Daerah
Keterbatasan Gudang Penyimpanan, Bulog Berau Belum Serap Gabah dari Petani
Kaltimtoday.co, Berau - Terbatasnya fasilitas gudang serta infrastruktur yang belum memadai menyebabkan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Berau belum menyerap gabah dari para petani.
Padahal harga gabah telah ditetapkan Rp 6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP). Hal ini sesuai dengan Keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2/2025. Serta ketentuan lain berupa, kadar air maksimal 15 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
Kepala Perum Bulog Berau, Lucky Ali Akbar mengungkapkan, gudang yang dimiliki Perum Bulog Berau saat ini belum bisa menampung gabah tersebut karena kapasitas gudang hanya mampu menampung dua ton beras yang setara dengan satu ton gabah. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap penyerapan gabah.
"Karena gabah membutuhkan ruang yang lebih besar dibandingkan beras, jika gabah disimpan dalam jumlah yang besar, maka akan mempengaruhi ketahanan pangan daerah karena terbatasnya ruang yang tersedia," katanya, Senin (27/1/2025).
Lebih lanjut Lucky menuturkan, Bulog Berau sedang merancang skema yang memungkinkan untuk segera menyerap hasil panen gabah petani. Dirinya memberi contoh keadaan di bulog lain yang bisa menerima gabah karena memiliki infrastruktur dan gudang yang lebih besar.
Sementara kapasitas yang dimiliki Berau masih sangat terbatas. Salah satu langkah untuk mengatasi masalah in yakni berkoordinasi dengan Bulog pusat untuk mencari skema yang tepat, seperti membeli gabah gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan menempatkannya di gudang masing-masing. Yang jelas, solusi ini harus menguntungkan semua pihak.
"Kami ingin win-win solution dan tidak ada pihak yang dirugikan. Selama ini, memang Bulog Berau hanya menyerap beras, bukan gabah, karena cara penyimpanan gabah yang berbeda dengan beras," tambahnya.
Penyimpanan gabah membutuhkan perlakuan yang lebih hati-hati dan tidak bisa digabungkan dengan beras dalam satu gudang. Di beberapa daerah lain, seperti Sulawesi, Jawa, dan NTB, skema penyimpanan gabah yang serupa telah diterapkan di sentra produksi.
Perhitungan kebutuhan beras di Berau menunjukkan bahwa konsumsi per kapita mencapai 6,6 kg per bulan, sehingga total kebutuhan gabah masyarakat Berau mencapai sekitar 2.000 ton per bulan.
Namun, produksi gabah lokal hanya mampu menghasilkan sekitar 4 ton per hektare, dengan dua kali panen dalam setahun.
Oleh karena itu, meskipun ada panen raya, hasilnya tetap tidak mencukupi kebutuhan lokal, dan sebagian besar gabah harus didatangkan dari luar daerah.
"Produksi di Berau jika dikalkulasikan hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat selama sebulan. Jadi 11 bulan lainnya harus mendatangkan dari luar daerah," bebernya.
Namun, diakuinya bahwa Pemkab Berau telah mulai memberikan perhatian lebih terhadap sektor pertanian dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta fasilitas pengeringan gabah, untuk membantu meningkatkan hasil produksi gabah lokal.
Pihaknya tetap berkomitmen untuk berusaha menyerap gabah petani tahun ini, meskipun dengan keterbatasan yang ada.
Beberapa opsi telah dipikirkan untuk dapat menyerap gabah tersebut. Seperti, menyewa gudang tambahan, menggunakan penggilingan, atau langsung bekerja sama dengan Gapoktan.
"Kami terus berkoordinasi agar bisa memaksimalkan potensi yang ada,” katanya.
Selain itu, ada juga opsi dengan memaksimalkan penggunaan gudang yang ada dengan membaginya menjadi dua bagian, satu untuk penyimpanan gabah dan satu untuk beras. Hal ini akan bergantung pada jumlah gabah yang dapat dijual oleh petani.
Lucky berharap petani bisa tertarik untuk menjual gabahnya langsung ke Bulog, karena proses pembelian yang cepat dan langsung dibayar. Dengan segala keterbatasan dan tantangan yang ada, pihaknya tetap berusaha untuk mencari solusi terbaik agar petani di Kabupaten Berau bisa lebih terjamin dalam hal penyerapan hasil panen mereka.
"Kita tetap harus perhitungan. Kami harap panennya kan panen raya, jangan sampai ada yang gagal panen. Mudah-mudahan bisa menarik bagi petani untuk diseriusi," harapnya.
[MGN | RWT]
Related Posts
- BUMDes Sumber Purnama Berjuang Tingkatkan Kualitas di Tengah Tantangan SDM dan Produksi
- Dugaan Mark Up Impor Beras, DPR Minta KPK Usut Tuntas, Beri Sanksi Berat bagi Pelaku
- Pemkot Bontang Berkomitmen Penuhi Persyaratan Bulog untuk Percepat Pembangunan Gudang Pangan
- Harga Beras Bulog di Balikpapan Jauh di Atas HET, KPPU Duga Ada Permainan
- Harga Beras Medium Bakal Naik hingga Rp 12.500 per Kg