Daerah
Ornamen Turap Sambaliung Rusak dan Tak Terawat, Warga Berau Desak Perbaikan

Kaltimtoday.co, Berau - Cantik dan menawan tak lagi bisa disematkan untuk ornamen turap di Tanjung Baru, Sambaliung, Berau. Lantaran, kondisinya kini memprihatinkan, seusai lampu hias dan beberapa titik spot mulai rusak.
Padahal, pelengkap pada proyek dengan total Rp 37 miliar tersebut sempat menjadi ikon andalan Kabupaten Berau saat malam hari. Hanya saja, karena kurangnya perawatan, kondisinya tak bertahan lama.
Ketua RT 11 Sambaliung Yudha Putera menyayangkan jika icon andalan di kawasannya itu kini hanya tinggal kenangan. Sebagaimana diketahui, lokasi tersebut sebelumnya ramai dikunjungi pelancong bahkan ada yang berasal dari luar kota, seperti Samarinda.
"Sempat ramai, itu (ornamen) kan dibangun sejak 2020. Tapi tak sampai satu tahun, sudah mulai usang bahkan beberapa ada yang rusak," ungkapnya.
Pembangunan turap yang dimulai sejak APBD Perubahan 2019 itu dirancang tak hanya sebagai pengaman bantaran sungai, tapi juga menjadi pusat aktivitas masyarakat dan UMKM di malam hari. Penambahan ornamen seperti lampu hias bertujuan mempercantik kawasan serta mendidik masyarakat soal kebersihan lingkungan.
Tujuan penambahan ornamen turap tersebut yakni dapat menghidupkan ekonomi lewat wisata, serta mengedukasi masyarakat tentang kebersihan, seperti yang sudah diberlakukan di sepanjang Jalan Pulau Derawan, Ahmad Yani, dan tepian Gunung Tabur.
"Masyarakat di Sambaliung khususnya di RT. 11 yang biasanya membersihkan lokasi turap apabila semak belukarnya sudah tinggi-tinggi, intinya tiap minggu kita bersihkan gotong royong," lanjut Yudha.
Namun, sejak tidak terawat, turap Sambaliung kehilangan daya tariknya. Bahkan, Yudha mengaku telah beberapa kali mengajukan permohonan perbaikan ke Bupati Berau dan instansi terkait seperti Dinas PUPR dan Dinas Perhubungan.
"Di tahun 2023 pernah kita minta agar ditangani, sempat nyala kembali tapi tidak lama belum seminggu mati lagi, kalau bisa kita harapkan ada penanganan dan perawatan yang rutinlah, agar kondisinya tetap terjaga," tandasnya.
Kondisi gelap akibat lampu yang rusak memicu kekhawatiran warga. Lokasi turap kini sering digunakan untuk kegiatan negatif seperti pesta minuman keras, terutama oleh remaja.
Selain meresahkan, kondisi ini turut memukul pelaku UMKM lokal yang sebelumnya menggantungkan pendapatan dari kunjungan wisatawan malam.
"Kalau dulu ramai pengunjung omzet kita juga ikut kena imbas, tapi sekarang kurang, malah kerap dijadikan tempat anak muda mabuk-mabukan, perlu penanganan sih," sahut warga Sambaliung, Jaidi.
[MGN | RWT]
Related Posts
- UU BUMN 2025 Batasi KPK Tindak Direksi dan Komisaris, Ini Poin-Poin Krusialnya
- General Manager Resign, Kasus Tunggakan Gaji Karyawan RSHD Samarinda Masih Runyam
- Warga Sangatta Menang Sengketa Informasi, Dokumen RIPPM dan RKAB PT KPC Dinyatakan Terbuka
- Pushbike Championship Kukar Ramaikan Kawasan Kedaton, Diikuti 200 Peserta Anak
- Belum Berkembang Signifikan, MBG di Samarinda Baru Sasar 10 Sekolah