Advertorial

Tabungan Sampah dari Kelurahan Melayu untuk Lingkungan dan Ekonomi Warga Lewat Program JUMPAMU

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 06 September 2025 12:09
Tabungan Sampah dari Kelurahan Melayu untuk Lingkungan dan Ekonomi Warga Lewat Program JUMPAMU
Pelaksanaan pemaparan inovasi PKP di Kelurahan Melayu. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Sampah sering dianggap masalah klasik di perkotaan. Namun, Kelurahan Melayu mencoba mengubah persoalan ini menjadi peluang lewat inovasi JUMPAMU atau Jemput Sampah Melayu. 

Program ini diprakarsai oleh Kasi Pembangunan Kelurahan Melayu, Taufik Anwar, yang juga peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan 24 Tahun 2025. 

Konsep JUMPAMU sederhana namun berdampak dimana warga dan pelajar bisa menabung sampah yang ditimbang lalu dikonversi ke nilai ekonomi. Harga sampah ditetapkan Rp 700 per kilogram untuk plastik dan Rp 800 per kilogram untuk kertas.

“Melalui Jumpamu Start dan Jumpamu ke Sekolah, kami ingin mengajak masyarakat, khususnya pelajar, untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan,” jelas Taufik, Jumat (5/9/2025).

Tidak hanya untuk mengurangi pencemaran, program ini juga menumbuhkan karakter peduli lingkungan sekaligus memberi manfaat ekonomi. Bagi pelajar, menabung sampah bisa menjadi cara praktis untuk belajar nilai gotong royong dan kepedulian sejak dini.

JUMPAMU dijadwalkan berjalan di beberapa sekolah pada September 2025, seperti SDN 009, SDN 028, SMPN 03, dan MTs Al-Kautsar. 

“Ke depan, program ini akan diperluas ke sekolah-sekolah lain di Kelurahan Melayu.” Ujarnya.

Respons masyarakat cukup antusias. Beberapa orang tua murid menyebut, program ini bisa menjadi ajang pembelajaran nyata bagi anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan sekaligus mengelola sampah bernilai ekonomi.

Selain manfaat ekonomi, JUMPAMU juga mendukung visi lingkungan bersih di Tenggarong. Dengan pola tabungan, warga didorong tidak lagi membuang sampah sembarangan, melainkan menyimpannya untuk ditukar dengan nilai uang.

Program ini juga memperkuat semangat gotong royong. Warga, sekolah, dan aparat kelurahan sama-sama dilibatkan, sehingga dampaknya terasa lebih luas.

“Jika berjalan konsisten, JUMPAMU bisa menjadi model pengelolaan sampah yang menginspirasi wilayah lain untuk menggabungkan kepedulian lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi.” tutupnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR] 



Berita Lainnya