Daerah
Gerakan Bank Sampah Resik Asik, Cara Warga Bontang Atasi Masalah Sampah dari Akar Rumput

Perubahan kadang datang tanpa sorotan. Di RT 27 Perum BSD Bontang, warga memilih bergerak lewat cara paling sederhana: mengelola sampah sendiri. Bank Sampah Resik Asik pun lahir, ia merupakan buah dari kesadaran warga dan kebijakan kota yang akhirnya bertemu di titik yang sama.
Kaltimtoday.co, Bontang - Cahaya matahari belum setitik pun nampak di langit. Rumah dan lingkungan di RT 27 Komplek Perumahan Bukit Sekatup Damai (BSD) Bontang masih terlihat bak kota mati, sepi, belum terlihat tanda-tanda aktivitas manusia. Udara pagi itu masih cukup sejuk untuk ukuran Bontang, sekitar 23 derajat Celsius.
''Terniat, terniat,'' kata Fadhilla R. Nurhayati yang kemudian ditimpal salah seorang kawannya ''Siap-siap guys, bangun pagi buta untuk pungutin sampah.''
Pagi itu, Fadhilla R. Nuhayati (31) dan seorang rekannya sudah bersiap memulai aktivitas di Bank Sampah Resik Asik. Aktivitas itu mencakup pemilahan sampah, hingga mengumpulkan botol plastik di drop box yang tersebar di lingkungan rumah mereka. Ini merupakan aktivitas rutin yang mereka lakukan 1-2 kali saban pekan.
Fadhilla R Nurhayati yang juga merupakan istri ketua RT 27 Perum BSD adalah motor penggerak Bank Sampah Resik Asik. Di sini, ia dibantu 7 orang warga yang tergabung dalam kelompok kerja (Pokja) Bank Sampah Resik Asik berupaya mengelola sampah di lingkungan mereka dengan menerapkan 3R atau Reduce, Reuse, and Recycle (kurangi, gunakan kembali dan mendaur ulang).
Perempuan yang akrab disapa Dilla ini menjelaskan, Bank Sampah Resik Asik mulai dibentuk pada Juli 2025. Ini tak lama usai Wali Kota Bontang menginstruksikan seluruh RT di Kota Taman-- julukan Bontang, untuk memiliki bank sampahnya masing-masing. Pembentukan bank sampah ini, tak lain, untuk menanggulangi persoalan sampah di tingkat terkecil (rukun tetangga/RT). Kendati dari 500-an lebih RT di Bontang, belum semuanya menjalankan instruksi tersebut.
Ketika bulat menjalankan bank sampah di RT 27, Dilla mulanya mengaku cukup ragu. Sebab menurutnya, mengelola bank sampah tidak mudah. Selain itu, ia membutuhkan banyak tenaga.Namun beruntung, selain didukung suami sendiri yang merupakan Ketua RT 23, Isfallah Adryanta; dia juga mendapat dukungan dari warga setempat, yang sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak muda di rentang usia 20-35 tahun. Mereka semua memiliki semangat dan visi bersama bahwa sampah memang harus terkelola secara baik.
''Mulanya agak ragu, karena mengelola bank sampah kan butuh banyak orang dan ini tidak mudah. Cuma ya sudah, kami mulai saja dulu dengan kondisi seadanya,'' sebut Dilla ketika disambangi di rumahnya belum lama ini.
Semangat Dilla menghadirkan bank sampah di lingkungannya tidak sekadar datang karena instruksi wali kota. Lebih dari itu, kata dia, semangat ini datang dari kesadaran pribadi serta melihat contoh nyata yang ditunjukkan oleh ibunya sendiri. Orangtua Dilla, yang juga merupakan ketua RT di Kelurahan Satimpo, Bontang, rupanya juga mengelola bank sampah.

Fadhilla R. Nuhayati ketika menerima penghargaan harapan 1 dari Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni dalam kegiatan World Clean Up Day 2025. (Istimewa).
Langkah pertama ketika bank sampah mulai dijalankan, Dilla dan tim mulai berkeliling rumah-rumah warga di RT 27 untuk menanyakan apakah mereka masih menyimpan sampah di rumah. Sebagian besar warga kala itu mengaku sampah semuanya sudah dibuang dan tentu saja, sampah tersebut dibuang tanpa dipilah terlebih dahulu. Semua tercampur.
''Walah, langsung saya buang,'' kata Dilla meniru suara warga ketika pertama kali ditanyakan soal sampah rumahan.
Konsep memilah dan mendaur ulang sampah adalah konsep yang sama sekali baru bagi sebagian besar warga. Oleh sebab itu, setiap ada kesempatan bertemu warga, entah secara door-to-door atau ketika ada pertemuan tingkat RT dan komplek, itu dimanfaatkan Dilla untuk memaparkan soal pengelolaan sampah dengan baik dan keberadaan Bank Sampah Resik Asik. Walau masih sangat awam, warga cukup menyambut baik inisiatif ini.
Perlahan warga RT 27 mulai memilah sampah di tingkatan rumah. Karena kawasan ini merupakan komplek perumahaan yang banyak dihuni karyawan perusahaan dan warga yang menjalankan usaha, sebagian besar sampah yang dihasilkan ialah seperti kardus, botol plastik, dan plastik belanja.
Sampah yang sudah dipilah itu bisa langsung disalurkan ke kediaman Dilla atau ditaruh di tiga drop box yang tersebar di lingkungan rumah mereka. Untuk sampah yang dikumpulkan langsung ke pengelola Bank Sampah Resik Asik, bisa ditukar ''uang'' sesuai berat dan jenis sampah yang dikumpulkan.
Dalam sebulan, Bank Sampah Resik Asik bisa kelola hingga 100 kilogram sampah daur ulang. Pendapatan yang mereka peroleh sudah sekitar Rp900 ribu dalam 3 bulan. Menurut Dilla, nilai ini cukup besar sebab tidak ada yang menyangka, sampah yang dianggap tak bernilai rupanya masih bisa jadi uang.
Setidaknya ada 18 jenis item sampah daur ulang yang bernilai ekonomis di Bank Sampah Resik asik, ini per data 1 September 2025. Misalnya kardus, dihargai seribu per kilogram, dublex Rp200 per kilo, buku Rp700 per kilo, tutup botol Rp800 per kilo, thinwall Rp800 per kilo, dan paling mahal, minyak jelantah Rp2.000 per liter. Besaran nilai ini sesuai dengan harga yang ditetapkan DLH Bontang.
Namun, sebagian warga tidak mengambil uang hasil pengumpulan sampah daur ulang itu. Mereka memilih menyumbangkannya sebagai kas RT. Kendati begitu, setiap warga tetap dibuatkan ''buku tabungan'' sesuai dengan berat sampah dan nilai diperoleh dari sampah yang dikumpulkan itu. Ini juga sebagai bentuk transparansi bersama.
''Tetap kami buatkan buku tabungan, biar enak hitungnya. Sebagian besar warga sumbangkan untuk kas RT, sebagian kecil tetap pegang sendiri,'' bebernya.
Sampah yang sudah terkumpul di Bank Sampah Resik Asik nantinya akan diangkut oleh petugas DLH Bontang. Pengakutan bisa 1-2 kali saban pekan, umumnya pada Sabtu atau Minggu. Tapi pada prinsipnya, petugas DLH akan datang ketika diminta oleh pengelola bank sampah.
Ketika mengangkut sampah, DLH pun harus membeli dari pengelola bank sampah. Itu sebabnya, nilai per item sampah sejak awal sudah ditentukan. Hasil sampah yang diperoleh dari tiap bank sampah se-Bontang itu diketahui dikumpulkan di gudang pengelolaan DLH, untuk kemudian dicacah atau dikirim ke pembeli dari luar kota, sebagian besar ke Surabaya.
Adapun hingga Oktober 2025, sudah 3 bulan Bank Sampah Resik asik beroperasi. Dari total sekitar 70-an rumah di RT 23 BSD, sekitar 23 di antaranya sudah jadi nasabah tetap bank sampah. Dua di antaranya bahkan berasal dari luar RT 27. Ini artinya, cakupan nasabah bank sampah sudah nyaris 50 persen warga dalam tempo sesingkat itu. Dilla bilang, dirinya bersama tim akan terus melaKukan sosialisasi ke masyarakat agar cakupan Bank Sampah Resik Asik bisa menyeluruh di RT 27.
''Akan terus kami beri pemahaman biar semua rumah di lingkungan kami bisa mengelola sampahnya dengan baik,'' sebutnya.
Dilla bilang, keterlibatan dirinya dan tim dalam pengelolaan sampah di RT 27 lebih didorong rasa tanggung jawab moril bersama. Mereka berprinsip bahwa pengelolaan sampah memang harus dimulai dari sendiri, lingkungan setempat, kemudian di tingkatan paling tinggi kota dan negara. Seluruh pihak harus bekerja sama agar persoalan sampah bisa tertangani. Selain untuk mendorong lingkungan bersih dan sehat, ini juga untuk masa depan Bontang dan bumi.
"Baru tiga bulan tapi kelihatan kok dampaknya di tempat kami. Sampah mulai berkurang, lingkungan bersih. Terus pas saya cek tempat sampah, warga benaran sudah pilah sampah. Senang lihatnya," ujarnya dengan senyum mengembang.
Namun ada tantangan dihadapi Dilla dan pengelola Bank Sampah Resik Asik. Saat ini mereka belum punya tempat sendiri untuk tampung sampah sumbangan warga. Semua terpusat di rumah Dilla, dan gudang yang tersedia sangat sempit. Praktis, sampah yang bisa mereka tampung pun terbatas.
"Saat ini, sampah di tempat kami masih tersimpan di gudang rumah saya. Jadi sampah yang bisa disimpan sangat terbatas. Ini kami lagi lobi ke perusahaan semoga bisa dipinjamkan lahan supaya ada tempat khusus bank sampah. Jadi akan lebih enak kami untuk mengelola sampah di sini," harapnya.
BERSAMBUNG.
Related Posts
- Prakiraan Cuaca Bontang dan Sekitarnya Hari Ini, Jumat, 3 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca Bontang dan Sekitarnya Hari Ini, Kamis, 2 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca Bontang dan Sekitarnya Hari Ini, Rabu, 1 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca Bontang dan Sekitarnya Hari Ini, Senin, 29 September 2025
- Prakiraan Cuaca Bontang dan Sekitarnya Hari Ini, Jumat, 26 September 2025