Opini

Pojok Baca ala Cafe di Gedung KT-1

Kaltim Today
30 April 2025 09:58
Pojok Baca ala Cafe di Gedung KT-1
Kabag Perencanaan dan Kepegawaian Setda Provinsi Kaltim Inni Indarpuri menerima donasi buku sejarah lokal dari Muhammad Sarip di Pojok Baca Gerai Pinter, 29 April 2025. (Foto Biro Adpim Setda Kaltim)

Oleh: Muhammad Sarip (Sejarawan Publik)

Sastrawan yang birokrat ASN, jika ditempatkan di posisi yang menunjang passionnya, ada saja ide kreatifnya. Bukan sekadar gagasan, tapi dia juga akan all out merealisasikannya. Itulah yang dilakukan oleh Inni Indarpuri, novelis yang menjabat Kepala Bagian Perencanaan dan Kepegawaian Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
 
Pojok baca memang merupakan spot yang lazim ditemui di kantor-kantor birokrasi. Dari level kelurahan, kecamatan, hingga instansi kedinasan. Namun, pojok baca di Kantor Gubernur Kaltim di Jalan Gajah Mada Samarinda memiliki keunikan tersendiri. Sebuah ruang multifungsi dalam berbagi ilmu pengetahuan, meningkatkan kompetensi, serta literasi ASN dan masyarakat umum yang berkunjung ke pojok baca. Lokasinya di lantai 2, pada lorong penghubung Gedung A dan Gedung B. 
 
Mbak Inni, begitu saya menyapanya, mengirimi saya empat foto view Pojok Baca yang dia gagas. “Saya bikin ala cafe,” ujar warga Karang Mumus, Samarinda tersebut.

“Free ngopi, bikin sendiri ada coffee maker, minuman dingin, snack ada aja saya siapin, hehe” lanjut Mbak Inni via chat WA.

Promo Mbak Inni tentu menarik minat untuk datang. Selasa, 29 April 2025 saya ke “Gedung Putih”, istilah kantor yang familiar di kalangan pegawai Kantor Gubernur. Kebetulan ada acara Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim yang menggunakan venue di lantai dasar. Mbak Inni hadir di situ.

Mbak Inni mengajak saya masuk venue di ruang Ruhui Rahayu. Kegiatan bertajuk Parade Gender 2025 dan Talk Show dalam rangka memperingati Hari Kartini ke-146. Temanya “Kesetaraan Gender Sebagai Pilar Pembangunan Untuk Mewujudkan Kalimantan Timur Yang Maju dan Sejahtera Menuju Indonesia Emas”.
 
Di antara pernyataan retorik dan normatif yang disampaikan di forum, ada ungkapan unik dari Kepala DKP3A Kaltim Noryani Sorayalita. Rundown sambutan pejabat diletakkan di akhir acara.

“Supaya peserta tetap di ruangan. Karena kalau sambutan dilakukan di awal acara, setelah itu biasanya peserta kabur duluan,” tutur Kepala DKP3A Kaltim.

Pukul 12 siang saya menuju ruang Pojok Baca. Mbak Inni menyusul karena harus menyelesaikan tugasnya. Dua mahasiswa PKL bertugas di meja penerima tamu. Ada prosedur mengisi daftar kunjungan melalui google form.

Suasana di ruang Pojok Baca memang kondusif. Fungsinya bukan hanya sebagai perpustakaan mini. Fasilitas yang diresmikan oleh Sekretaris Daerah Sri Wahyuni pada 11 November 2024 ini bisa juga untuk tempat meeting, pelatihan, dan ruang diskusi.

Pojok Baca Gerai Pinter merupakan bagian Proyek Perubahan, program dari Kepala Biro Adpim Setda Kaltim Hj. Syarifah Alawiyah. Nama Gerai Pinter akronim dari Gerakan Peningkatan Pelayanan Pimpinan Terpadu. Orientasi fasilitas ini untuk mendukung literasi para pegawai khususnya di lingkungan Setda Kaltim. Inni terlibat sebagai Tim Efektif pada proper tersebut. Dia menambahkan "ide" collaboration room, ruang kolaborasi yang tidak hanya dipergunakan sebagai ruang baca, tapi juga sebagai ruang sharing session dan rapat informal dengan biro-biro lingkup Setda. Di sini dilaksanakan pelatihan peningkatan kompetensi pegawai, misalnya pelatihan Proses Business. Yang terbaru di Pojok Baca adalah bimbingan pembuatan Policy Brief untuk JF Analis Kebijakan Provinsi Kalimantan Timur. 

Pojok Baca ini didukung oleh seluruh biro lingkup Setda. Berbagai karya literasi dari biro-biro juga mengisi rak Pojok Baca. Sebagian besar buku-buku termasuk buku digital, rak, dan sebagian sofa, merupakan bantuan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur.

Mbak Inni menyuguhkan banyak kudapan. Minuman pilih sendiri. Saya menyeduh sebuah kopi produk Malaysia yang dibeli Mbak Inni dari Berau ketika perjadin. Obrolan kami sekitar 2 jam seputar fenomena penulisan lokalitas Kaltim.

berkunjung ke pojok baca. Lokasinya di lantai 2
Penulis saat berkunjung ke pojok baca di . Lokasinya di lantai 2, Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda. 

Saya menyumbangkan 2 buku yang berjudul Historipedia Kalimantan Timur: Dari Kundungga, Samarinda, hingga Ibu Kota Nusantara (2024) dan Aminah Syukur: Kiprah Perempuan di Kalimantan Timur Tempo Doeloe (2025). Saya donasikan juga print out Jurnal Riset Inossa Volume 6 Nomor 2 (2024) yang saya tulis bersama Nanda Puspita Sheilla, berjudul “Studi Historis Asal-Usul Nama Kota Samarinda”.

Mbak Inni adalah warga Karang Mumus, Samarinda. Sejumlah novelnya berlatar urban legend Samarinda dan kearifan lokal dari pedalaman Kalimantan Timur. Judulnya antara lain Di Antara Dua Cinta (2011), Gampiran Takdir Munita (2012), dan Never Give Up (2012).

Karya Mbak Inni tak hanya genre dewasa. Ada juga karya untuk anak-anak. Bersama RF Dhonna, ia menulis novel berjudul Kerawing dan Batu Kecubung Biru (2013). Karya tunggalnya berjudul Sejarah Penemuan Penting Dunia (2014), Andai Salju Turun di Indonesia (2015), dan 20 Tokoh Sukses Dunia yang Dulu Dianggap Bodoh (2016).

Perempuan yang menjadi Pegawai Negeri Sipil sejak 1992 ini terlibat dalam penulisan naskah-naskah yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Naskah yang ditulisnya dari yang kategori laporan dokumentasi hingga deskripsi-naratif. Dia juga menulis beberapa biografi pejabat.
 
Mbak Inni memiliki prestasi nasional sebagai juara 2 Lomba Menulis Jurnalistik Anak Berkebutuhan Khusus yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2012. Alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman ini juga juara 1 Writing Competition SDF di Bandung pada 2014. Sering pula menjuarai sering menjuarai lomba menulis fiksi tingkat daerah.
 
Saya baru kali pertama dan hanya satu kali seumur hidup mengikuti lomba menulis bidang sastra. Dalam konteks ini, saya bukan pengarang fiksi, bukan pula sastrawan. Lomba yang saya ikuti ‘hanya’ me-review karya sastra orang lain. Uniknya, saya dan Mbak Inni pernah sama-sama menjadi pemenang pada sebuah kompetisi. Itu terjadi pada 2020 dalam Lomba Menulis Resensi Sastra yang dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Kalimantan Timur.

Mbak Inni dan saya pernah juga sepanggung sebagai narasumber. Kami tampil pada Workshop Perbukuan dan Kepenulisan yang difasilitasi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Samarinda, 9 Maret 2023. Temanya “Aspek Kualitas Buku, Teknis ISBN, serta Problematika Sertifikasi, Kelas Menulis, dan Buku Antologi”.

Seiring peningkatan karier di birokrasi, waktu luang Mbak Inni untuk menulis dan hadir pada forum literasi makin berkurang. Namun, ASN inspiratif ini tetap berkarya dan berkreasi dalam bentuk yang lain. Satu di antaranya mewujudkan ide collaboration room, sebuah ruang kolaborasi pada Pojok Baca Gerai Pinter Setda Kaltim. (*)


*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co



Berita Lainnya