Kaltim
Potensi Kotak Kosong di Pilgub Kaltim 2024, Pengamat: Kegagalan Kaderisasi Partai Politik
Kaltimtoday.co, Samarinda - Fenomena melawan kotak kosong di Pilgub Kaltim kemungkinan bisa terjadi. Pasalnya, salah satu bakal calon gubernur diisukan melakukan strategi 'borong partai' untuk meraih peluang kotak kosong.
Menyikapi hal ini, Koordinator Klinik Pemilu Fakultas Hukum Universitas Mulawarman (Unmul), Warkhatun Najidah, mengatakan bahwa keberadaan kotak kosong dalam Pilgub Kaltim bisa dianggap sebagai indikasi gagalnya kaderisasi dalam partai politik.
"Yang perlu dicermati, kalau sudah ada kejadian kotak kosong di suatu daerah, itu termasuk kegagalan regenerasi partai politik," pungkasnya.
Menurut Najidah, sangat disayangkan apabila terjadi kotak kosong di Pilgub Kaltim mendatang. Ia mengatakan, figur-figur putra terbaik Kaltim tidak akan timbul di mata masyarakat.
"Apa yang disayangkan, bukan berarti kita tidak punya putra terbaik kaltim, saya meyakini putra terbaik Kaltim banyak, tapi terbaik partai belum tentu," jelasnya.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 10/2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota atau UU Pilkada, memungkinkan terjadi pasangan calon tunggal saat kontestasi politik dengan kondisi dan syarat tertentu.
Dalam pasal 54C ayat 1 disebutkan bahwa satu paslon mungkin terjadi jika setelah penundaan dan berakhirnya masa pendaftaran hanya ada satu calon saja yang memenuhi syarat.
Kemudian, UU Pilkada juga mengatur Paslon tunggal bisa terjadi jika terdapat kondisi awalnya ada lebih dari satu calon yang mendaftar, namun hanya ada satu pasangan yang dinyatakan memenuhi syarat oleh KPU.
Di Kaltim, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim yang mencuat namanya adalah Isran Noor-Hadi Mulyadi dan Rudy Mas'ud-Seno Aji.
Terdapat potensi kotak kosong dalam Pilkada, mengingat Rudy Mas'ud-Seno Aji telah mengantongi surat rekomendasi dari enam partai politik, sedangkan Isran Noor-Hadi Mulyadi belum mendapatkan satupun.
Pasangan Rudy Mas'ud dan Seno Aji telah membentuk koalisi gemuk. Di dalamnya terdapat Golkar (15 kursi), Gerindra (10 kursi), PKB (6 kursi), PAN (4 kursi), PKS (4 kursi), dan NasDem (3 kursi), dengan perolehan sebanyak 42 kursi. Alih-alih pakai skenario kotak kosong, Rudy Mas'ud menampik hal itu.
"Tidak (skenario lawan kotak kosong). Sebenarnya saya hanya maju karena diamanahkan oleh Partai Golkar, dan beberapa partai pengusung lainnya. Ini sudah ada beberapa, dan lihat nanti hasilnya bagaimana," pungkasnya.
Kendati begitu, ia juga tidak memiliki target harus mengumpulkan dukungan dari beberapa partai lainnya. Menurutnya, semua keputusan ada di tangan pemilik partai politik.
"Tergantung pemilik partai. Memang kami sudah mendaftar di seluruh partai politik saat penjaringan kemarin. Tahapannya sama, semua dimulai dari daerah, naik ke provinsi, dan diputuskan nanti di DPP," tutup Rudy Mas'ud.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Buka Layanan Cuci Darah 24 Jam untuk Pasien Gagal Ginjal
- Pergub Kaltim No. 6/2024 Jadi Solusi Perpanjangan Waktu Penyelesaian Proyek Pembangunan
- BPSDM Kaltim: AI sebagai Kunci Transformasi Digital di Sektor Publik
- Debat Panas Pilgub Kaltim
- Balikpapan Tertinggi! Umur Harapan Hidup Penduduk Kaltim Meningkat dalam 10 Tahun Terakhir