Advertorial

Multitafsir Rape Culture, DP3AP2KB PPU Nilai Bisa Sudutkan Perempuan

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 09 Juni 2023 17:25
Multitafsir Rape Culture, DP3AP2KB PPU Nilai Bisa Sudutkan Perempuan
Kabid Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, Yayuk Eka Pratiwi. (Fauzan/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Penajam - Rape culture belakangan ini banyak diperbincangkan oleh kawula muda di Penajam Paser Utara (PPU). Rape culture sendiri merupakan istilah untuk menyebut perilaku pemerkosaan dan kekerasan seksual dianggap sebagai sesuatu yang wajar. 

Dinas Permberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) PPU melalui Kabid Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, Yayuk Eka Pratiwi merespons kondisi tersebut. 

Menurutnya, penafsiran masyarakat terhadap tren ini bisa membawa celaka, pasalnya, tren ini menggiring posisi perempuan menjadi pelaku utama dalam kasus pemerkosaan.

"Tren itu cukup banyak menjadi pembahasan. Isu ini menganggap terjadinya pemerkosaan karena salah perempuannya itu sendiri. Padahal, menurut saya tidak seperti itu," tegasnya.

Menurutnya, kebanyakan kasus pemerkosaan bukan salah perempuan. Terkadang, laki-laki punya kesempatan melakukan itu dengan berbagai modus dan menjadi peluang bagi mereka untuk melakukan pemerkosaan.

"Saya secara pribadi sangat tidak setuju bahwa pemerkosaan itu hal yang lumrah. Di mana rasa keadilannya kalau pemerkosaan dianggap lumrah," ujar perempuan yang akrab disapa Yayuk.

Dalam hal ini, ia melihat masih banyak masyarakat yang menganggap perempuan sebagai subjek kekerasan, baik itu seksual maupun fisik. Persoalan itu kerap kali dihadapi perempuan di Indonesia, khususnya di PPU.

"Kalau di PPU, rape culture tidak menjadi budaya, hanya perbincangan trennya saja. Karena etika dan norma-norma yang ada di PPU sudah menjunjung tinggi HAM," ucapnya.

Meski begitu, Yayuk menilik tren ini memiliki keterkaitan dengan kentalnya budaya patriarki yang ada di PPU. Saat ini berbagai upaya telah dilakukan untuk menggetolkan kesetaraan gender.

"Hal ini berkaitan dengan budaya patriarki yang secara historikal masih ada di lingkungan bermasyarakat di PPU," pungkasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya