Advertorial
Pulihkan Hutan Eks Tambang, Kelompok Tani dan BRI Kolaborasi Menanam-Grow & Green untuk Lingkungan yang Lebih Baik
Kaltimtoday.co - Pemulihan alam bukanlah tugas mudah, namun itulah yang dilakukan Rasman dan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Pabangbon di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Mereka memulai perjalanan panjang untuk menyelamatkan lingkungan setelah menyadari kerusakan parah yang terjadi pada hutan sekitar mereka akibat aktivitas tambang.
Dulu, Rasman adalah salah satu penambang di kawasan tersebut. Namun, ia menyadari bahwa kegiatan penambangan yang dilakukan selama bertahun-tahun merusak lingkungan, termasuk lahan yang mereka andalkan untuk kehidupan. Kesadaran ini mendorongnya untuk berhenti dari penambangan dan beralih menjadi petani, dengan tujuan utama untuk memperbaiki kerusakan hutan yang telah terjadi.
"Kami dulunya bagian dari penambang, tetapi kami kini sadar bahwa hutan kami semakin rusak, dan kami bertekad untuk mengembalikan fungsi hutan itu," ungkap Rasman.
Berkat kerja keras Rasman dan para anggota KTH, mereka mulai berhasil mengajak warga untuk meninggalkan aktivitas penambangan dan bergabung dalam upaya pemulihan hutan.
Mereka memanfaatkan kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2023 yang mengatur pengelolaan perhutanan sosial, yang memungkinkan mereka untuk mengelola 150 hektar lahan. Kini, sebanyak 167 orang tergabung dalam KTH Pabangbon dan bersama-sama mereka mengelola dan memulihkan hutan yang rusak.
Namun, meski semangat mereka tinggi, Rasman mengakui bahwa mereka kekurangan pengetahuan dalam hal pertanian dan pengelolaan hutan. Untungnya, mereka mendapat dukungan dari Yayasan Bakau Manfaat Universal (BakauMU) dan BRI Peduli, yang turut memberikan pelatihan serta pendampingan teknis.
Melalui kolaborasi ini, KTH Pabangbon berhasil berkembang dengan lebih terorganisir, tidak hanya dalam usaha pertanian, tetapi juga dalam program pemulihan hutan yang lebih berkelanjutan. Muhammad Nasir, Ketua Yayasan BakauMU, menambahkan bahwa penanaman pohon di lahan kritis sangat penting untuk mencegah erosi, meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki kualitas air, mengurangi emisi karbon, serta membantu mitigasi perubahan iklim.
“Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Desa Malasari merupakan lokasi ke-14 dari 2023 yang kami kerjakan bersama program BRI Menanam-Grow & Green,” jelas Nasir.
Program BRI Menanam - Grow & Green merupakan inisiatif dari BRI Peduli dalam upaya mendukung pemulihan ekosistem, baik di lahan kritis maupun daerah pesisir. Melalui kegiatan seperti penanaman pohon produktif, mangrove, dan terumbu karang, program ini tidak hanya memperbaiki lingkungan tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, menjelaskan bahwa program ini berfokus pada upaya restorasi ekosistem yang memberikan manfaat lingkungan dan sosial.
"BRI Menanam - Grow & Green bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan melalui pendekatan berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Kami ingin memastikan bahwa aktivitas ini membawa dampak positif bagi masyarakat dan membantu mengurangi dampak perubahan iklim," tambah Catur.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan bahwa pemulihan hutan eks tambang di Desa Malasari akan memberi contoh bagi daerah lain dalam melaksanakan upaya restorasi lingkungan yang bermanfaat baik untuk alam maupun masyarakat.
[RWT | ADV]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Sudah 30 Hari Kasus Muara Kate Tanpa Kejelasan, Koalisi Masyarakat Sipil Kembali Desak Pj Gubernur Kaltim Bertindak
- Roadmap Pendidikan Kukar Resmi Diluncurkan, Fokus Tingkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan
- Polisi Gagalkan Penimbunan 450 Liter BBM Subsidi di Loa Janan, SPBU Bakal Diperiksa
- UMK dan UMSK Kukar 2025 Resmi Naik 6,5 Persen, Berikut Besarannya
- Progres 98%, IGD Baru RSUD dr. Abdul Rivai Masih Menunggu Fasilitas Penunjang