Samarinda

Punya Segudang Manfaat, Produk Eco Enzyme Semakin Diminati di Samarinda

Kaltim Today
16 Agustus 2021 21:03
Punya Segudang Manfaat, Produk Eco Enzyme Semakin Diminati di Samarinda
Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani. (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kehadiran eco enzyme makin diperhitungkan saat ini. Memiliki segudang manfaat untuk lingkungan sekitar, eco enzyme juga memanfaatkan sisa sampah organik seperti buah dan sayur.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Nurrahmani atau Yama mengungkapkan bahwa perkembangan eco enzyme saat ini sudah bagus.

Sebagai informasi, eco enzym merupakan proses fermentasi bagi limbah organik dari sayur atau buah-buahan yang ada.

"Manfaatnya banyak sekali. Ada teman saya yang sudah membuktikan. Rumahnya dulu beraroma tidak sedap. Akhirnya ditaruh eco enzyme di sudut rumah, seminggu kemudian akhirnya hilang baunya," ungkap Yama saat ditemui di ruangannya, Senin (16/8/2021).

Eco enzyme bisa diolah dari sisa kulit buah atau sayur yang tak terpakai. Kemudian, rendam dengan gula dan air.

Selain berguna untuk membersihkan rumah, eco enzyme juga berguna sebagai pupuk untuk tanaman. Walhasil, eco enzyme memiliki sifat layaknya pestisida alami. Dalam hal ini, masyarakat turut berpartisipasi untuk kurangi penggunaan bahan kimia.

"Ada pihak-pihak yang mengelola eco enzyme. Nanti rencananya di salah satu TPS 3R, mau bikin proses untuk eco enzyme juga. Nanti dipasang tandon-tandon besar untuk bikin itu," lanjut Yama.

Jika ingin membuat eco enzyme, harus dipastikan buah dan sayurnya dalam kondisi yang segar. Meski pembuatannya cukup sederhana, namun proses sampai memanen lumayan memakan waktu. Sebab baru bisa dipanen setelah 3 bulan.

"Pada prinsipnya begini, jangan berprasangka bahwa harus menghabiskan sampah. Tidak begitu, tetapi mengurai dan dimanfaatkan. Itu yang paling penting," tambahnya lagi.

Jika ingin semakin bagus eco enzyme-nya dan harum, sisa kulit buah dan sayurnya harus dipilih yang benar-benar dalam kondisi baik. Jangan memilih seperti kulit durian atau kulit alpukat. Namun disarankan pilih kulit apel, buah naga, pepaya, dan jeruk.

"Masyarakat sudah banyak yang tahu cara pengolahan eco enzyme. Misalnya ibu-ibu di lingkungan rumah tangga membuat untuk skala kecil. Karena untuk buat yang kecil saja waktu memanennya kan lumayan lama," tambah Yama.

Intinya, dia menegaskan, DLH Samarinda selalu mendukung berbagai upaya kegiatan untuk pengurangan sampah. Ide tak melulu harus datang dari DLH Samarinda, namun masyarakat juga boleh menyampaikan ide dan siap didukung.

[YMD | TOS | ADV DLH SAMARINDA]



Berita Lainnya