Advertorial

Desa Segihan Rancang Sistem Irigasi Mandiri, Petani Tak Lagi Tergantung Musim

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 11 Oktober 2025 10:21
Desa Segihan Rancang Sistem Irigasi Mandiri, Petani Tak Lagi Tergantung Musim
Kawasan persawahan di Desa Segihan, Kecamatan Sebulu. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Pemerintah Desa Segihan di Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara (Kukar), tengah menyiapkan langkah besar untuk mengatasi kendala klasik di sektor pertanian yaitu keterbatasan air. Melalui rencana pembangunan sistem irigasi mandiri, desa berharap petani tak lagi tergantung pada musim hujan.

Sekretaris Desa Segihan Setiono Anitabhakti menyebut, inisiatif ini muncul dari hasil evaluasi produktivitas padi yang kerap turun akibat cuaca ekstrem dan minimnya pasokan air di masa tanam. 

“Kalau musim kering, banyak lahan yang tidak bisa ditanami. Jadi kami ingin membuat sistem irigasi yang bisa menjamin ketersediaan air sepanjang tahun,” katanya.

Sistem irigasi yang dimaksud tidak hanya mengandalkan saluran primer, tapi juga memanfaatkan pompa dan embung kecil di sekitar lahan sawah. Pemerintah desa saat ini tengah melakukan kajian teknis dan menghitung kebutuhan anggaran agar proyek bisa segera diajukan ke tingkat kabupaten.

“Desa sudah menyiapkan rancangan awalnya. Kami ingin irigasi ini benar-benar bermanfaat langsung bagi petani, bukan proyek yang hanya selesai di atas kertas,” tegas Setiono.

Menurutnya, keberadaan sistem irigasi mandiri akan sangat membantu upaya peningkatan produksi padi dan efisiensi tenaga petani. Dengan suplai air yang terjaga, pola tanam juga bisa diatur lebih fleksibel tanpa menunggu datangnya hujan.

Selain untuk padi, rencana irigasi ini juga diharapkan bisa dimanfaatkan bagi komoditas lain seperti jagung dan sayuran yang mulai dikembangkan di beberapa titik lahan. 

“Kita ingin pertanian di Segihan lebih hidup, lebih produktif, dan tidak hanya mengandalkan satu komoditas,” tambahnya.

Ia optimistis, jika sistem ini berjalan sesuai rencana, Desa Segihan bisa menjadi contoh desa dengan pertanian adaptif terhadap perubahan iklim. 

“Kita mulai dari hal kecil, tapi dampaknya bisa besar untuk ekonomi warga,” pungkasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO KUKAR] 



Berita Lainnya