di Kalimatan. Sejumlah kabupaten/kota pun ingin melakukan study banding mengenai konsep yang diterapkan. Maka tak salah jika dalam jangka 1,5 tahun Indeks Desa Membangun (IDM) awalnya berkembang, kini ditetapkan sebagai desa mandiri.

Kades Loh Sumber, Sukirno mengatakan, latar belakang BUMDes bergerak di sektor pertanian lantaran sering kali mendengar jeritan petani, harga jual dibawah standar apalagi seusai panen raya. Hasil panen dibeli dengan harga standar, yakni kisaran Rp 5 hingga 5,5 ribu perkilonya. Itu pun hanya gabah kering potong bukan giling. Maka berdirilah pabrik pengilingan padi khusus BUMDes.

Mesin penggiling padi yang dikelola BUMDes Sumber Purnama, Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu Kukar. (Supri/Kaltimtoday.co).
Mesin penggiling padi yang dikelola BUMDes Sumber Purnama, Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu Kukar. (Supri/Kaltimtoday.co).

Sebagaimana diketahui, meski dikelilingi tambang batu bara, mayoritas masyarakat Kukar berprofesi sebagai petani. Hal ini yang menginisiasi bergerak bersama membantu dan mengangkat derajat ekonomi petani.

“Harapanya Program Agro Solution dapat menyertakan petani yang ada. Selama ini, para petani bermasalah di pendanaan. Untuk itu mulai saat ini,  dari masa tanam hingga pasca panen, kami yang akan membiayai,” kata Sukirno.

“Alokasi anggaran yang disiapkan mulai dari Rp8-13 juta perhektarnya yang menyangkut sesuatu apapun bentuknya menjadi tanggung jawab BUMDes. Kegagalan panen petani kami asuransikan, sudah bekerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP),” tambahnya.

Sukirno selaku Komisaris menambahkan, Pemkab Kukar dan Camat Loa Kulu sangat mendukung program yang digalakkan Desa Loh Sumber. Tak kalah penting, program ini pun tak terlepas daripada mewujudkan program dedikasi Bupati Kukar, yakni memperkuat pembangunan ekonomi berbasis pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif. Sehingga saling singkronisasi dan terintegrasi antara daerah dan desa.

Program Agro Solusi belum diperkenalkan secara luas namun perlahan akan disosialisasikan. Saat ini, sudah ekspansi di lima desa diantaranya Desa Sumber Sari dan Sungai Payang. Dalam waktu dekat, kembali diperluas di Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong.

“Nanti akan dicoba terlebih dahulu, satu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dengan luas garapan sekitar 25 hektar,” ungkap Sukirno yang pernah bertugas di Satpol PP Kukar selama 12 tahun ini.

Alat Mesin Pertanian (Alsintan) untuk memanen atau memotong padi sawah bagi petani yang sudah bekerjasama dengan BUMDes Sumber Purnama, Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu Kukar. (Supri/Kaltimtoday.co).
Alat Mesin Pertanian (Alsintan) untuk memanen atau memotong padi sawah bagi petani yang sudah bekerjasama dengan BUMDes Sumber Purnama, Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu Kukar. (Supri/Kaltimtoday.co).

Sukirno menyebutkan, pengembangan yang telah berhasil, yakni di Desa Sungai Payang. Dulunya lahan seluas 1,5 hektar hanya menghasilkan 3 atau 4 ton padi sawah, namun saat panen raya yang dihadiri Dinas Ketahanan Pangan Kaltim mencapai 9 hingga 10 ton. Suatu keberhasilan walaupun tidak semuanya seperti itu, tinggal bagaimana mekanisme dari petani itu sendiri, mau mengikuti aturan yang diajurkan BUMDes atau tidak.

“Kadang-kadang petani maunya main sendiri, kalau betul-betul mengikuti daripada juknis yang diberikan, Insyaallah akan berhasil,” imbuhnya.

Sementara itu, Desa Loh Sumber salah satu desa yang dikelilingi tambang baru bara, BUMDes yang bergerak  di sektor pertanian merupakan persiapan pasca tambang. Selain itu, juga menjadi upaya menyambut Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimatan Timur (Kaltim) sebab kebutuhan akan beras sangat dibutuhkan. Selama ini, beras disuplai dari Sulawesi dan Jawa, tentu kedepan perlahan mencoba memenuhi kebutuhan dari daerah sendiri. Untuk kualitasnya pun tak kalah bersaing.

“Ayo beralih mengunakan produk hasil petani lokal dan masalah kualitas tidak kalah bersaing serta harga bisa distadarisasikan. Mudah-mudahan BUMDes kami bisa melakukan yang terbaik,” harapnya.

Secara terpisah, keberadaan BUMDes dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes), namun Sukirno belum mewajibkan untuk diberikan ke Pemdes. Lebih tepatnya, beberapa tahun ini digunakan untuk mengembangkan dan meningkatan BUMDes, jika berjalan dengan lancar maka PADes didapatkan lebih besar dan BUMDes berkembang pesat serta semakin baik dan maju.

“Sementara ini tidak diwajibkan walaupun wajib. Anggap saja desa masih menampung,” jelasnya.

Ketua BUMDes Sumber Purnama, Sudarmaji menuturkan, awalnya dirinya sebagai kelompok pemotong padi sehingga jeritan petani pun ikut dirasakan.

Jika selama ini padi lokal kala bersaing denga sulawesi, Sudarmaji memutuskan pergi langsung ke selawesi, mencari tau penyebabnya padi mereka lebih unggul.

“Ternyata mulai pasca panen kami salah semua, kurang benar penangannya. Baik itu penjemuran, penyimpanan bahkan pengilingan kalah semua. Maka BUMDes hadir untuk menata dan mengelola semua itu dengan baik,” terang mantan anggota Polri ini.

Cakupan lahan pertanian Gapoktan yang bekerjasama dengan Bumdes sekitar 15 hektar, namun kedepan targetnya sekitar 2 ribu hektar. Panen padi pun tidak dilakukan manual namun mengunakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan), setidaknya ada empat unit Alsintan yang digunakan.

Jenis bibit padi sawah sementara ini pun masih berbeda-beda namun kedepan akan diserentakan dengan bibit varietas unggul guna menciptakan mutu beras yang berkualitas bagus.

“Salah satu tujuan kedepan yakni swasembada padi sawah dan mengangkat harkatnya petani jangan sampai ada yang teriak lagi,” ungkapnya.

Sudarmaji menyebutkan, program agro solusi baru pertama kali ada di Kalimantan yang menerapkannya. Bahkan dirinya menjadi narasumber se-Indonesia mengenai konsep tersebut melalui zoom meeting.

“Bahkan menteri sampai datang kesini, saat itu usia kami baru tujuh bulan,” tandasnya.

[SUP | NON | ADV PROKOM KUKAR]



Berita Lainnya