Nasional

Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro, Mendikti Saintek yang Didemo ASN

Network — Kaltim Today 21 Januari 2025 08:29
Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro, Mendikti Saintek yang Didemo ASN
Satryo Soemantri Brodjonegoro. (Kemendikti Saintek)

Kaltimtoday.co - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, menjadi sorotan setelah ratusan aparatur sipil negara (ASN) melakukan aksi demonstrasi bertema "Senin Hitam" pada Senin (20 Januari 2025). Demo tersebut berlangsung di depan Kantor Kementerian Dikti Saintek di Jalan Pintu Senayan, Jakarta Selatan.

Di tengah protes yang menuding dirinya semena-mena, rekam jejak akademik dan karier Satryo Soemantri Brodjonegoro turut menjadi perhatian publik.

Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro: Intelektual Berprestasi

Satryo Soemantri dikenal sebagai seorang tokoh berpengaruh dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Ia memulai karier akademiknya pada 1985 sebagai dosen di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB). Setelah pensiun pada 2009, ia tetap aktif dalam berbagai posisi strategis, termasuk menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional pada 1999–2007.

Perannya dalam pengembangan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) menjadi salah satu tonggak penting dalam pengelolaan universitas di Indonesia. Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) untuk periode 2018–2023.

Dari segi pendidikan, Satryo menyelesaikan studi sarjananya di ITB dan meraih gelar doktor di bidang teknik mesin dari Universitas California, Berkeley, pada 1984. Ia juga pernah menjadi profesor tamu di Universitas Teknologi Toyohashi, Jepang.

Sebagai putra dari Profesor Soemantri Brodjonegoro, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era 1973, Satryo tumbuh dalam keluarga dengan tradisi akademik yang kuat. Salah satu adiknya, Bambang Brodjonegoro, juga dikenal sebagai tokoh penting di pemerintahan Indonesia.

Demo ASN: Tudingan Otoriter dan Pemecatan Sepihak

Aksi demo ASN terhadap Menteri Satryo mencuatkan berbagai tudingan, mulai dari sikap arogan hingga pemecatan sepihak terhadap pegawai. Salah satu pegawai yang menjadi korban adalah Neni Herlina, seorang Pranata Humas Ahli Muda di kementerian tersebut.

Dalam aksinya, para demonstran mengenakan pakaian hitam dan membawa spanduk dengan berbagai kritik, seperti "Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri" hingga "Selamatkan kami dari menteri pemarah dan suka main pecat."

Neni mengungkapkan bahwa dirinya dipecat secara verbal oleh Menteri Satryo pada Jumat (17 Januari 2025), hanya karena meja dan kursi di ruangan kerja menteri dianggap tidak layak. “Saya hanya bertugas menangani urusan rumah tangga kantor, bukan masalah substansi pendidikan tinggi,” ujarnya.

Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno, menyatakan bahwa tujuan aksi ini adalah agar Presiden Prabowo Subianto mengetahui kondisi yang terjadi di Kementerian Dikti Saintek.

Tanggapan Satryo Soemantri Brodjonegoro

Menanggapi aksi demonstrasi tersebut, Menteri Satryo menjelaskan bahwa demo ini terkait dengan kebijakan mutasi pegawai dalam rangka restrukturisasi kementerian.

“Kementerian ini dipecah menjadi tiga entitas baru, sehingga kami melakukan mutasi besar-besaran untuk efisiensi sesuai arahan presiden,” ungkapnya.

Pembagian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tiga kementerian baru—Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi; Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah; serta Kementerian Kebudayaan—memicu restrukturisasi besar-besaran yang tidak semua pegawai terima.

“Beberapa pegawai merasa tidak nyaman dengan kebijakan ini, yang kemudian memunculkan aksi demonstrasi,” tambahnya.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya