Advertorial
Sampah Plastik di Kaltim Capai 19,3 Persen, DLH Gencarkan Edukasi Kurangi Sampah dari Sumbernya
Kaltimtoday.co, Samarinda - Sampah plastik di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data terbaru dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), dari total 850 ribu ton timbulan sampah, sebanyak 19,3 persen merupakan sampah plastik. Angka ini naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya berada di kisaran 16 persen.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim bersama DLH kabupaten/kota se-Kaltim terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengurangan sampah plastik, khususnya dari sumbernya.
“Kita tidak bisa lagi hanya bergantung pada sistem kumpul-angkut-buang ke TPA. Fokusnya sekarang adalah mengurangi sampah plastik sejak dari rumah tangga, sebelum menjadi beban lingkungan,” ujar Rina Juliati, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Kaltim, dalam kegiatan sosialisasi, beberapa waktu lalu.
DLH mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti kantong belanja dan botol kemasan. Sebagai gantinya, masyarakat dianjurkan membawa tas belanja dan botol minum sendiri saat bepergian. Upaya ini telah diperkuat oleh sejumlah regulasi daerah seperti Peraturan Daerah (Perda) terkait pengurangan plastik, yang sudah diterapkan di hampir seluruh kabupaten/kota, kecuali Mahakam Ulu yang masih dalam proses.
Selain itu, program pemilahan sampah dari rumah juga terus dikampanyekan. Sampah organik dianjurkan untuk dikomposkan, sementara sampah non-organik bisa disalurkan ke bank sampah. Saat ini, Kaltim telah memiliki 385 bank sampah aktif yang tersebar di berbagai wilayah.
“Ini adalah bagian dari membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah dan mendaur ulang. Dengan begitu, volume sampah yang masuk ke TPA bisa ditekan secara signifikan,” jelas Rina.
Program edukasi lingkungan ini telah menyasar berbagai kalangan, mulai dari siswa SMA/SMK, pesantren, rumah ibadah, hingga komunitas masyarakat umum. DLH kabupaten/kota juga terus melakukan penyuluhan serupa di wilayah masing-masing.
DLH menekankan bahwa perubahan perilaku adalah kunci dalam mengurangi jumlah sampah plastik di Kaltim. Gaya hidup ramah lingkungan seperti menghabiskan makanan, mengurangi limbah kemasan, dan mengomposkan sisa organik perlu diterapkan secara konsisten.
“Jika masyarakat mau mulai dari hal kecil, seperti memilah dan mengomposkan, dampaknya akan sangat besar. Kita bisa kurangi beban sampah ke TPA dan menjaga lingkungan tetap lestari,” tutupnya.
[RWT | ADV DISKOMINFO KALTIM]
Related Posts
- Stunting Masih Jadi PR Kaltim, Dinkes Sebut Pernikahan Dini dan Kehamilan di Luar Nikah Jadi Pemicu
- JATAM Kaltim Desak Kejati Tetapkan PT Kencana Wilsa sebagai Tersangka Kasus Gagal Reklamasi Tambang di Kutai Barat
- Seluruh 8 Korban Kapal Ferry Tenggelam di Kubar Ditemukan Meninggal Dunia
- Kompak Nusa Bahari, Pelopor Konservasi Laut Berbasis Masyarakat di Kaltim Dapat Apresiasi DKP
- Forum Rakyat untuk Keadilan Iklim Kritik COP30 di Brasil, Dinilai Akan Gagal Jika Tak Hentikan Ekspansi Tambang








