Internasional

Malaysia Alami Kekeringan, Warga Panic Buying Air Minum Kemasan

Diah Putri — Kaltim Today 22 Mei 2023 09:46
Malaysia Alami Kekeringan, Warga Panic Buying Air Minum Kemasan
Kondisi warga Malaysia saat panic buying air minum kemasan. (Sumber: thestar.com.my)

Kaltimtoday.co - Warga Malaysia mengalami panic buying air minum kemasan. Mereka berbondong-bondong menyerbu supermarket hingga saling rebut botol air minum kemasan. Bagaimana peristiwa ini bisa terjadi?

Dilansir dari The Star, Minggu (21/5/2023), kekeringan tengah melanda Malaysia dalam satu pekan terakhir ini. Curah hujan rendah mengakibatkan bendungan di Malaysia kering hingga mengganggu sistem pasokan air bersih. 

Situasi diperparah dengan adanya gangguan sistem air bersih di sepanjang Sungai Muda. Kondisi ini lantas membuat warga khawatir akan kekurangan air bersih. Sebab, hal tersebut dapat mengganggu kesehatan.

Jutaan warga Penang dan Kedang beramai-ramai mendatangi supermarket untuk membeli air minum kemasan dalam jumlah banyak.

Panic buying yang terjadi membuat ketersediaan air minum kemasan ludes kurang dari 24 jam. Kekeringan yang terjadi juga berdampak terhadap pedagang makanan yang harus menutup tokonya karena tidak bisa menyediakan makanan sehari sebelumnya tanpa adanya air.

Sungai Muda mengalami kekeringan, menjadikan tingkat air di beberapa bendungan Penang menurun. Tercatat sejak Sabtu (20/5/2023), Bendungan Ayer Itam 39,8 persen terisi, Bendungan Teluk Bahang 46,2 persen, dan Bendungan Mengkuang menjadi 88,2 persen.

Dalam menanggapi permasalah tersebut, Menteri Utama Penang Chow Kon Yeow meminta warga untuk menghemat air. Ia juga menambahkan jika pasokan air di Bendungan Ayer Itam hanya cukup untuk 4 bulan kedepan. Sementara itu, ia juga menepis isu pemerintah Penang yang bersalah terhadap kondisi ini.

"Tidak benar Penang (yang bersalah dan) tidak memiliki rencana masa depan untuk ketahanan air. Ada banyak rencana dan pihak berwenang telah berbicara dengan rekan-rekan di Kedah" ujar Chow Kon Yeow.

Presiden Penang Water Watch, Chan Ngai Weng, mengatakan jika kondisi ini merupakan peringatan bagi warga Penang karena penggunaan air harian yang melebihi 300 liter pada tahun 2022.

Menurutnya, angka tersebut merupakan capaian tertinggi di Malaysia. Perlu adanya kenaikan tarif untuk mengendalikan pemborosan air. 

Di sisi lain, terkait permasalahan gangguan sistem air  yang memicu pintu bendungan di Sungai Muda terbuka, seharusnya ada peringatan otomatis.

Chan mengatakan jika ini merupakan tanggung jawab oleh pihak yang berwenang dengan memeriksa apakah sensor sudah dalam keadaan mati atau belum. Ia juga berharap ada tanda peringatan merah saat permukaan air sungai turun di bawah level.

“Komputer tidak membuat kesalahan. Pihak berwenang harus memeriksa apakah sensornya rusak atau ada virus. Kalau rusak sensornya, seharusnya ada peringatan yang dikirim ke setiap otoritas pengelola air di Penang dan Kedah begitu permukaan air Sungai Muda turun di bawah level tertentu,” tambahnya.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya