Advertorial

Kekurangan Armada, DLH PPU Akui Pengangkutan Sampah di Babulu dan Petung Belum Maksimal

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 30 April 2025 19:36
Kekurangan Armada, DLH PPU Akui Pengangkutan Sampah di Babulu dan Petung Belum Maksimal
Kepala DLH PPU, Safwana. (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Sejumlah kawasan di Penajam Paser Utara (PPU) masih bergulat dengan persoalan klasik pengelolaan sampah. Dengan jumlah armada yang terbatas dan usia kendaraan yang mulai uzur, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PPU harus berjuang ekstra untuk menjaga ritme pengangkutan, terutama di wilayah Babulu dan Petung yang volume sampahnya terus melonjak.

"Kita ini kan seperti di wilayah Babulu dan Petung, kan kurang armadanya," kata Kepala DLH PPU, Safwana. 

Ia mengakui, keterbatasan armada menjadi hambatan utama dalam menjaga kebersihan dua wilayah tersebut.

Di tengah keterbatasan itu, DLH PPU berusaha mempertahankan frekuensi pengangkutan sesering mungkin untuk mencegah penumpukan sampah yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan lingkungan. 

"Kita selama ini beberapa kali mengambil timbulan di sana, karena timbulannya luar biasa," ungkap Safwana.

Petung, salah satu pusat aktivitas perdagangan di PPU, menjadi salah satu titik dengan produksi sampah harian yang sangat tinggi. Pasar tradisional yang ramai setiap hari menghasilkan timbulan sampah yang tak sedikit, sehingga butuh perhatian khusus dari petugas kebersihan. 

"Jadi kami harus angkut setiap hari sampai habis. Misalnya di Pasar Petung itu kan banyak itu, bisa sampai tiga kali ambil," ujar Safwana.

Ia menambahkan, intensitas pengangkutan yang tinggi di Pasar Petung menjadi cerminan nyata bahwa armada yang ada saat ini sudah tidak lagi cukup memadai untuk menampung beban kerja yang semakin berat. 

Setiap hari, tim DLH harus memutar armada yang sama berulang kali agar timbulan sampah tidak menumpuk dan menimbulkan persoalan baru. Melihat situasi ini, DLH PPU menegaskan pentingnya penambahan kendaraan operasional. 

"Makanya tiap tahun kami usulkan penambahan armada itu," kata Safwana. 

Usulan tersebut rutin diajukan melalui berbagai skema, baik dari APBD maupun bantuan keuangan provinsi dan pusat, namun realisasi di lapangan tetap belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan aktual.

Safwana mencontohkan, di Kecamatan Babulu, jumlah kendaraan yang melayani pengangkutan sampah sangat terbatas. 

"Kalau di Babulu itu hanya ada tiga unit armada yang melakukan pengambilan timbulan sampah," ujarnya. 

Dengan luasan wilayah dan jumlah penduduk yang cukup besar, tiga armada dianggap jauh dari cukup untuk menjaga kebersihan Babulu secara optimal.

Lebih memperburuk situasi, sebagian armada yang masih beroperasi saat ini merupakan kendaraan lama hasil pengadaan beberapa tahun silam. Kondisinya, kata Safwana, sudah tidak prima dan membutuhkan perawatan ekstra agar tetap bisa diandalkan. 

"Tetapi dari 17 armada yang kami punya, kondisinya terbatas karena sudah lama pengadaan kami itu," tutup Safwana.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 



Berita Lainnya