Samarinda

Lapas Kelas IIA Samarinda Didominasi Kasus Narkotika

Claudius Vico Harijono — Kaltim Today 01 November 2025 19:54
Lapas Kelas IIA Samarinda Didominasi Kasus Narkotika
Lapas Kelas IIA Samarinda. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Deretan blok kamar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Samarinda di Jalan Jenderal Sudirman kini terasa semakin padat. Suara langkah para warga binaan berpadu dengan kesibukan petugas yang saban hari mengatur kegiatan pembinaan. Di balik tembok tinggi itu, tersimpan kisah ratusan orang yang sedang berjuang menebus kesalahan dan mencari jalan pulang.

Pariadi, bagian Bimbingan Anak Didik (Binadik) Lapas Kelas IIA Samarinda, menyebut ada 740 warga binaan yang kini menghuni lapas tersebut per 25 Oktober 2025. Dari jumlah itu, 425 orang di antaranya merupakan narapidana kasus narkoba.

“Lapas Samarinda ini adalah lapas umum, bukan khusus untuk kasus narkoba,” tutur Pariadi pelan.

Namun kenyataannya, kasus narkoba kini menjadi wajah dominan di dalam tembok pembinaan itu. Banyak di antara mereka yang dipindahkan dari Lapas Bayur, Balikpapan, yang sudah mengalami kelebihan kapasitas. 

“Bayur sudah terlalu penuh. Jadi beberapa napi narkoba dipindahkan ke sini agar bisa tetap menjalani pembinaan,” jelasnya.

Di antara ratusan penghuni itu, ada yang baru pertama kali terjerat kasus hukum, ada pula yang sedang berjuang memutus lingkaran kecanduan. Lapas menjadi tempat baru bagi mereka untuk belajar tentang arti kebebasan yang sesungguhnya.

Selain napi narkoba, Pariadi merinci, terdapat 33 napi kasus korupsi, 1 napi perdagangan orang, 2 napi kasus pencurian uang, dan 281 napi kasus pidana umum seperti pembunuhan dan pencurian. Tak ada napi terorisme di Lapas Samarinda.

Dari total tersebut, 644 orang menjalani hukuman di atas satu tahun, 2 orang di bawah satu tahun, 78 orang menjalani hukuman denda atau pengganti uang, dan 16 orang lainnya menjalani hukuman seumur hidup.

Baginya, setiap warga binaan punya cerita, punya alasan, dan masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri. 

“Tugas kami bukan hanya menjaga, tapi juga memberi ruang bagi mereka untuk berubah,” katanya menutup pembicaraan dengan nada penuh harap.

[RWT]



Berita Lainnya