Daerah

Lestarikan Budaya Lokal, Midtown Hotel Samarinda Wadahi Puluhan Pelajar Membatik secara Gratis

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 26 Januari 2024 06:57
Lestarikan Budaya Lokal, Midtown Hotel Samarinda Wadahi Puluhan Pelajar Membatik secara Gratis
Suasana Talkshow Lestari Batik Samarinda di Midtown Hotel. (Dok. Midtown Hotel Samarinda)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Midtown Hotel Samarinda memberikan wadah bagi puluhan pelajar dalam bentuk pelatihan membatik secara gratis, demi mendukung pelestarian batik khas Samarinda, Kamis (25/1/2024).

Melalui Talkshow Lestari Batik Samarinda, Midtown memberikan kesempatan para pelajar, melalui pelatihan membatik secara gratis bersama pengrajin batik Samarinda, Syahril Darmawie.

Tidak hanya itu, Syahril Darmawie juga memberikan materi serta pengalamannya dalam membatik, sebagai inspirasi bagi peserta yang hadir dalam acara tersebut.

General Manager Midtown Hotel Samarinda, Imam Mustofa mengaku kaget melihat antusiasme yang cukup tinggi dari para pelajar yang hadir.

"Ini melebihi ekspektasi, karena yang diundang tidak sebanyak ini. Kami bersyukur atas hal itu," pungkasnya.

Pihak Midtown tidak hanya mengundang Syahril Darmawie saja, melainkan juga pembatik Samarinda lainnya, Novarita.

Imam menambahkan, paling tidak para pelajar bisa mendapatkan wadah sebagai pemula dalam membatik agar dapat lebih mengenal kebudayaan lokal yang ada di Samarinda.

"Kegiatan ini menjadi tahun pertama kami dalam mewadahi pelajar untuk membatik. Semoga kegiatan ini bisa menarik perhatian masyarakat, untuk lebih cinta dengan batik itu sendiri," jelasnya.

Sementara itu, Syahril Darmawie, mengaku senang bisa memberikan pelatihan batik secara gratis kepada puluhan pelajar yang hadir.

"Mekanismenya kami memberikan pelatihan dengan pola yang mudah, pelajar membatik secara mandiri, dan mewarnainya sesuka hati mereka," kata pemilik tujuh sertifikat HAKI tersebut.

Tidak hanya dalam kesempatan itu saja, Syahril juga kerap kali memberikan pelatihan membatik secara cuma-cuma, agar generasi muda bisa mencintai kekayaan lokal Indonesia, dengan sepenuh hati.

"Setelah membatik, mereka bisa membawa pulang hasil karyanya masing-masing," tutup Syahril.

[RWT]



Berita Lainnya