Advertorial

Rencana Pembangunan SPAS di PPU Batal, DLH Fokus pada Alternatif Pengelolaan Sampah

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 27 Mei 2024 18:35
Rencana Pembangunan SPAS di PPU Batal, DLH Fokus pada Alternatif Pengelolaan Sampah
Ilustrasi Stasiun Peralihan Antara Sampah (SPAS). (Unsplash.com)

Kaltimtoday.co, Penajam - Rencana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara untuk membangun Stasiun Peralihan Antara Sampah (SPAS) di wilayahnya harus ditunda setelah beberapa kali mendapat penolakan dari masyarakat setempat. 

Kepala DLH PPU, Safwana, mengungkapkan bahwa meskipun SPAS telah diusulkan pada 2023 sebagai solusi untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), rencana tersebut tidak dapat direalisasikan.

“Tahun 2023 SPAS sudah sempat diusulkan, di antaranya untuk mengurangi sampah tadi kan. Jadi yang masuk ke TPA itu berkurang,” ujar Safwana.

Meskipun anggaran untuk SPAS sudah tersedia, Safwana menyebutkan bahwa terdapat kendala yang menghambat pelaksanaan proyek tersebut. 

“Kami sudah ada anggarannya, tetapi saya tidak tahu persis apa kendalanya, sehingga tidak jadi dilaksanakan. Kalau tidak salah penolakan dari masyarakat, karena bagaimanapun itu harus ada persetujuan dari masyarakat,” jelasnya.

Penolakan dari masyarakat setempat menjadi faktor utama yang menyebabkan pembatalan proyek ini. Safwana menjelaskan bahwa, persetujuan masyarakat adalah elemen penting dalam setiap proyek pembangunan, termasuk SPAS.

Sebagai alternatif, DLH PPU kini berfokus pada inisiatif lain untuk mengelola sampah secara efektif. Salah satu alternatif yang diusulkan adalah Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R), yang direkomendasikan oleh kementerian untuk dihadirkan di setiap desa.

“Sebenarnya SPAS itu menjadi salah satu alternatif, sama kemarin juga TPS 3R yang direkomendasikan oleh kementerian untuk setiap desa itu bisa menghadirkan TPS 3R,” kata Safwana.

DLH PPU juga berencana untuk bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dalam membangun bank sampah unit di setiap desa. Bank sampah unit ini akan berfungsi sebagai pusat pengelolaan sampah yang memiliki nilai ekonomis, seperti bahan kerajinan atau barang yang dapat digunakan kembali.

“Makanya kami dengan DPMD nanti bekerja sama untuk membangun bank sampah unit tadi. Kami mau mengusulkan juga TPS 3R itu, karena itu enggak besar anggarannya karena dibantu balai,” tambah Safwana.

Safwana optimis bahwa dengan adanya TPS 3R dan bank sampah unit di setiap desa, pengelolaan sampah di PPU akan menjadi lebih efektif dan efisien. 

“Di situ semua nanti dikelola sampah-sampah yang memiliki nilai ekonomis, bisa jadi bahan kerajinan maupun yang bisa digunakan kembali,” tandasnya.

[RWT | ADV DISKOMINFO PPU] 

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya