Nasional
Kabar Gembira! Nilai Tukar Petani Naik di Januari 2024
Kaltimtoday.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kabar gembira bagi para petani di awal tahun 2024. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Januari 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,43% dibandingkan Desember 2023. Kenaikan ini didorong oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,69%.
“Kenaikan NTP Januari 2024 ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya sebesar 0,26%,” ungkap Plt. Ketua BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta.
Berdasarkan data BPS, empat komoditas yang dominan mendorong kenaikan NTP adalah gabah, jagung, tomat, dan karet. Di sisi lain, bawang merah, tomat, beras, dan sigaret kretek mesin menjadi komoditas utama yang mempengaruhi kenaikan Ib.
Analisis Subsektor dan Harga Gabah
Secara subsektoral, kenaikan NTP tertinggi terjadi pada tanaman pangan (1,66%) dan tanaman perkebunan rakyat (0,69%). Sementara itu, NTP hortikultura mengalami penurunan sebesar 4,47%.
Pada Januari 2024, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 2,97% mtm menjadi Rp 6.925 per kilogram. Harga GKG juga mengalami kenaikan, yaitu 4,85% mtm dan 24,52% yoy, sehingga mencapai Rp 8.095 per kilogram.
Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP)
Selain NTP, BPS juga melaporkan NTUP pada Januari 2024 yang mencapai 120,03. Angka ini naik 0,28% dibandingkan Desember 2023. Kenaikan NTUP ini didorong oleh It yang naik 0,69%, lebih tinggi dibandingkan kenaikan BPPBM sebesar 0,41%.
Subsektor tanaman pangan mengalami peningkatan NTUP tertinggi (1,41%), sedangkan hortikultura mengalami penurunan NTUP terdalam (4,54%).
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Dukung Petani Lokal, ASN PPU Wajib Konsumsi Beras Lokal Daerah
- Dorong Kemandirian Petani, DKP PPU Fokus Latih Pembuatan Pestisida Nabati
- Pemerintah Pangkas Regulasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Demi Kemudahan Petani
- BPS Beri Penghargaan ke Pemkab PPU atas Keberhasilan Pengelolaan Data Ketahanan Pangan
- Inspektur BPS Dadang Hardiawan Tekankan Pentingnya Integrasi Data Statistik di Indonesia