Daerah

Di Balik 110 Pelanggaran di Hari Kedua Operasi Zebra, Keselamatan Masih Belum Diutamakan

Claudius Vico Harijono — Kaltim Today 19 November 2025 05:11
Di Balik 110 Pelanggaran di Hari Kedua Operasi Zebra, Keselamatan Masih Belum Diutamakan
Penindakan kepada pelanggar lalu lintas dengan tidak menggunakan helm di Jalan Gatot Subroto. (Vico/Kaltim Today)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Operasi Zebra Mahakam 2025 yang berlangsung di Samarinda membuktikan sebagian warga kota ini masih menempatkan keselamatan sebagai urusan kesekian. Di hari kedua pelaksanaan Operasi Zebra Mahakam 2025, Satlantas Polresta Samarinda bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda mendapati 110 kendaraan melanggar aturan, mulai dari pengendara motor tanpa helm hingga pengemudi yang nekat melawan arus.

Dari 110 pelanggaran itu, 85 di antaranya adalah sepeda motor, sedangkan 25 lainnya mobil, dengan dua pelanggaran terbanyak yaitu tidak memakai helm dan melawan arus.

Kanit Turwali Polresta Samarinda, Iptu Ismail Marzuki, yang setiap hari berada di lapangan, melihat sendiri bagaimana sebagian orang masih meremehkan aturan dasar keselamatan.

“Di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Perniagaan kami masih menemukan banyak pengendara yang tidak menggunakan helm, juga yang melawan arus. Ini sangat berbahaya dan kerap jadi penyebab kecelakaan serius,” ujarnya.

Bagi Ismail dan para petugas lainnya, setiap pelanggar bukan sekadar angka. Mereka adalah orang-orang yang rentan celaka karena keputusan yang sebenarnya bisa dihindari. 

Ia menyebut melawan arus bukan hanya pelanggaran, tetapi tindakan yang dapat mengancam nyawa. Banyak kecelakaan frontal terjadi karena pengendara berada di jalur yang salah.

“Keselamatan itu dimulai dari diri sendiri. Kami mengimbau pengguna jalan untuk tertib, bukan hanya agar terhindar dari sanksi, tapi demi menjaga diri dan orang lain. Kalau tertib jadi budaya, insyaallah kecelakaan bisa ditekan,” tambahnya.

Petugas sering kali harus mengingatkan pengendara bahwa helm bukan sekadar pelengkap perjalanan, tetapi perlindungan paling dasar ketika risiko datang tanpa permisi. Namun masih banyak yang memilih jalan pintas memotong jalur, melawan arus, dan mengabaikan peraturan.

Meski demikian, Operasi Zebra tidak hanya soal penindakan. Di setiap titik pemeriksaan, petugas selalu meluangkan waktu memberikan edukasi langsung kepada para pelanggar. Mereka diarahkan menyelesaikan tilang melalui BRIVA, sistem pembayaran digital yang memudahkan penyelesaian administrasi.

Lebih penting dari itu, operasi ini bertujuan menumbuhkan kesadaran jangka panjang bahwa keselamatan bukan hanya tanggung jawab polisi, tapi tanggung jawab bersama seluruh pengguna jalan. Satlantas menilai perubahan perilaku masyarakat jauh lebih penting daripada sekadar operasi sesaat.

Sejumlah titik pengawasan ditempatkan di area rawan kecelakaan dan kerap terjadi pelanggaran. Patroli gabungan pun dilakukan secara dinamis mengikuti kondisi lalu lintas kota yang semakin padat.

“Operasi masih akan berlangsung beberapa hari ke depan. Kami akan terus menindak dan mengedukasi. Harapannya, masyarakat memahami bahwa keselamatan di jalan adalah urusan kita semua,” tutup Ismail.

[RWT] 



Berita Lainnya