Samarinda
Tak Hanya Donasi dari Pegawai Pemkot, Program Jeng Rinda Juga Bakal Dibuka untuk Umum
Kaltimtoday.co, Samarinda - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda tanpa henti melakukan terobosan-terobosan dalam meningkatkan kualitas lingkungan.
Sebelumnya, program Gerakan Membangun Samarinda (Jeng Rinda) digaungkan dari pegawai Pemkot melalui sumbangan minyak jelantah dan pelaku usaha. Hasil pengumpulan minyak jelantah tersebut akan ditampung dan dibeli oleh PT Garuda Sinar Perkasa (GPS) selaku mitra kerja DLH Samarinda dengan harga per liternya Rp 5 ribu.
Minyak jelantah tersebut akan dikelola menjadi bahan bakar biodiesel. Ke depannya pun, pengelolaan minyak jelantah akan dikembangkan dengan industri skala kecil.
“Ya, pada waktu penyerahan simbolis hasil sumbangan Jeng Rinda, Pak Wawali berpesan ke depannya bisa dibuatkan industri skala kecil,” terang Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani.
Dia mengatakan, untuk langkah awal pihaknya ingin melakukan secara sederhana dahulu. Seperti melalui sumbangan minyak jelantah dari pegawai lingkup Pemkot.
Hal ini agar menjadi contoh bagi masyarakat bahwa mengelola limbah minyak jelantah bisa bernilai ekonomis dan sebagai bentuk menjaga lingkungan.
“Kalau pun kedepannya nanti ada perluasan-perluasan kegiatan atau ada investor membuat pengelolaan biodiesel skala kecil di Samarinda, itu sangat-sangat baik,” terangnya.
Dia menegaskan, kegiatan ini tidak hanya sampai di sini saja. Pihaknya akan terus memperluas dan menggali bahwa limbah minyak jelantah ini mempunyai manfaat yang banyak dan tentunya bernilai ekonomis.
“Bukan sekadar donasi saja. Tetapi program Jeng Rinda ini akan kami gali dan diperluaskan ke masyarakat. Bahwa minyak jelantah banyak manfaatnya,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Program Jeng Rinda ini memiliki tujuan pemanfaatan kembali minyak jelantah yang tidak terpakai. Jika dibuang, minyak jelantah akan merusak lingkungan, terutama kualitas air. Sebab, minyak jelantah memiliki sifat kimiawi mengikat.
Apabila dibuang ke parit dan melengket di saluran, akan menyebabkan penyumbatan saluran air.
Oleh sebab itu, dia tak bosan-bosan terus mendorong OPD dan masyarakat nantinya untuk bersama mengelola limbah minyak jelantah tersebut.
“Harus kita dorong dan bersama-sama untuk mengurangi pencemaran lingkungan,” pungkasnya.
[IN | RWT | ADV DLH SAMARINDA]
Related Posts
- Syamsiah, Sosok Sekretaris Perempuan Pertama yang Maraih Gelar Doktor di PPU
- Pembangunan IKN Hancurkan Ekosistem Sungai Pemaluan: Air Keruh, Buaya Semakin Mengancam, Nelayan Terpuruk
- Tak Ada Upaya Pemulihan, Sungai Pemaluan di IKN Terancam Rusak Permanen
- Sukses Turunkan Emisi dan Efisiensi Energi, PT Berau Coal Raih 2 Penghargaan Bidang Lingkungan di ENSIA 2024
- Indonesia Berkomitmen Turunkan Emisi Karbon hingga 31 Persen