Opini
Debat Panas Pilgub Kaltim
Catatan Rizal Effendi (Jurnalis Senior, Mantan Wali Kota Balikpapan)
DEBAT Pilgub Kaltim kedua berlangsung pada Minggu (3/11) malam. Kali ini, pasangan calon (paslon) No 1 Isran Noor-Hadi Mulyadi dan paslon No 2 Rudy Mas’ud-Seno Aji harus terbang ke Jakarta, karena debat diselenggarakan di Studio CNN Indonesia, Gedung Trans Media Lantai 3, Jl Kapten Pierre Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
CNN Indonesia, didirikan oleh Chairul Tanjung, merupakan jaringan televisi berita digital yang juga memiliki situs berita. CNN Indonesia adalah bagian dari Trans Media dan bekerja sama dengan Warner Bros. Discovery International dari Amerika Serikat.
Tidak hanya Isran-Hadi yang berangkat, tapi juga tim pendukungnya. KPU Kaltim mengizinkan kedua paslon membawa 100 orang tim pendukung. Biaya perjalanan, hotel, dan lainnya untuk dua malam diperkirakan sekitar Rp5 juta per orang, sehingga masing-masing paslon mengeluarkan sekitar Rp500 juta, belum termasuk biaya lain-lain.
Ketua KPU Kaltim, Fahmi Idris, berharap pemindahan lokasi ke Jakarta akan memperluas jangkauan audiens. Namun, beberapa pihak menganggapnya terlalu membebani paslon, terutama karena TV bisa menyiarkan langsung dari mana saja.
Debat ketiga atau terakhir dijadwalkan berlangsung di Jakarta pada 22 November, namun belum diumumkan televisi yang akan menjadi penyelenggara dan tema debat.
Perdebatan yang Memanas
Debat kedua, yang berlangsung selama 120 menit, mengangkat tema “Tata Kelola Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat.” Debat dipandu oleh penyiar CNN Indonesia, Fredy Cahya dan Sarah Ariantie, dan dihadiri oleh anggota KPU Kaltim serta Ketua Bawaslu Kaltim, Hari Dermanto, bersama dua anggotanya.
Seperti pada debat pertama, Isran-Hadi tampil dengan kemeja putih, sementara Rudy-Seno mengenakan busana biru muda. Yel-yel “Pahamlah Ikam” dari tim Isran-Hadi dan “Gratispol” dari tim Rudy-Seno bergema bergantian, hingga moderator beberapa kali harus menghentikan sorak-sorai mereka.
Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud (Hamas), juga hadir dalam acara tersebut. Hadi sempat menyinggung soal Hamas yang menggantikan Makmur HAPK sebagai Ketua DPRD Kaltim, meskipun Makmur mendapat suara terbanyak di Kabupaten Berau. Isu ini dikaitkan dengan tata kelola pemerintahan yang bebas KKN. Seno merespons bahwa hal itu adalah urusan internal partai Golkar dan sesuai undang-undang.
Isu Korupsi dan Indeks Pembangunan Gender
Perdebatan makin memanas saat membahas korupsi SDA di Kaltim. Isran menyatakan bahwa selama 5 tahun kepemimpinannya, tidak ada kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT). Namun, Rudy menyinggung kasus kepala Dinas ESDM Kaltim yang diadili karena korupsi, meskipun Isran menegaskan bahwa kasus itu tidak terbukti.
Seno kemudian menyerang dengan data Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kaltim yang berada di peringkat 32 dari 34 provinsi, serta meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan. Hadi menanggapi bahwa di bawah kepemimpinannya, perhatian terhadap gender sudah sangat baik, dengan dua Sekdaprov perempuan di Kaltim.
Debat Data Reformasi Birokrasi dan Pendidikan
Seno juga mengkritik rendahnya Indeks Reformasi Birokrasi Kaltim yang stagnan di angka 68 sejak 2019 hingga 2022. Hadi menanggapi dengan memaparkan peningkatan Indeks SAKIP dan Indeks Reformasi Birokrasi yang meningkat dari 68,60 pada 2019 menjadi 73,87 pada 2023.
Masalah pendidikan juga menjadi sorotan. Rudy menanyakan perbandingan program Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) dan sekolah gratis hingga S3 atau “gratispol” yang ia tawarkan. Isran menyatakan bahwa BKT telah membantu lebih dari 201.500 pelajar, dan anggaran pendidikan sudah memenuhi ketentuan 20 persen sesuai UU.
Protes Tata Tertib dan Interupsi
Ketika tata tertib dibacakan, Hadi Mulyadi menyampaikan protes karena aturan debat melarang cawagub menjawab pertanyaan pasangannya. Protes ini ditindaklanjuti oleh Tim Hukum Isran-Hadi yang melapor ke Dewan Kehormatan KPU Pusat mengenai dugaan ketidakadilan dan kemungkinan kebocoran informasi.
Secara demonstratif, Sudarno dari Tim Rudy-Seno juga menyampaikan protes kepada Ketua KPU di depan panggung. Meski demikian, keamanan di luar gedung tetap terkendali, dengan penjagaan yang ketat agar tidak terjadi gesekan antara pendukung kedua paslon.
Untuk mencairkan suasana, Hadi menutup dengan beberapa pantun dan menyanyikan lagu Koes Plus “Manis dan Sayang,” yang mengundang tawa dan tepuk tangan dari pendukungnya. Dalam salah satu pantunnya, Hadi berseloroh, “Kuda yang mana Tuan senangi? Kuda yang putih di pondok bambu. Paslon mana yang Anda senangi? Paslon berbaju putih No 1.” Pendukung kedua paslon pun akhirnya saling bersalaman, menegaskan bahwa mereka tetap bersaudara. Pahamlah Ikam! (*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Related Posts
- DPK Kaltim Lestarikan Arsip Koran Tertua dari Era 1970-an
- Dispora Kaltim Utamakan Aksesibilitas untuk Atlet Difabel
- Pemuda Kaltim Didorong Aktif Berorganisasi untuk Cetak Pemimpin Masa Depan
- Porprov Korpri Jadi Ajang Persiapan Kaltim Menuju Fornas NTT 2025
- Liga OPD Dispora Kaltim, Wadah Pengembangan Talenta Olahraga Pegawai