Daerah

Kinerja Ekonomi di Kaltim Masih Didominasi Sektor Pertambangan dan Penggalian

Yasmin Medina Anggia Putri — Kaltim Today 28 Juli 2023 15:48
Kinerja Ekonomi di Kaltim Masih Didominasi Sektor Pertambangan dan Penggalian
Ilustrasi tambang. (IST)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kinerja ekonomi Kaltim menurut lapangan usaha masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian. Data Struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha pada 2022 menunjukkan sektor pertambangan dan penggalian berada di angka 53,24 persen. 

Kemudian ada sektor lainnya yang mencapai 24,67 persen, sektor industri pengolahan 15,05 persen, dan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan ada di angka 7,04. Jika dilihat pada data-data tahun sebelumnya, PDRB menurut lapangan usaha sektor pertambangan dan penggalian memang paling tinggi pada 2022. 

Pada 2021, sektor pertambangan dan penggalian ada di angka 45,11 persen. Lalu pada 2020 41,27 persen, dan 2019 mencapai 45,52 persen. 

Lalu terkait laju pertumbuhan beberapa lapangan usaha pada 2022 justru paling tinggi di sektor transportasi dan perdagangan, yakni sebesar 11,96 persen. Disusul jasa keuangan dan asuransi 9,46 persen, penyediaan akomodasi makan dan minum 9,16 persen, dan konstruksi 7,79 persen. 

Selanjutnya ada industri pengolahan 3,58 persen, pertambangan dan penggalian 3,49 persen, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan yang berada di angka 1,96 persen. 

Dijelaskan Statistisi Ahli Muda dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Ika Ayuningtyas bahwa mulai 2022, kinerja ekonomi Kaltim menunjukkan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. Sebab ekonomi Kaltim mampu tumbuh sebesar 4,48 persen pada 2022. 

"Laju pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,31 persen lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan ekonomi Kaltim. Namun, peningkatan kinerja ekonomi sangat dipengaruhi berbagai faktor," ungkap Ika dalam konferensi pers di Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Kaltim, Jumat (28/7/2023). 

Faktor-faktor tersebut meliputi faktor global seperti peningkatan permintaan batu bara karena perkembangan kondisi geopolitik dan perluasan pasar penjualan dan faktor domestik seperti peningkatan belanja pemerintah dan pembangunan infrastruktur IKN yang sudah dimulai. 

Lebih spesifik soal faktor global, memasuki 2023, perekonomian global diprediksi masih menghadapi berbagai tantangan. Contohnya, ketidakpastian tensi geopolitik, potensi cuaca ekstrem, tingginya tingkat suku bunga, inflasi tinggi, serta gejolak sektor finansial. 

"Tantangan tersebut terjadi pada mitra dagang Kaltim, misal Tiongkok, India, Uni Eropa. 2023, Tiongkok mulai mencabut kebijakan Zero Covid Policy dan kembali membeli batu bara dari Australia, dan cuaca ekstrem di Asia Timur," sambung Ika. 

Sedangkan untuk faktor domestik, spesifiknya meliputi belanja pemerintah seperti gaji pegawai, THR, gaji ketigabelas, belanja bantuan sosial, belanja barang jasa, dan belanja modal.

Kemudian ada cuaca yang berkaitan dengan pertanian dan pertambangan, panen raya, pembangunan IKN, investasi yang masuk di Kaltim seperti pembangunan pabrik. Lalu momen hari raya hingga liiburan sekolah.

"Termasuk berbagai event yang diselenggarakan di Kaltim dan penambahan gerai, restoran, pusat perbelanjaan, toko," tandasnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya