Bontang

Daftar Tunggu Haji di Bontang Capai 5.700 Antrean, Terpanjang Se-Provinsi Kaltim

Kaltim Today
06 Januari 2022 19:00
Daftar Tunggu Haji di Bontang Capai 5.700 Antrean, Terpanjang Se-Provinsi Kaltim
Ilustrasi ibadah haji (net).

Kaltimtoday.co, Bontang – Sudah dua tahun, tidak ada pemberangkatan calon jemaah haji dari Indonesia dan negara lainnya. Hal tersebut lantaran dunia sedang dilanda pandemi global Covid-19 sejak 2020 hingga saat ini. Di 2022 pun, Kementerian Agama (Kemenag) Bontang belum mengetahui kejelasan terkait pemberangkatan jemaah haji pada bulan Dzulhijjah 1443 Hijriah mendatang.

Dikatakan Kasi Haji dan Umrah Kemenag Bontang, Najmuddin Tamini untuk keberangkatan haji belum ada informasi lanjutan dari Kemenag RI. Mengingat terkait informasi keberangkatan umrah saja masih menunggu hasil koordinasi antar menteri. 

“Yang sudah berangkat dari Indonesia untuk umrah itu baru pengurus persatuan travel umrah untuk memastikan kondisi di sana, dan beberapa ketentuan pelaksanaan umrah,” kata Najmuddin saat dihubungi, Kamis (6/1/2021).

Sebelum berangkat, mereka harus terlebih dahulu dikarantina, sampai di Saudi pun dilakukan lagi karantina. Nah, untuk masuk masjid di Makkah itu, harus menunjukkan aplikasi Tawakalna (seperti aplikasi Peduli Lindungi). Dimana, aplikasi Peduli Lindungi berencana diintegrasikan dengan aplikasi Tawakalna (milik Arab Saudi) tapi masih belum bisa terhubung.

 

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

“Yang seperti ini menjadi kesulitan tersendiri bagi jemaah. Dan masih dicari solusi apakah bisa satu rombongan satu aplikasi, agar tidak repot harus satu-satu jemaah,” ujarnya.

Terkait haji, pihaknya memang belum mendapat info resmi. Karena, dikatakan Najmuddin, biasanya ada persiapan pelaksanaan haji itu di akhir bulan Rajab. Bontang sendiri sudah terdapat 5.700 antrean haji dengan lama antrean 39 tahun, tertinggi se-Kaltim.

“Tertinggi se-Kaltim ini karena banyaknya yang mendaftar haji di kota sekecil Bontang ini. Dengan jumlah penduduk Bontang hanya 140 ribuan (warga Muslim), tapi yang mendaftar haji setiap tahunnya mencapai 400-500 orang,” ungkapnya.

Najmuddin cukup pesimis, lantaran biaya haji di tengah pandemi yang cukup tinggi. Dibeberkannya, ketika 2021 digelar ibadah haji khusus bagi warga yang sudah tinggal di Mekah dengan jumlah 60.000 jemaah, bisa memakan biaya termurah Rp 45 juta sampai Rp 65 juta hanya 5 hari. Dan biaya tersebut hanya pelaksanaan haji saja, tidak seperti paket yang dari Indonesia, ada perjalanan Mekah-Madinah.

“Semahal itu biayanya,” imbuhnya.

Pelaksanaan haji juga keputusannya, kata Najmuddin berada di Pemerintah Arab Saudi. Kalau pihak Arab Saudi sudah mengizinkan, di Indonesia, persiapan untuk keberangkatan 100 persen, 75 persen, 50 persen, 25 persen, sampai 5 persen seandainya bisa diberangkatkan maka Indonesia sudah siap.

“Kami menunggu (terkait haji) nanti pasti dirilis Kemenag RI juga,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Agama RI telah menetapkan biaya umrah ke tanah suci di masa pandemi senilai Rp 28 juta. Nila tersebut sudah final dan sudah disepakati Asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Jumlah biaya tersebut tidak mencantumkan unsur karantina dan PCR yang juga telah disepakati PPIU.

[RIR | NON]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 



Berita Lainnya