Daerah
Pemkab PPU Dinilai Kurang Serius Tangani Stunting
Kaltimtoday.co, Penajam - Kasus stunting di Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2023 masuk dalam zona merah, namun prevalensi kasus stunting di Penajam Paser Utara (PPU) justru alami penurunan.
Pemprov Kaltim memfokuskan angka prevalensi stunting di kabupaten dan kota dapat melandai menjadi 14 persen pada 2024. Saat ini rata-rata nasional sebesar 24,4 persen, sementara di Kaltim 23,9 persen.
Pengurus Inti Relawan Sosial PPU, Ahmad Sukriansyah menganggap pemerintah masih belum menaruh perhatian terhadap lonjakan ini. Ia juga meminta pemerintah harus lebih tekun merespons kasus ini.
“Stunting di PPU cukup pelik, karena belum terlihat giat pemerintah saat ini,” ucapnya belum lama ini.
Alih-alih mencegah kasus stunting, dia menganggap pemerintah PPU hanya melirik angka penurunannya, tanpa membabat habis sumber terjadinya stunting.
Dia bahkan mempertanyakan langkah apa yang sudah ditempuh pemerintah dalam mengurangi permasalahan ini.
“Data dari dinas terkait saja, kita sekitar 21,8 persen, sedangkan PPU ditargetkan 2024 harus bisa 14 persen. Kita perlu tau apa upaya pemerintah selama ini,” katanya.
Isu mengenai stunting ini sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, Sukriansyah meminta pemerintah bersikukuh untuk memperbanyak gerakan ketimbang sekadar omongan.
“Kalau saya berharap ada upaya pemerintah daerah untuk bisa menurunkan stunting secara komitmen. Tidak cuap-cuap saja,” ujarnya.
Pendidikan mengenai stunting sejak dini kepada masyarakat dirasa perlu dilakukan secara mendalam. Upaya itu agar masalah yang sekiranya muncul kepada ibu maupun kandungan, bisa segera diproteksi sejak dini.
“Mungkin bisa dilakukan seperti sosialisasi kepada ibu hamil atau juga kepada para wanita yang baru menikah atas pentingnya gizi dalam keadaan hamil itu, atau saat bayi tetap diberikan gizi yang cukup melalui ASI,” pungkasnya.
Merespons pernyataan Sukriansyah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) PPU, Ahmad Pada Elo mengatakan, pernyataan tim relawan sosial tersebut tidak sepenuhnya benar.
Menurutnya, terkait masalah data saja jelas angka nasional menyebut status stunting 24,8 persen, sementara provinsi di angka 22,8 persen pada 2021, dan PPU di angka 21,8 persen.
“Artinya, kalau statement mengatakan itu di atas rata-rata nasional, dari angka saja sudah mengatakan kalau itu tidak. Cuma memang sesuai dengan keputusan presiden dia menginginkan di 2024 angka stunting itu 14 persen,” tuturnya saat ditemui media ini pada Jumat (14/4/2023).
Saat ini, Dinkes PPU terus berupaya menekan angka stunting, dan berjuang untuk mencapai angka prevalensi stunting sebesar 14 persen. Bahkan Elo bersikeras jika prevalensi stunting tiap tahunnya harus melandai.
Pada Elo menyebut, pernyataan Sukriansyah bertolak belakang dengan apa yang telah dilakukan pihaknya untuk menekan angka stunting ini. Bahkan pihaknya telah mengikuti Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting terutama dalam hal intervensi gizi spesifik yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif, diupayakan sebagai pendukung untuk percepatan penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.
“Intervensi gizi spesifiknya kami ada sembilan indikator. Kami juga harus mengakui karakter dari sembilan indikator intervensi gizi spesifik ini ada beberapa yang kami belum capai. Dari sembilan itu ada empat indikator yang belum kami capai, kami harus akui itu,” imbuhnya.
Pihaknya bahkan tidak mengelak pandangan Sukriansyah yang menyebut pemerintah masih lemah dalam menangani kasus stunting. Ia menjadikan masukan itu sebagai pacuan untuk bersama-sama bisa menangani kasus ini.
“Ya justru itu menjadi sebuah pemicu agar kami bisa lebih bermaksimal lagi dalam mengupayakan penurunan prevalensi stunting,” tutupnya.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Tingkatkan Gizi Balita, DKP PPU Beri Edukasi Keluarga tentang Pemanfaatan Bantuan Pangan
- Rampung Diverifikasi, 360 Balita Layak Terima Bantuan Pangan
- DPPKB Samarinda Tekankan Remaja Jaga Kesehatan Reproduksi sebagai Bekal Cegah Stunting
- DPPKB Samarinda Perkuat Kolaborasi Lintas Kemitraan untuk Percepat Penurunan Stunting
- DP3AP2KB PPU Gelar Diseminasi Audit Kasus Stunting, Fokus Penanganan Komprehensif