Daerah
Kunjungan ke LLDIKTI hingga Kemendikbudristek, Pemkot Bontang Fasilitasi Masalah Mahasiswa Unijaya

Bontang, Kaltimtoday.co - Pemkot Bontang tengah berupaya keras menyelamatkan nasib ratusan mahasiswa Universitas Trunajaya (Unijaya) yang terancam tidak bisa menyelesaikan studi setelah kampus mereka dibekukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak 2024.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni secara aktif melakukan pendekatan ke berbagai pihak untuk mencari solusi. Pada Kamis (17/4/2025), Pemkot melakukan dua langkah strategis sekaligus: pertemuan dengan Biro Hukum Ditjen Dikti Kemendikbudristek, Afifah, di Jakarta dan koordinasi dengan LLDIKTI Wilayah XI di Banjarmasin.
"Kebetulan ada di Jakarta, bunda coba fasilitasi dan advokasi ini. Nanti mereka (Kemendikbudristek) yang akan turun ke Unijaya, lihat semuanya," kata Wali Kota Neni kepada Kaltim Today, Jumat (17/4/2025) siang. Adapun hasil kunjungan itu, Biro Hukum Ditjen Dikti, Afifah, kata Wali Kota Neni, siap mengadvokasi persoalan yang dialami mahasiswa Bontang di Unijaya.
Wali Kota Neni bilang, sebelum berkunjung ke Mendiktisaintek, dirinya sempat menerima kunjungan perwakilan mahasiswa Untru beberapa pekan lalu. Dalam kunjungan itu, mahasiswa meminta Pemkot Bontang mendukung dan mengadvokasi kondisi mereka. Sebab hingga kini, nasib mereka masih tak kunjung jelas: tak bisa yudisium, tak bisa wisuda. Ini akibat pembekuan dijatuhkan Kemenristekdikti sejak 2024 lalu karena sengkarut administrasi yang menjerat kampus itu.
Aduan ini menjadi salah satu dasar bagi Pemkot Bontang untuk bergerak cepat. Neni menegaskan, pihaknya mesti bergerak cepat dan menyelamatkan nasib ratusan mahasiswa ini. Jangan sampai mereka terus terkatung-katung apalagi sampai dikeluarkan dari kampus (Drop-out/DO). Upaya ini juga merupakan bentuk nyata bahwa pemerintah kota selalu hadir untuk rakyatnya.
"Bunda hanya berusaha menyelamatkan mahasiswa, makanya bunda hadir dan fasilitasi (di Kemendikbudristek). Kasihan mereka. Katanya ada 200-an mahasiswa terdampak," sebutnya.
Nantinya, kata Neni, Kemendikbudristek akan turun langsung ke Unijaya untuk melihat kondisi riil di lapangan, juga mengecek seluruh persyaratan administrasi yang telah mereka minta ke kampus.
Selain itu, Unijaya juga menunggu hasil evaluasi yang akan diterbitkan tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi (EPKT) Mendiktisaintek untuk tahu bagaimana nasib kampus ini ke depannya.
"Nanti menunggu evaluasi dari Mendiktisaintek. Apakah bisa lanjut, atau seperti apa," bebernya.
Sembari menunggu hasil evaluasi Tim EPKT, Wali Kota Neni juga telah memikirkan berbagai opsi yang mungkin hadir. Salah satunya, kemungkinan mahasiswa Trunajaya berpindah atau dialihkan ke kampus lain.
Untuk ini, Wali Kota Neni bilang, dirinya telah berkomunikasi ke dua kampus swasta di Samarinda: Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) dan Universitas 17 Agustus (Untag).
Opsi transfer mahasiswa ini sangat dimungkinkan, namun dengan catatan, mahasiswa Untru terdata dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PPDIKTI) mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga mesti menyesuaikan kurikulum yang ada di kampus tujuan.
"Saya sudah dikomunikasikan ke UMKT. Saya telpon langsung rektornya. Kalau seandainya keluar rekomendasi Kemendikti bahwa anak-anak ini bisa ditransfer atau pindah kuliah di jurusan yang sama. Karena Bontang, kan, tidak punya universitas yang punya jurusan seperti di Untru, maka dialihkan ke kampus di Samarinda," urainya.
Dia menambahkan "Tapi ketika berpindah tidak bisa langsung ikut yudisium. Harus lihat mata kuliahnya, harus disesuaikan dengan yang ada di UMKT."
Namun Wali Kota Neni berharap, Unijaya tidak tutup tapi terus beroperasi. Sebab, kampus ini punya sejarah dalam menghiasi dunia pendidikan di Bontang.
"Harapannya, semoga bisa difasilitasi biar bisa berlangsung. Jangan sampai ditutup, semoga bisa diberikan advokasi," tandasnya.
Sementara di waktu bersamaan, Pemkot juga mengirim delegasi ke Banjarmasin untuk mengunjungi LLDIKTI yang dipimpin Asisten I Pemkot Bontang Dasuki. Salah satu delegasi,
Kepala Inspektorat Bontang Enik Ruswati, menjelaskan, kehadiran Pemkot di LLDKTI Wilayah XI, untuk memperjuangkan masa depan anak-anak Bontang. Sebab, hampir seluruh mahasiswa yang terkatung-katung di Untru adalah warga Bontang.
"Jadi kami datang ke sana menjelaskan, kami tidak masuk di ranah universitasnya. Tapi mahasiswanya yang merupakan masyarakat Kota Bontang," kata dia ketika dikonfirmasi, Jumat (18/4/2025) sore.
"Mahasiswa ini kan masyarakat Bontang. Apalagi mereka sudah datang ke bu Wali. Jadi kalau ada masyarakat seperti ini, tentu pemerintah tidak boleh diam. Pemerintahkan harus hadir untuk masyarakat. Apalagi mahasiswa jumlahnya tak sedikit, kurang lebih 200-an. Angkatan 2020 dan 2021 yang tersisa," tandasnya.
[RWT]
Related Posts
- Kembangkan Ekonomi Kreatif, Agus Haris Tegaskan Komitmen Pemkot Bontang dalam Lestarikan dan Pengembangan Olahraga Sumpit
- Hindari Kebocoran Uang di Luar Daerah, Agus Haris Usul Gaji Pegawai Pemkot Bontang Dibayar di Hari Kerja
- Penghentian Dinilai Tidak Realistis, Agus Haris Usul Galian C di Bontang Dilegalkan
- Kurang dari 100 Hari Kerja, Neni-Agus Berhasil Selesaikan Miskin Ekstem di Kelurahan Berbas Tengah
- Pemkot Bontang Siapkan Rp7,5 Miliar untuk Perbaiki 150 Rumah Warga Tahun Depan