Nasional

IHSG Anjlok Bukan karena Trump, Pakar Ungkap Konsumsi Lesu Jadi Penyebab Utama

Network — Kaltim Today 26 Maret 2025 20:03
IHSG Anjlok Bukan karena Trump, Pakar Ungkap Konsumsi Lesu Jadi Penyebab Utama
Ilustrasi. (Pexels)

Kaltimtoday.co - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan signifikan hingga memicu trading halt dalam beberapa waktu terakhir. Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, pelemahan ini bukan akibat faktor eksternal seperti kebijakan proteksionisme Amerika Serikat atau Donald Trump, melainkan masalah dalam sektor riil domestik.

Penyebab IHSG Merah: Konsumsi Lesu dan Ketidakpastian Ekonomi

Bhima menyoroti bahwa pasar terlambat mengenali permasalahan di sektor riil Indonesia. Hal ini terlihat dari fakta bahwa IHSG menjadi satu-satunya indeks di Asia yang melemah, sementara negara lain masih bertahan di zona hijau.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap pelemahan IHSG adalah penurunan konsumsi barang impor.

"Biasanya, satu bulan menjelang Ramadan dan Lebaran, masyarakat mulai berbelanja barang impor, mengingat Indonesia menerapkan kebijakan perdagangan yang terbuka. Namun, kali ini, justru terjadi penurunan impor barang konsumsi hingga 21 persen, menandakan lemahnya daya beli masyarakat," jelas Bhima dalam sebuah diskusi dengan Dirtyvote.

Selain konsumsi rumah tangga, sektor keuangan juga menunjukkan tren negatif. Simpanan individu mengalami penurunan, sementara angka pinjaman yang tidak tersalurkan (un-disposed loan) terus meningkat.

"Bank kini semakin berhati-hati dalam menyalurkan kredit karena tingginya risiko. Di sisi lain, pelaku usaha juga cenderung menunda pengambilan fasilitas kredit yang sudah disetujui," tambahnya.

Situasi ini menunjukkan bahwa sektor riil Indonesia sedang berada dalam tekanan berat. Ketidakpastian ekonomi membuat pelaku usaha bersikap defensif, sementara konsumen menahan pengeluaran.

"IHSG yang sempat mengalami trading halt adalah sinyal bahwa fundamental ekonomi Indonesia membutuhkan perhatian lebih serius," kata Bhima.

Sementara itu, Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menepis anggapan bahwa pelemahan IHSG pada Senin (24/3/2025) disebabkan oleh pengumuman struktur Danantara.

IHSG tercatat melemah 96,96 poin atau 1,55 persen menjadi 6.161,22 pada perdagangan Senin (24/3/2025). Indeks LQ45 juga turun 11,00 poin atau 1,59 persen ke level 681,02.

"Saya rasa pengumuman struktur Danantara bukan penyebab utama pelemahan IHSG. Tim manajemen yang dipilih cukup berpengalaman di bidangnya," ujar Rully kepada ANTARA.

Menurutnya, faktor utama yang menekan indeks saham adalah pesimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Banyak saham spekulatif yang melemah, sementara saham-saham terkait Danantara justru mengalami kenaikan, seperti BMRI dan BBRI," jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan laporan mengenai penurunan IHSG kepada Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (18/3/2025).

IHSG tercatat mengalami penurunan tajam hingga 6,11 persen pada sesi perdagangan pertama hari itu.

"Perkembangan ekonomi nasional tentu akan kami laporkan kepada Bapak Presiden," ujar Airlangga.

Terkait pelemahan IHSG, Airlangga menyebutkan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

"Ada saham-saham tertentu yang mengalami penurunan signifikan akibat laporan keuangan atau informasi yang beredar. Selain itu, regulasi trading halt 5 persen yang diterapkan sejak pandemi Covid-19 juga perlu dievaluasi kembali," paparnya.

Meski demikian, Airlangga menegaskan bahwa secara fundamental, ekonomi Indonesia masih kuat.

"Fluktuasi saham adalah hal wajar dan terjadi di berbagai negara. Beberapa waktu lalu, pasar saham di negara lain juga mengalami koreksi cukup dalam. Indonesia baru merasakan dampaknya dalam satu atau dua hari terakhir," pungkasnya.

[RWT]



Berita Lainnya