Kaltim

Farid Nurrahman: Satu Tahun Kinerja Andi Harun-Rusmadi Tata Kota Belum Terlihat Maksimal

Kaltim Today
14 Maret 2022 06:51
Farid Nurrahman: Satu Tahun Kinerja Andi Harun-Rusmadi Tata Kota Belum Terlihat Maksimal
10 Program Unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda, Andi Harun-Rusmadi.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Direktur Pusat Studi Perkotaan Planosentris Farid Nurrahman ingin Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda Andi Harun-Rusmadi membuktikan janjinya terhadap tata kota.

Alumnus University of Greenwich London itu mengatakan, warga punya harapan besar agar tata kota Samarinda jadi lebih baik. Berikut petikan wawancara Kaltimtoday.co dengan Farid Nurrahman:

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda Andi Harun-Rusmadi sudah satu tahun memimpin. Bagaimana kinerja keduanya dalam menata kota?

Masih belum banyak terlihat kinerjanya. Bisa dilihat dari daftar janji politik yang dicanangkan saat kampanye.

Tapi memang keunggulan Andi Harun-Rusmadi adalah brand mark pemerintahan sebelumnya yang tidak terlalu tinggi standarnya, sehingga dibandingkan dengan kerja-kerja yang sekarang pasti banyak positifnya kalau misalnya dibandingkan dengan yang dahulu. Ada hal-hal yang jadi lebih cepat. Ada juga yang mungkin beda.

Apa perbedaan yang mencolok itu?

Penanganan banjir. Kita sekarang jadi lebih sering melihat petugas-petugas membersihkan drainase. Petugas-petugas bisa dibilang membebaskan area drainase dari pedagang kaki lima. Sebelumnya itu tidak ditangani atau tidak tegas seperti Andi Harun-Rusmadi. Di pemerintahan sekarang, terlihat ada progres.

Masih dalam hal penanganan banjir, ada usaha-usaha yang dilakukan untuk mempercepat aliran-aliran air itu tidak menumpuk di satu titik. Makanya kita melihat di simpang empat Mall Lembuswana itu kan sempat dibongkar, dan di beberapa titik lain di depan Rumah Jabatan Wali Kota sempat dibongkar, di Jalan Dokter Sutomo sempat dibongkar, kalau kita lihat memang itu bisa dibilang signifikan mengurangi banjir.

Tapi ada juga yang jadi tidak terperhatikan, misalnya di Jalan DI Panjaitan. Pemerintahan sebelumnya jalan dilebarkan, gorong-gorongnya dibuat semua, dan penurunan banjirnya cukup masif.

Infografis Kaltim Today Andi Harun Rusmadi Janji Politik Program Samarinda
10 Program Unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda, Andi Harun-Rusmadi.

Tapi kan, sekarang banjir lagi. Artinya, infrastruktur yang sudah dibangun itu tetap dipelihara dan pemeliharaan itu jauh lebih berat daripada pembuatan. Itu yang harus diperhatikan. Masih banyak sebenarnya bisa kita ambil contoh-contoh lain. Tapi secara overall dibandingkan pemerintahan sebelumnya ada progres yang positif dalam satu tahun ini.

Tapi saya juga ingin mengkritik pintu drainase di depan rumah jabatan wali kota.

Itu saya agak lucu melihatnya. Karena kita lihat mungkin itu maksudnya baik. Ada pintu-pintu gorong-gorong sehingga nanti ketika ada pemeliharaan bisa lewat situ. Tapi posisinya agak ke tengah jalan, sehingga jalan nggak rata, jadi pengendara agak terganggu kalau lewat.

Itu seharusnya bisa sedikit ke pinggir. Jadi begini, seharusnya proyek-proyek seperti ini perhatikan lagi detail-detail engineering design-nya. Jangan sampai sesuatu yang karena lebih diutamakan manfaatnya, tapi fasad-nya agak sedikit kurang secara estetika, bahkan mengganggu pengguna jalan. Jadi, ini juga jadi catatan.

Selain banjir, apa yang masih harus diperhatikan Andi Harun-Rusmadi?

Kalau saya perhatikan di pemerintah sebelumnya cukup masif melakukan perbaikan jalan, pengecoran jalan di gang-gang kecil yang akses-aksesnya itu dibutuhkan oleh masyarakat secara langsung. Bisa dibilang grassroot. Itu sebenarnya contoh yang baik dan bisa diteruskan, sehingga masyarakat secara langsung dapat merasakan fungsi ataupun merasakan perubahan secara signifikan dalam jangka pendek.

Soal jalan rusak misalnya. Di Samarinda ini masih banyak sekali jalan-jalan yang rusak. Berlubang. Bukan hanya yang statusnya jalan nasional ya, kalau statusnya jalan nasional itu ya memang bukan kewenangan pemerintah kota, ya mungkin bagi orang-orang yang paham memaklumi seperti itu. Tetapi untuk jalan-jalan yang sifatnya jadi kewenangan pemerintah kota. Berlubang, sudah berlubang ya ditambal lah. Ditambal pun kualitasnya masih banyak yang kurang baik.

Jadi controlling-nya harus ditambah, harus ada unit-unit respon cepat seperti itu yang bisa menanggulangi masalah-masalah seperti ini. Karena kalau dibiarkan bisa menyebabkan kecelakaan, untuk roda dua itu kalau tidak terlihat ada lubang kan bahaya.

Ada tiga program unggulan Andi Harun-Rusmadi  yang berkaitan dengan  tata kota. Salah satunya terkait transportasi massal. Bagaimana Anda melihat progresnya selama satu tahun ini?

Satu tahun pertama ini, jujur saya belum melihat progresnya. Walaupun hanya selang-seling kabar berita tapi terkait persiapan transportasi massal misalnya yang skytrain sempat ada di gembor-gemborkan, tapi kan ditolak. Makanya perencanan-perencanaan itu ya harus lebih realistis.

Soal transportasi modern. Apakah Samarinda ini butuh itu skytrain? Ya, memang butuh oke, tapi untuk skala beberapa puluh tahun lagi. Ya itu bisa saja, misalnya tahun pertama kami sudah menyelesaikan masterplan misalnya. Atau di tahun pertama kami sudah menyelesaikan kajiannya. Itu kan untuk menepis isu-isu negatif bahwa pemerintah tidak serius dengan janji politik tersebut. Tapi dengan menunjukkan progresnya.

Atau misalnya beralih ke transportasi modern lainnya yang memang lebih realistis di Samarinda. Misalnya, bikin trem di Tepian Mahakam. Dibikin trem dari Tempekong ke Bigmall misalnya.

Satu trem itukan hanya menggunakan jalur jalan yang sudah ada. Kalaupun jalurnya tidak digunakan masih bisa digunakan untuk kendaraan lain. Seperti di Istanbul lah contohnya. Misalnya dibuat satu titik dulu. Itukan sudah bisa jadi satu itikad baik atau menunjukan bahwa kami serius menyelesaikan janji politik yang dibuat, artinya tidak main-main.

Tangganpan Direktur Pusat Studi Perkotaan Planosentris Farid Nurrahman atas satu tahun kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda, Andi Harun-Rusmadi.
Tangganpan Direktur Pusat Studi Perkotaan Planosentris Farid Nurrahman atas satu tahun kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda, Andi Harun-Rusmadi.

Atau dengan cara membuat bus-bus wisata dulu, seperti yang ada di Kota Bandung. Yogyakarta. Itu kan sebenarnya kota kita juga butuh. Walaupun itu jatuhnya bukan transportasi massal ya, tapi lebih ke pariwisata. Tapi kan itu satu hal yang bisa ditujukan ke publik bahwa ‘kita berprogres loh janji politik untuk transportasi massal’.

Kita berprogres loh janji politik untuk transportasi massal Farid Nurrahman

Atau dengan cara mendigitalisasi angkot-angkot yang ada di Samarinda, seperti di Jakarta. Karena ada kaitannya dengan program smart city plus di janji politik selanjutnya, ya bisa saja itu dikaitkan dengan transportasi massal. Karena perhatian terhadap angkutan umum pun masih belum terlihat sampai saat ini.

Padahal, pengguna atau orang yang butuh dengan angkutan umum itu juga masih masif. Terutama, di daerah-daerah pinggiran kota, misal Samarinda Utara, Loa Janan, Palaran. Itu orang-orang yang masih secara intens menggunakan transportasi publik. Mungkin di daerah kota orang sudah punya kendaraan masing-masing, tapi kalau di pinggiran kota, orang dari Samarinda Utara mau ke kota kecenderungan untuk angkot itu masih tinggi.

Di Palaran dan Loa Janan pun seperti itu, orang baru turun dari Balikpapan atau luar kota pasti mencari angkutan umum.  Seharusnya tahun pertama ini, ada kegiatan atau ada usaha untuk memperbaiki atau setidaknya mengkaji ulang. Yah nggak mesti banyak, misalnya satu trayek angkot dulu. Misalnya trayek angkot A atau B. Harusnya bisa dikejar juga.

Bagaimana dengan janji satu kelurahan satu taman Andi Harun-Rusmadi?

Dari tiga program unggulan terkait tata kota, mau cepet mengejar tahun pertama mestinya bisa saja janji ini yang dikejar. Kan, maksud satu kelurahan satu taman, saya sebagai pengamat melihat itu bukan hanya membuat taman baru. Tapi bisa revitalisasi taman-taman yang sudah ada.

Di kelurahan tertentu mungkin disesuaikan fungsinya dengan kebutuhan kelurahan tersebut. Karena kan di samarinda ini juga banyak taman-taman yang nggak efektif, tapi kan lahannya ada. Artinya itu kan tinggal di desain ulang, dievaluasi, disesuaikan dengan kebutuhan dari masyarakat sekitar kelurahan tersebut. Lalu dimodifikasi sesuai kebutuhannya.

Jadi, seharusnya tahun pertama itu memang bisa dikejar sambil menyiapkan site plan taman di setiap kelurahan sesuai dengan janji politik yang ada. Jadi paling tidak, secara kuantitatif bisa dihitung persentasenya.

Kan satu taman satu kelurahan artinya ada 52 taman. Misalnya, di tahun pertama berprogres 10 persen dulu. Kami berhasil membuat 5 taman. Itu kan klaim yang baik sebenarnya. Artinya, walaupun tidak bisa direalisasikan semuanya pada tahun pertama, tapi setidaknya sudah di tunjukan kepada publik ‘Ini loh, progres kami di tahun pertama terkait program itu!’.

Harapannya  tahun kedua ini bisa lah itu dikejar. Itu program yang cukup realistis.

Andi Harun-Rusmadi ada program unggulan Smart City Plus. Bagaimana Anda melihat janji ini selama satu tahun kepemimpinan di Samarinda?

Susah juga ya menilai Smart City Plus ini apa maksudnya? Kalau misalnya kita lihat smart city ini kan kota-kota yang banyak aplikasi-aplikasi penunjang seperti itu, atau secara government tata kelola lebih digital. Yang selama ini bukan hanya Samarinda, seluruh kota di Indonesia pun bertransformasi menjadi smart city dikarenakan pandemi.

Tapi plus-nya itu bagaimana? Apakah membayar parkir secara digital itu sudah termasuk satu klaim? Itu bisa. Tapi apakah itu berdampak pada masyarakat ya? Itu kan beda lagi. Karena smart city ini kan pada dasarnya kota dengan penuh solusi. Bukan kota dengan banyak aplikasi. Jadi intinya solusinya apa?

Pemerintah pasti membuat trobosan-trobosan apalagi di dinas-dinas terkait dengan informatika. Tapi seberapa besar manfaatnya atau seberapa besar gunanya secara langsung kepada masyarakat, itulah yang harus dinilai.

Harusnya program Smart City Plus ini klaimnya itu bisa dimulai dari penggunaan aplikasi-aplikasi yang mempermudah masyarakat di era pandemi ini. Tapi sampai saat ini belum dijelaskan Smart City Plus dari Andi Harun-Rusmadi itu bagaimana dan ke arah mana?

Beberapa waktu lalu Pemkot Samarinda meluncurkan ‘Aplikasi Samarinda Santer’. Apa itu bukan bagian Smart City Plus?

Balik lagi ya, aplikasi yang dibangun itu seberapa besar membawa solusi bagi masyarakat di Samarinda atas permasalahan yang ada. Karena kalau hanya sekedar membuat aplikasi, ya saya rasa semua orang bisa. Tapi bagaimana aplikasi itu bermanfaat bagi masyarakat, misalnya aplikasi itu sudah dikenal atau belum? Yang download sudah seberapa banyak? Fungsinya di dalam itu untuk apa? Misalnya ada fitur pengaduan dan lain-lain. Seberapa cepat aduan-aduan itu direspon atau jangan-jangan warga Samarinda kalau kebakaran malah menghubungi akun-akun sosial media karena dianggap lebih cepat informasi itu menyebar, ketimbang pakai aplikasi.

Jangan-jangan warga Samarinda kalau kebakaran malah menghubungi akun-akun sosial media karena dianggap lebih cepat informasi itu menyebar, ketimbang pakai aplikasi. Farid Nurrahman

Itu kan berarti ada permasalahan kepercayaan masyarakat karena masyarakat menganggap lebih baik melapor ke sosial media yang lebih ramai saja toh juga nanti beritanya akan lebih cepat sampai.

Makanya Smart City Plus itu masterplan-nya itu mau kemana? Arahnya mau kemana? Seperti apa? Apakah lebih ke perizinan? misalnya pemkot menyediakan aplikasi yang mempermudah perizinan seperti orang-orang mau buat izin galangan kapal masuk ke aplikasi itu, lalu diarahkan untuk industri galangan kapal sebaiknya di zona ini, atau di zona mana saja yang bisa berpotensi. Yang seperti itu lebih bermanfaat, bukan hanya solusi untuk masyarakat samarinda juga, tapi investor juga bisa masuk.

Selain janji-janji politik Andi Harun-Rusmadi, soal tata kota, apa yang keduanya harus perhatikan?

Saya lihat untuk trotoar-trotoar sudah mulai diperbaiki, itu hal yang bagus. Kalau bisa di titik-titik lain juga. Kita lihat di Jalan Juanda kan sudah bagus. Alangkah baiknya kalau mulai merambah ke koridor-koridor jalan lain.

Tata kelola parkir masih perlu diperhatikan, walaupun memang seperti di Tepian Mahakam itu tata kelola parkirnya sudah mulai rapi.

RTH perlu semakin digalakan. Kita lihat eks Bandara Temindung, itu kan masyarakat makin ramai disitu. Artinya, masyarakat ini sebenarnya haus berkegiatan di ruang publik. Apakah itu bisa dikejar?

Terkait kemudahan iklim investasi, Samarinda ini kan mau jadi penyangga Ibu Kota Negara. Kita harus bersiap dalam menyiapkan infrastruktur-infrastruktur dasar agar nantinya investor kalau mau masuk itu mudah. Mempermudah jaringan air. Jaringan listrik. 

Apakah masyarakat semua sudah mendapatkan air yang layak? Itu kan harus dilihat ulang. Karena klaim-klaim distribusinya mungkin 99 persen sudah terdistribusi. Tapi distribusinya itu seminggu sekali mati, airnya bersih atau nggak. Kalau terkait kelistrikan mungkin sudah baik. Tapi mungkin bisa diperbaiki terkait kabel-kabelnya, masih amburadul.

Satu lagi yang menjadi masalah di satu tahun terakhir sekarang itu Samarinda ada hujan atau nggak, setiap malam  ada titik genangan air. Jalan Gatot Subroto pasti banjir. Jalan Dokter Sutomo dekat Pasar Segiri juga pasti banjir. Itu air pasang. Nah dulu nggak ada kaya gitu, itu mungkin bisa dievaluasi. Butuh rumah rumah pompa mungkin untuk pompa air supaya tidak naik.

Kasihan, ada rumah-rumah warga yang sudah pasrah karena tiap malam pasti genangan air naik. Ini fenomena baru, dulu kan nggak ada. Dulu kan kalau ada hujan saja banjir, kalau udah nggak hujan ya nggak. Tapi sekarang satu tahun terakhir pertama ada beberapa titik-titik yang tergenang. Mungkin nanti bisa dilihat lagi titik-titik yang lainnya. Tapi yang saya rasakan langsung itu di Jalan Dr Sutomo, Jalan Gatot Subroto, depan Kopi Cangkir di Pasar Pagi. Ada nggak ada hujan terendam. Ini harus diatasi. (*)

10 Program Unggulan Andi Harun-Rusmadi di Pilkada 2020

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya