Gaya Hidup

Penyakit Lupus pada Gen Z, Tantangan Kesehatan di Era Modern

Nur Jayanti — Kaltim Today 10 November 2024 14:16
Penyakit Lupus pada Gen Z, Tantangan Kesehatan di Era Modern
Lupus (BBC)

Kaltimtoday.co - Apa yang pertama kali anda pikirkan ketika mendengar kata lupus? Banyak sekali simpang siur yang beredar di masyarakat mengenai lupus. Banyak dari kita yang mendengar bahwa lupus adalah penyakit kutukan dan menular sehingga banyak penderita lupus yang dijauhi oleh masyarakat. Padahal kabar yang beredar tidaklah selalu benar. Pada artikel kali ini, marilah kita membahas mengenai mitos dan fakta yang beredar mengenai penyakit lupus. Sebelum kita membahas mengenai mitos dan fakta, ada baiknya kita pahami dan ketahui terlebih dahulu apa dan bagaimana gejala dari penyakit lupus itu.

Apa Itu Lupus?
Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh, seperti kulit, ginjal, jantung, paru-paru, dan sendi. Penyakit ini ditandai dengan gejala yang bervariasi, seperti kelelahan ekstrim, nyeri sendi, ruam kulit, dan masalah ginjal. Meskipun lupus bisa menyerang siapa saja, termasuk gen Z.

Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, lupus diketahui terjadi akibat berbagai macam faktor. Tidak terdapat faktor tunggal yang menjadi tersangka utama dalam terjadinya penyakit ini. Faktor keturunan, lingkungan, dan hormonal menjadi tiga kombinasi yang menyebabkan sistem imun tidak dapat mengenali yang mana teman dan yang mana lawan.

Lupus Dapat Disembuhkan

Isu yang beredar bahwa penderita lupus dapat sembuh sebenarnya kurang tepat. Penyakit ini merupakan penyakit rematik autoimun yang membutuhkan pengobatan jangka panjang. Tujuan dari pengobatan lupus bukanlah untuk kesembuhan total. Sebagai penyakit kronik, tujuan dari pengobatan adalah diharapkan gejala lupus menjadi membaik, kerusakan organ dapat dicegah, dan kualitas hidup pasien menjadi lebih baik. 

Selain penggunaan obat-obatan, pasien lupus harus dijelaskan mengenai lupus dan organ yang terlibat pada pasien, pola hidup sehat seperti aktivitas fisik dan olahraga dan nutrisi, edukasi terkait kesehatan perempuan, hal-hal yang harus dihindari, pemantauan ke dokter, dan mengenali gejala-gejala kekambuhan. Mungkin jika anda merupakan masyarakat Kabupaten Nduga, Papua, maka anda bisa mengunjungi website https://pafikabnduga.org/, untuk mendapatkan informasi kesehatan yang anda butuhkan. 

Gejala Lupus pada Gen Z

Gejala lupus pada remaja atau orang muda sering kali tidak jauh berbeda dengan gejala pada orang dewasa. Beberapa gejala yang harus diperhatikan, antara lain:

  1. Kelelahan parah yang tidak dapat dijelaskan.
  2. Nyeri dan pembengkakan sendi, terutama pada pergelangan tangan, lutut, atau jari.
  3. Ruam kulit, terutama pada wajah (berbentuk kupu-kupu di pipi dan hidung), yang dapat diperburuk dengan paparan sinar matahari.
  4. Rambut rontok atau perubahan kondisi kulit lainnya.
  5. Gangguan ginjal, yang sering kali tidak disadari pada tahap awal.
  6. Kebingungan, kejang, atau masalah mental lainnya yang terkait dengan peradangan otak.

Penting bagi Gen Z untuk mengenali tanda-tanda ini dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.

Mengatasi Lupus pada Gen Z

Mengatasi lupus pada Gen Z melibatkan beberapa aspek, antara lain:

  1. Pengobatan Medis
    Pengobatan utama untuk lupus termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), kortikosteroid, antimalaria, dan imunosupresan yang bertujuan untuk mengendalikan reaksi imun tubuh. Terapi medis akan disesuaikan dengan kondisi dan tingkat keparahan gejala yang dialami.
  2. Perubahan Gaya Hidup
    Menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan mengelola stres adalah bagian penting dari pengelolaan lupus. Menghindari paparan sinar matahari langsung dengan menggunakan pelindung matahari dan mengenakan pakaian pelindung juga sangat dianjurkan.
  3. Dukungan Mental dan Emosional
    Menjaga kesehatan mental adalah hal yang sangat penting bagi penderita lupus muda. Bergabung dengan kelompok dukungan, baik secara online maupun offline, dapat membantu mereka mengatasi tantangan emosional yang sering kali datang bersama penyakit kronis.



Berita Lainnya