Opini
Rektor dan Sultan Bolkiah
Catatan Rizal Effendi
REKTOR Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Prof Dr Abdunnur, M.Si, IPU, ASEAN Eng mendapat kesempatan bertemu Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah. Momen istimewa itu terjadi dalam acara jamuan khusus kenegaraan berkaitan dengan Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) XV, yang berlangsung di Brunei Darussalam, 5-7 Juni 2024.
“Alhamdulillah saya bisa bertemu Sultan dan diperkenankan berbincang secara langsung serta foto bersama termasuk dengan putra Sultan,” kata Abdunnur bahagia.
KAIB diikuti oleh berbagai pakar Islam terutama dari perguruan tinggi di kawasan Borneo atau Kalimantan. Unmul salah satu lembaga pendidikan tinggi yang diundang dan diminta memberikan pandangan dan pemikiran dalam konferensi bertema: “Membangun Masyarakat dan Perbandaran Islam yang Mampan.”
Abdunnur terbang ke Brunei disertai Ketua Dewan Pertimbangan Unmul Prof Mustofa Agung Sardjono dan Prof Rahmat Soe’oed, yang menjadi pembicara utama atau pembentang dalam konferensi tersebut.
Prof Rahmat, mantan dosen dan guru besar Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unmul. Tapi pengetahuan dan pandangan agamanya sangat dalam dan sering memberikan ceramah di berbagai tempat. Salah seorang putranya lagi studi di negeri Iran.
Selain mereka berdua, Rektor juga didampingi Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) Prof Rusdiansyah, wakil dekan 1 dan 2, para dosen dan penyaji makalah/pembentang dari Fakultas Hukum, Faperta, dan Fakultas Farmasi serta Prof Esti Handayani, penyaji dan pembentang poster dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK).
Rektor menginap di TIMES Hotel, yang tidak jauh dari bandara internasional Brunei Darussalam. Hotel itu menyatu dengan Times Square Brunei. Ini pusat perbelanjaan yang paling ramai di Brunei, namun tidak begitu besar. Seperti Ramayana-Samarinda Plaza. Padahal Brunei adalah salah satu negeri terkaya di dunia.
Ibu kota Brunei, Bandar Seri Begawan (BSB) terbentang luas sejauh 5.765 kilometer persegi dengan garis pantai sepanjang 161 kilometer. Penduduknya hanya sekitar 60 ribu jiwa. Kotanya terlihat rapi dan penuh taman. Kata Rektor, kendaraan baru banyak terlihat sore hari ketika orang pulang kerja. Tidak banyak gedung tinggi. Pusat perbelanjaannya, The Mall Brunei tidak lebih besar dari Big Mall Samarinda.
Sultan Hassanal Bolkiah (77) adalah raja ke-29 Brunei Darussalam yang berkuasa sejak tahun 1967. Dia salah satu sultan terkaya di dunia dengan kekayaan sekitar 28 miliar dolar atau setara Rp435 triliun. Hampir sama dengan rencana biaya pembangunan IKN. Selain itu, dia juga memiliki 6.000 unit mobil termasuk Rolls-Royce berlapis emas.
Berkat minyak dan gas alamnya, Brunei Darussalam berada di urutan ke-12 negara terkaya di dunia. PDB per kapitanya sebesar 72.609 dolar AS.
Dalam kesempatan berada di Brunei, Abdunnur sempat menandatangani Kerjasama (MoU) dengan Rektor Universitas Islam Sultan Sharif Ali (Unissa) Brunei Darussalam, Dr Haji Norarfan bin Haji Zainal, Ph.D. Dilanjutkan pula penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Dekan Faperta Unmul Prof Rusdiansyah dengan Dean of Agriculture Faculty Unissa.
Menurut Abdunnur, Sultan Hassanal Bolkiah terkesan sebagai pemimpin yang tenang, bersahaja dan sangat dekat dengan rakyatnya. Begitu pula dengan para pangeran, putra Sultan. Mereka tidak menjaga jarak dan senantiasa merespon hangat ketika diminta berselfie ria dengan para peserta.
Selain bersilaturahmi dengan Sultan, Rektor Abdunnur sempat berbincang dengan Menteri Agama (Hal Ehwal Ugama) Brunei Darussalam, YB Pehin Udana Khatib Dato Paduka Seri Setia Ustaz Haji Badaruddin bin Haji Othman, Pangeran Mohd Amirrizal bin Pangiran Haji Mahmud (Pejabat Setiausaha Tetap Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan) serta Menteri Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Dato Seri Setia Haji Nazmi bin Haji Mohamad.
DUKUNG UNMUL DI IKN
Dalam perbincangan yang penuh kehangatan, kata Rektor, Sultan Hassanal Bolkiah selain mendukung kerjasama Unmul dengan Unissa, dia juga memberikan dukungan berkaitan peran Unmul dalam penguatan pembangunan New Capital City atau Ibu Kota Nusantara (IKN), yang telah ditetapkan Presiden Jokowi di Provinsi Kalimantan Timur.
“Saya sangat terkesan dengan dukungan dan pandangan Sultan Bolkiah terhadap Unmul, yang dekat dengan lokasi IKN,” kata Abdunnur.
Unmul tahun lalu menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Otorita IKN di bidang kerja sama pembangunan IKN dan daerah penyangganya.
Di akhir Mei 2024 lalu, Otorita IKN mempercayakan Fakultas Kehutanan Unmul menyelenggarakan konferensi internasional mengenai Forest City, yang membahas mengenai isu lingkungan perkotaan, alam dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi IKN.
Ketika Presiden Jokowi menghadiri resepsi pernikahan putra Sultan Hassanal Bolkiah, Pangeran Abdul Mateen dengan Anisha Rosnah di BSB, 14 Januari lalu, Sultan melalui adiknya, Pangeran Anak Putri Hajjah Amal Rakiah memberikan komitmen investasi di IKN sekitar 300-450 juta dolar AS atau sekitar Rp4-7 triliun.
Komitmen investasi tertulis sebagai Letter of Intent (LoI) diserahkan Putri Amal Rakiah kepada Kepala Otorita IKN Bambang Susantono (sebelum mundur) disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi.
Jokowi sangat mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih atas komitmen konsorsium yang dipimpin Putri Amal Rakiah seraya mempersilakan para investor melihat langsung program pembangunan IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim.
Perusahaan Ryada Holding Investment adalah konsorsium investasi yang dipimpin Putri Amal Rakiah. Dia juga menghadirkan investor dari Arab Saudi, yang berpengalaman membangun ibu kota baru di Mesir.
Investor dari Brunei ini sangat berminat terlibat dalam pembangunan rumah tapak maupun rumah susun atau apartemen, yang diperuntukkan bagi ASN. Mereka juga berminat untuk membangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU.
“Ini bonus kado dari kunjungan Bapak Presiden Jokowi ke Brunei Darussalam dalam rangka menghadiri resepsi pernikahan putra Sultan Hassanal Bolkiah,” kata Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono.
Saya sudah lama tidak ke Bandar Seri Begawan. Saya teringat ada desa di atas air, Kampung Ayer, yang memiliki rumah di atas jangkungan dan terbentang sampai ke laut sejauh 500 meter. Saya jadi teringat kampung air Margasari di Balikpapan Barat, yang berdampingan dengan kilang Pertamina. Sangat menarik di malam hari dengan memandang ribuan lampu yang terpancar dari kilang.(*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Wandi Sebut Dapil IV Siap Jadi Penyangga Pangan Utama untuk IKN
- AHY Dorong Pengusaha Kadin Berperan dalam Pembangunan IKN
- Presiden Prabowo Ajak KORPRI Jaga Netralitas dan Dukung Program Pemerintah
- HUT Korpri ke-53, Akmal Malik Serahkan Penghargaan, Dorong ASN Lebih Profesional dan Inovatif
- Banjir Rendam Wilayah Sekitar IKN di Sepaku, Ratusan Rumah dan Jiwa Terkena Dampak