Opini

Mitos dan Fakta Seputar Paru-Paru Basah

Kaltim Today
27 April 2024 12:12
Mitos dan Fakta Seputar Paru-Paru Basah

Oleh: dr. IGP Adietha Chandra Putra, S.Ked

Paru-paru basah merupakan istilah yang dikenal lebih jauh oleh masyarakat awam. Keadaan ini ditimbulkan oleh berbagai faktor risiko di mana terdapat hal-hal yang masih diperlukan pemeriksaan medis lanjutan. Dalam lingkup masyarakat, masih beredar beberapa informasi yang kurang tepat mengenai paru-paru basah.

Paru-paru basah sendiri merupakan keadaan dimana, paru-paru kita terkena infeksi. Infeksi adalah hal yang dapat terjadi karena pada umumnya, terdapat kuman, bakteri, virus jamur ataupun zat asing yang masuk dalam sistem tubuh kita dan mempengaruhi sistem kekebalan dalam tubuh kita. Ketika infeksi maka fungsi paru dapat terganggu. Terdapat  beberapa hal yang dikaitkan dalam terjadinya infeksi paru atau paru-paru basah ini. 

1.  Mandi malam bisa menyebabkan paru-paru basah

Faktanya, penyebab utama paru-paru basah adalah peradangan yang menginfeksi bagian kantung udara pada paru-paru. Kondisi tersebut mengakibatkan kantung terisi cairan atau nanah, sehingga terjadi penurunan fungsi pertukaran udara dan menyebabkan seseorang kesulitan bernapas. Jadi hal yang perlu dipahami adalah, peradangan paru-paru ini tidak terjadi akibat mandi pada malam hari, melainkan infeksi yang penyebabnya adalah bakteri, virus, atau jamur. Mandi pada malam hari tentu dengan kondisi imun tubuh yang baik tidak akan berpengaruh langsung ke paru-paru.

2.  Tidur di lantai  

Faktanya, tidur di lantai justru menyebabkan nyeri sendi atau nyeri pada tulang. Hal yang dikhawatirkan bukan soal tidur di lantai. Namun hal yang dapat menimbulkan dampak pada paru-paru adalah apakah lantai bersih atau justru banyak debu, yang akhirnya akan sering terhirup.  Jika memang tidur di lantai, lebih disarankan untuk menjaga kebersihan lantai. Sehingga lantai telah bersih dan terhindar dari partikel yang dapat memengaruhi paru dan saluran nafas. Hal ini dalam jangka panjang akan membantu menjaga imunitas atau daya tubuh agar tetap terjaga.

3.  Tidur dengan kipas angin

Faktanya, timbulnya cairan dalam rongga pleura (selaput tipis yang melapisi paru-paru dan dinding dada) bisa disebabkan oleh berbagai hal. Contohnya, infeksi tuberkulosis (TBC), kanker paru-paru, atau penyakit gagal jantung, dan tidak berhubungan dengan kipas angin. Meskipun tidur di depan kipas angin tidak menyebabkan paru-paru basah, tapi kebiasaan ini tetap perlu dibatasi. Setidaknya, hindari menggunakan kipas angin dengan arah yang langsung mengarah ke badan.

4.  Cuaca dingin 

Faktanya, meskipun paru-paru basah seringkali lebih umum terjadi pada musim dingin atau cuaca dingin, bukan berarti penyebabnya hanya itu saja. Penyebab infeksi paru-paru bisa juga karena akibat mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur. Faktor cuaca yang relatif dingin menyebabkan sebagian orang menjadi sensitif. Sehingga respon imun tubuh akan meningkat untuk mencegah terjadinya infeksi. Bila terdapat orang yang tidak menjaga imunnya, dapat mengalami serangan vris flu dan bisa menularkan virus tersebut ke orang lain. Penyebaran droplet dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi merupakan cara umum penularannya. 

Tidak terdapat cara untuk mencegah paru-paru basah

Faktanya, ada beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan untuk diambil guna membantu mencegah dan mengurangi risiko infeksi paru-paru ini. Salah satunya yaitu vaksinasi, dimana  vaksinasi merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah beberapa jenis infeksi paru-paru, seperti pneumonia dan influenza. Tentu hal tersebut sebaiknya dikonsultasikan telebih dahulu ke dokter. Selain itu, hal yang relatif mudah dilakukan yaitu menjaga kebersihan tangan, menghindari merokok atau asap rokok maupun rokok elektronik, menggunakan masker bila berpergian ke daerah rawan penularan penyakit seperti rumah sakit atau puskesmas dan menjaga sistem kekebalan tubuh yang baik juga dapat membantu dalam mengurangi risiko terkna berbagai jenis infeksi, dalam hal ini infeksi paru.

Paru-paru basah atau infeksi paru, dapat disimpulkan bahwa, kondisi ini dapat terjadi karena adanya berbagai factor risiko yang dapat menurunkan ataupun mempengaruhi imunitas pada tubuh. Infeksi sebagai penyebab utama yang dapat disebabkan mikroorganisme seperti kuman bakteri, virus ataupun jamur bisa menjadi penyebab infeksi paru. Hal yang mendukung infeksi sebagai pemberat adalah paparan terkena debu, menghirup banyak partikel polusi, tertular dari orang yang sedang sakit infeksi paru, terkena asap rokok dan merokok.

Saran yang bisa diberikan adalah bila terdapat gejala yang memberat seperti misalnya batuk, sesak napas, demam lebih dari 2 hari, segera diperiksakan atau dikonsultasikan ke dokter. Sehingga lebih awal kita mengenal, lebih efektif dan efisien dalam penanganan yang akan diberikan.

Sumber:

Medical News Today. Diakses pada 2024. Acute Respiratory distress syndrome (Wet Lung)

Johns Hopkin Medicine. Diakses pada 2024. Pneumonia

Mayo clinic. Diakses pada 2024. Pneumonia


*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya