Opini
Dayana Cantik dari Kazakhstan
Catatan Rizal Effendi
DUTA Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (Dubes LBBP RI) untuk Republik Kazakhstan merangkap Tajikistan Dr. M. Fadjroel Rahman beserta sang istri, Poppy, datang ke Kaltim pada pekan lalu (1-3/9). Ini adalah kunjungan balasan karena sebelumnya Wagub Kaltim Hadi Mulyadi pernah terbang ke sana.
Kazakhstan tadinya merupakan bagian dari Rusia. Baru memerdekakan diri pada tanggal 16 Desember 1991, bersama beberapa negara bagian lainnya. Wilayahnya seluas 2.724.900 km2 dengan penduduk sebanyak 19.882.467 jiwa, menjadikan negara ini sebagai negara terluas ke-9 di dunia dan terbesar ke-2 dari negara bekas Uni Soviet. Kazakhstan sering disebut sebagai “Tanah Perawan”, karena beberapa wilayah negara ini belum tersentuh sama sekali. Tempat peluncuran roket luar angkasa Rusia, yaitu Baikonur, terletak di Kazakhstan.
Tajikistan juga awalnya merupakan bagian dari Uni Soviet. Namun, negara ini setelah merdeka, justru menghadapi perang saudara. Negara ini berpenduduk sebanyak 9.119.347 jiwa, dengan luas wilayah 143.100 km2 ini, mengandalkan ekonominya pada perdagangan komoditas seperti kapas, aluminium, dan uranium.
Baik Kazakhstan maupun Tajikistan, penduduknya sebagian besar beragama Islam. Ada juga yang beragama Kristen dan Buddhisme. Menurut Konstitusi, Kazakhstan adalah negara sekuler. Sedangkan di Tajikistan, umumnya menganut Islam Sunni.
Tidak banyak orang Indonesia yang tinggal di negara itu. Kira-kira hanya 140 orang di Kazakhstan dan 3 orang di Tajikistan. Mereka berdiam di Kota Nur Sultan hingga Almaty. Awal tahun 2022, Dubes sempat cemas karena terjadi kerusuhan di Kazakhstan akibat kenaikan harga bahan bakar.
Fadjroel, yang sebelumnya adalah juru bicara Presiden Jokowi, dilantik menjadi Dubes Kazakhstan bersama dengan 16 dubes lainnya pada tanggal 25 Oktober 2021. Dia orang Banjar, lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sehingga datang ke Kaltim terasa seperti pulang kampung. Logat Banjarnya masih terasa.
Fadjroel merasa perlu datang ke Provinsi Kaltim, selain untuk meninjau wilayah Kaltim yang kaya akan batu bara, minyak, dan kelapa sawit, juga untuk melihat secara langsung perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kunjungan ke Kaltim, Dubes juga membawa sejumlah pengusaha Kazakhstan. Mulai dari konsorsium konstruksi, bankir hingga startup. Ada juga perwakilan dari kantor gubernur Astana. Mereka ingin menangkap peluang usaha di proyek IKN. Makanya, mereka menyempatkan diri untuk mengunjungi Sepaku. Mereka juga membawa Dayana, Duta Lingkungan Kazakhstan, seorang influencer, dan model di negaranya. Dia sempat tampil di acara Dialog Nusantara, IKN; Sentrum Peradaban Dunia bersama Dubes dan Wali Kota Samarinda Dr. Andi Harun di D’Bagios Caffe pada Minggu (3/9).
Dayana langsung menarik perhatian. Wajahnya sangat khas dan mungil. Wanita dari negara pecahan Rusia ini memang dikenal akan kecantikannya. Dia mengatakan negaranya juga memindahkan ibu kotanya dari Almaty ke Astana pada tahun 1997.
Kondisi Almaty sama seperti Jakarta, padat dan penuh polusi udara karena kelebihan penduduk. Belakangan nama Astana berganti menjadi Nur-Sultan sebagai penghormatan kepada Presiden Nursultan Nazarbayev, yang berkuasa dari tahun 1990 hingga 2019.
Dia mengatakan bahwa diperlukan proses yang sangat kompleks agar dapat sukses dalam memindahkan sebuah ibu kota negara. “Dengan dipindahkannya ibu kota, nantinya kendaraan listrik akan menjadi prioritas. Apalagi Indonesia adalah salah satu negara penghasil nikel. Kondisi ini sangat baik, belum lagi digitalisasi dan percepatan internet yang baik, maka ibu kota yang baru akan menjadi lebih baik dan lebih indah,” ujarnya.
Menurut Dayana, yang paling antusias untuk pindah adalah kalangan generasi muda. Hampir 80 persen anak muda di negaranya ingin pindah ke ibu kota yang baru. “Karena mereka beranggapan bahwa di sana ada harapan baru dan peluang yang baru,” jelasnya.
MENYUSURI MAHAKAM
Ketika mengunjungi IKN, Dubes melihat kemajuan pembangunannya melalui Techno House. Lalu ke Titik Nol, Sumbu Kebangsaan, sampai ke Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Sergek, salah satu perusahaan besar Kazakhstan, menandatangani kerjasama (MoU) dengan IKN berkaitan dengan program perhubungan dan mobilitas cerdas.
Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Wakil Presiden Global Markets Sergek, Yelena Tkachenko, bersama Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Prof Mohammad Ali Berawi, disaksikan oleh Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dan Dubes Fadjroel Rahman.
Menurut Dubes, penandatanganan MoU ini tidak hanya menandai peringatan 30 tahun hubungan Indonesia – Kazakhstan, tetapi juga sebagai tindak lanjut dari MoU sebelumnya antara Otorita IKN dengan Gubernur Astana pada tanggal 3 Juli 2023. Astana adalah ibu kota pertama yang menjadi kota kembar (sister city) dengan IKN.
Ketika singgah di Kantor Gubernur Kaltim Samarinda, Dubes dan rombongan disambut oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat M Syirajudin. “Kaltim sangat terbuka untuk bekerjasama dengan Kazakhstan di berbagai bidang mulai dari usaha, pendidikan, budaya, dan pariwisata,” katanya.
Mereka juga sempat singgah di kampung budaya Desa Pampang dan menyusuri Sungai Mahakam. Sempat ikut menari dengan warga suku Dayak dan menyanyi di atas kapal, yang sangat menarik. “Alhamdulillah, mereka mengakui bahwa perjalanan ke Kaltim sangat berarti, baik dalam pengembangan usaha maupun persahabatan kedua negara,” kata Dubes.
Wagub Hadi Mulyadi pergi ke Kazakhstan pada awal Juli lalu. Dia dan rombongan mengikuti Summer Festival Expo di Kota Astana, ibu kota Kazakhstan, yang dirangkai dengan acara Trade and Investment Forum The Province of East Kalimantan. Salah satu yang ditawarkan adalah Pulau Maratua, yang diakui sangat menarik dan penuh daya tarik bagi wisatawan mancanegara.
Ketua Percepatan Pengembangan Maratua, Dr. Meiliana, juga sempat membicarakan hal itu dengan Dubes Fadjroel Rahman. “Maratua juga memiliki potensi wisata laut yang menarik dari Kaltim dan tengah dikembangkan juga dalam program ekonomi biru Bank Dunia,” jelasnya.
Meiliana sempat berbincang dengan Dayana. Ia sangat terkesan dengan kecantikan sang duta dan influencer itu. Wanita Kazakhstan memang dikenal cantik-cantik karena percampuran berbagai ras. “Leluhur asli bangsa Kazakhstan ini berambut cokelat, berkulit putih, dan bermata hijau,” kata Seisenkulova Gulnur, sosial budaya KBRI Astana.
“Melihat peran Dayana yang menarik perhatian kita, sepertinya perlu juga ditunjuk Duta Maratua. Untuk menambah kekuatan kita dalam mempromosikan keindahan pulau di wilayah Kabupaten Berau itu,” kata Meiliana.(*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.