Nasional
Mengenal Puncak Carstensz, Gunung Tertinggi Indonesia dengan Salju Abadi

Kaltimtoday.co - Puncak Carstensz, atau dikenal juga sebagai Puncak Jaya, merupakan bagian dari Pegunungan Jayawijaya di Papua. Dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini menjadi salah satu dari lima pegunungan di dunia yang berada di wilayah khatulistiwa namun diselimuti salju tropis. Informasi ini dapat ditemukan dalam panel monitor kars Indonesia di Museum Kars.
Empat lokasi lain yang juga memiliki salju abadi di wilayah tropis adalah Sierra Nevada di Andes, Gunung Kenya, Gunung Kilimanjaro, dan Ruwenzori di Afrika. Keberadaan Puncak Carstensz sebagai salah satu pegunungan kars yang bersalju menjadikannya fenomena alam yang unik serta memiliki nilai penting bagi Indonesia dan dunia.
Menurut data tahun 1992, area salju di Puncak Jaya mencakup sekitar 3.300 hektare. Secara umum, kawasan kars di Papua berada di pematang Perbukitan Tengah dengan ketinggian antara 3.000 hingga 4.500 mdpl. Hal ini menunjukkan betapa luasnya penyebaran kawasan kars di Indonesia, yang membentang dari Papua hingga Aceh.
Setiap kawasan kars di Indonesia memiliki karakteristik unik yang mencerminkan perbedaan nilai fisik dan biofisik masing-masing wilayah. Pegunungan kars Papua sendiri memiliki bentang alam yang lebih tinggi dibandingkan kawasan kars lain di Indonesia, sehingga ekosistem flora dan fauna di wilayah ini pun memiliki keunikan tersendiri.
Tragedi di Puncak Carstensz: Dua Pendaki Tewas Akibat Cuaca Buruk
Pendakian ke Puncak Carstensz yang dilakukan oleh lima pendaki berpengalaman berakhir tragis. Pada Minggu (2/3/2025), dua pendaki, Elsa Laksono dan Lilie Wijayati Poegiono, ditemukan tewas saat menuruni puncak. Mereka diduga mengalami hipotermia akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut.
Kapolres Papua, AKBP Billy Hildiarto Budiman, mengonfirmasi bahwa tiga pendaki lainnya—Alvin Reggy, Saroni, dan Indira Alaika—berhasil selamat meskipun sempat mengalami hipotermia. Dalam unggahannya di Instagram, Indira Alaika menjelaskan bahwa pendakian ini diikuti oleh lima warga negara Indonesia, namun dua rekannya tidak berhasil bertahan akibat suhu dingin yang ekstrem, hujan salju, dan angin kencang.
Elsa dan Lilie terakhir terlihat di Teras 2 saat perjalanan turun dari puncak. Sementara itu, tiga pendaki yang selamat sempat terjebak di area Summit Ridge hingga akhirnya tim penyelamat berhasil mengevakuasi mereka ke tempat yang lebih aman.
Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman, menyatakan bahwa jenazah Elsa telah berhasil dievakuasi, sementara proses evakuasi Lilie tertunda akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung. Rencananya, setelah evakuasi selesai, kedua jenazah akan dipulangkan ke Jakarta.
Tantangan Pendakian Puncak Carstensz
Sebagai gunung tertinggi di Indonesia, Puncak Carstensz menawarkan tantangan tersendiri bagi para pendaki. Terletak di Pegunungan Sudirman, Papua, gunung ini memiliki medan yang ekstrem serta akses pendakian yang cukup kompleks.
Carstensz Pyramid adalah satu-satunya gunung di Indonesia yang memiliki salju abadi. Namun, salju ini semakin berkurang akibat perubahan iklim dan diperkirakan bisa hilang dalam beberapa dekade mendatang. Gunung ini bukan merupakan gunung berapi, melainkan terbentuk akibat aktivitas tektonik dan erosi.
Gunung ini pertama kali ditemukan oleh Jan Carstensz, seorang penjelajah Belanda, pada tahun 1623. Ketika pertama kali dilaporkan, keberadaan salju di wilayah tropis dianggap tidak masuk akal hingga akhirnya dibuktikan oleh ekspedisi modern di abad ke-20. Setelah Indonesia merdeka, gunung ini lebih dikenal sebagai Puncak Jaya.
Kini, Puncak Carstensz menjadi bagian dari Seven Summits Indonesia dan menjadi tujuan utama bagi para pendaki dari dalam maupun luar negeri. Jalur pendakian menuju puncak sangat menantang, dengan waktu tempuh antara 7 hingga 10 hari. Pendaki harus melewati hutan lebat, sungai, dan jalur berbatu sebelum mencapai Base Camp Lembah Kuning, yang menjadi titik awal pendakian menuju puncak.
Setelah mencapai base camp, pendaki masih harus menempuh perjalanan sekitar 6 hingga 12 jam untuk mencapai puncak. Kondisi di puncak sangat ekstrem dengan suhu yang bisa turun di bawah 0°C serta cuaca yang berubah secara tiba-tiba, mulai dari hujan deras, kabut tebal, hingga badai es.
Bagi yang ingin jalur lebih cepat, tersedia opsi menggunakan helikopter dari Timika langsung ke Base Camp Lembah Kuning. Namun, faktor cuaca tetap menjadi tantangan utama.
Karena medannya yang ekstrem, Puncak Carstensz bukanlah gunung yang bisa didaki oleh pendaki amatir. Bahkan bagi pendaki profesional sekalipun, gunung ini tetap menjadi salah satu tantangan tersulit untuk ditaklukkan.
[RWT]
Related Posts
- Koalisi Masyarakat Sipil: Sekarang Semakin Sulit Mendapat Hak Dasar di Indonesia
- Ramai Wabah Virus Babi di Papua, Apa Itu 'African Swine Fever' atau Demam Babi Afrika?
- Miris! Ini 5 Fakta di Balik Polemik “All Eyes On Papua”, Ada Apa?
- Polemik Baru! Ini Arti Slogan “All Eyes On Papua” yang Viral di Media Sosial
- Longsor di Papua Nugini, 670 Orang Dilaporkan Tewas