Gaya Hidup

Sering Bangun Tengah Malam di Jam yang Sama? Ini Penjelasan Medis dan Cara Mengatasinya

Network — Kaltim Today 13 Oktober 2025 07:30
Sering Bangun Tengah Malam di Jam yang Sama? Ini Penjelasan Medis dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi. (Pixabay)

Kaltimtoday.co - Apakah Anda sering terbangun di tengah malam pada waktu yang sama? Kondisi ini ternyata bukan hal sepele. Banyak faktor bisa menjadi pemicunya, mulai dari stres, suhu ruangan yang tidak ideal, hingga adanya gangguan kesehatan tertentu. 

Tidur yang terganggu secara terus-menerus dapat memengaruhi kualitas hidup dan menyebabkan tubuh terasa lelah keesokan harinya. Untuk memahami penyebabnya, mari simak penjelasan berikut.

1. Pola Tidur Tidak Teratur

Tidur pada jam yang tidak konsisten bisa memengaruhi siklus alami tubuh. Misalnya, seseorang yang terbiasa tidur pukul 22.00 dengan durasi enam jam akan cenderung bangun otomatis sekitar pukul 04.00.

Banyak orang sebenarnya sering terbangun tanpa sadar di antara fase tidur dan terjaga. Mereka mungkin hanya berguling, membuka mata sebentar, lalu kembali tidur tanpa mengingatnya.

2. Gangguan pada Ritme Sirkadian

Tubuh manusia memiliki jam biologis alami yang disebut ritme sirkadian, yang mengatur siklus tidur dan bangun selama 24 jam. Ritme ini dikendalikan oleh bagian otak bernama nukleus suprakiasmatik di hipotalamus. 

Paparan cahaya alami, terutama di pagi hari, membantu menjaga keseimbangan ritme ini. Namun, jika Anda jarang terpapar sinar matahari atau memiliki jadwal tidur yang berantakan, ritme sirkadian bisa terganggu dan menyebabkan Anda sering terjaga di malam hari.

3. Stres dan Gangguan Kecemasan

Stres merupakan penyebab utama gangguan tidur seperti insomnia dan kebiasaan terbangun di tengah malam. Saat stres meningkat, tubuh melepaskan hormon kortisol yang bisa menaikkan tekanan darah serta detak jantung, membuat tubuh sulit kembali rileks.

Pada orang dengan gangguan kecemasan, hal ini bisa terjadi berulang dan menyebabkan kualitas tidur menurun secara signifikan.

4. Nokturia atau Sering Buang Air Kecil di Malam Hari

Jika Anda sering terbangun karena ingin buang air kecil, bisa jadi Anda mengalami nokturia. Kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti diabetes, pembesaran prostat, tekanan darah tinggi, sleep apnea, atau kebiasaan minum banyak cairan sebelum tidur.

Apabila sering terjadi, segera periksakan diri ke dokter karena bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan tertentu.

5. Gangguan Pencernaan

Masalah pencernaan seperti GERD (refluks asam lambung), hernia hiatus, atau gastritis dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada yang membuat Anda terbangun di malam hari. Tidur dalam posisi telentang atau kepala terlalu rendah dapat memperburuk kondisi ini.

Cobalah tidur dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi untuk membantu mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.

6. Faktor Usia dan Perubahan Fisiologis

Semakin bertambah usia, sensitivitas terhadap ritme tidur alami cenderung menurun. Inilah sebabnya mengapa lansia lebih sering terbangun di malam hari.

Gangguan seperti sleep apnea, insomnia, dan sindrom kaki gelisah juga lebih sering dialami oleh kelompok usia lanjut. Selain itu, perubahan struktur saluran napas dapat memperparah gangguan tidur tersebut.

7. Pengaruh Suhu dan Kebisingan Lingkungan

Kualitas tidur juga sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar. Suara kendaraan, kereta, hewan peliharaan, atau bahkan bunyi AC yang hidup-mati bisa membuat Anda terbangun tanpa sadar.

Suhu kamar yang terlalu dingin atau panas juga dapat mengganggu kenyamanan tidur. Pastikan ruangan tetap sejuk, tenang, dan gelap agar tidur lebih nyenyak.

Tips Agar Tidur Lebih Nyenyak

Untuk mengatasi kebiasaan terbangun di malam hari, Anda dapat mencoba beberapa langkah berikut:

  1. Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari.
  2. Kurangi konsumsi kafein dan minuman beralkohol sebelum tidur.
  3. Hindari penggunaan ponsel atau gadget sebelum tidur.
  4. Ciptakan suasana kamar yang tenang dan nyaman.
  5. Lakukan relaksasi ringan seperti meditasi atau pernapasan dalam.
  6. Jika kondisi ini terjadi terus-menerus, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli tidur untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

[RWT] 



Berita Lainnya