Daerah

Selama Masih Bisa Bikin Orang Tertawa, Saya Akan Terus Standup

Kaltim Today
04 Agustus 2025 07:44
Selama Masih Bisa Bikin Orang Tertawa, Saya Akan Terus Standup
Goppi Aziz, pemuda asal Kampung Baru kelahiran 1997, tampil di panggung Mens Rea Balikpapan 2025. (Dokumen Pribadi)

BALIKPAPAN, Kaltimtoday.co - Bagi Goppi Aziz, tawa bukan sekadar pelarian atau hiburan sesaat. Ia merupakan bahasa jiwa, alat pemulih, sekaligus bentuk kecil perlawanan terhadap beratnya hidup.

Dari panggung ke panggung, pemuda kelahiran Balikpapan 5 Juli 1997 ini terus menegaskan bahwa selama masih ada orang yang tertawa karena dirinya, ia akan terus berdiri di sana.

"Apalagi setelah melihat ratusan orang jadi bahagia karena saya satu orang, jadi bikin mikir, kayaknya saya bakal standup terus selama saya bisa. Bikin orang lain bahagia adalah bahagia yang paling menyenangkan," ungkapnya saat diwawancara, Senin (4/8/2025).

Goppi, sapaan akrabnya, mengenal panggung open mic sekitar tahun 2022. Tawa pertama dari penonton waktu itu menjadi titik balik, meyakinkannya bahwa ini lebih dari sekadar mencoba hobi.

"Tawa pertama waktu itu bikin saya mikir, kayaknya saya bakal standup terus deh," kenangnya.

Sebagai anak yang terbiasa jadi bahan olokan di tongkrongan, standup comedy justru memberinya kekuatan untuk berdamai dengan hal-hal yang dulu menyakitkan. 

"Dari kecil saya tuh kayak keset di tongkrongan. Tapi lewat standup, saya belajar berdamai sama itu semua," kata Goppi.

Kota kelahirannya, Balikpapan, menjadi ladang inspirasi sekaligus ruang tempaan. Goppi besar dan bersekolah di Kampung Baru, sebuah kawasan yang identik dengan pergaulan keras dan kerap diasosiasikan dengan kriminalitas.

"Teman-teman saya juga anak Kampung Baru. Sampai sekarang, mereka masih sering saya jadikan materi," ujarnya.

Lingkungan ini membentuk cara berpikir dan bertuturnya, menjadikan pengalamannya autentik dan dekat dengan realitas penonton. 

"Isi kepala anak-anak Kampung Baru itu lebih banyak referensi kriminal daripada pelajaran sekolah. Itu memengaruhi cara mereka ambil keputusan. Tapi dari situ saya belajar menyaring pengalaman jadi materi komedi, bukan keluhan," urainya.

Goppi aktif dalam komunitas Standup Indo Balikpapan, yang memiliki open mic rutin setiap Jumat malam di Analogy Café, Markoni. Dalam panggung-panggung itu, keresahan sosial dan politik kerap dijadikan tema besar.

Di tahun 2024, mereka menggelar SUN 5: NU5ANTAWA, event tahunan yang menghadirkan hampir 1.000 penonton di Gedung Kesenian Balikpapan. Tema besarnya adalah isu pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur yang dianggap kontroversial.

Kemudian pada Desember 2024, komunitas kembali menggelar acara bertajuk BPN FYST (Balikpapan Funny Setiap Tahun), dengan konsep intimate dan mengangkat tema "Battle of Buzzer". Saat itu, suasana pasca-Pemilu membuat beberapa komika terpecah karena beda pandangan politik. 

"Tentu hal-hal kayak gini bakal terus kita respons. Kami ini seniman yang lahir dan besar di kota ini," tutur Goppi.

Sebagaimana komunitas standup di kota lain, Standup Indo Balikpapan juga menjadi ruang belajar terbuka.

"Kalau nanti tujuannya bukan untuk standup ya enggak apa-apa juga, berarti ada kesenian atau jalan yang lebih bagus," ucapnya bijak.

Komunitas tersebut lahir pada 17 November 2011, mengikuti gelombang gerakan Standup Indo yang secara nasional terbentuk pada 13 Juli 2011 oleh lima founder yaitu Ernest Prakasa, Raditya Dika, Pandji Pragiwaksono, Ryan Adriandhy, dan Isman H. 

Di Balikpapan, nama seperti Andre KHG tercatat sebagai pendiri awal yang giat mempopulerkan kesenian itu di media sosial.

Di luar panggung, Goppi membangun persona lewat konten #sedikitcerita. Keinginannya jadi storyteller tumbuh sejak lama. 

"News anchor, penyiar radio, reporter berita. Itu cita-cita saya yang belum kesampaian. Sekarang saya coba wujudkan di medsos sendiri,"

Beberapa materi yang tak bisa dibawakan di atas panggung, ia jadikan tabungan cerita untuk media sosial. 

"Akan menyenangkan sekali kalau konten saya enggak cuma dilihat, tapi juga dishare," sambung Goppi.

Tentu, komentar negatif kadang mampir. Namun ia tak terlalu memusingkannya. 

"Kita enggak bisa bikin semua orang suka. Jadi kalau ada komen-komen yang wadidaw, yaudah aja," imbuhnya.

Soal batas antara komedi dan trauma, Goppi mengamini bahwa tak semua hal layak dibagi sebelum waktu mengobatinya. Ia percaya pada rumus: tragedi + waktu = komedi.

"Yang penting berdamai dulu. Jangan jadi panggung buat eksploitasi luka sendiri. Ada banyak pengalaman enggak menyenangkan yang saya jadiin materi. Tapi saya pastikan semuanya udah saya terima dengan sehat," jelasnya kepada Kaltim Today.

Goppi mengungkapkan bahwa dirinya tak merasa harus selalu tampil lucu. Namun, sebagai komika, tuntutan untuk menghibur tetap ada saat berada di atas panggung. 

Di luar itu, ia hanya ingin menjadi manusia biasa. Meski demikian, di setiap gelak yang terdengar, Goppi menemukan alasan untuk terus bertahan.

"Selama saya bisa bikin orang lain bahagia lewat tawa, saya bakal terus standup," tekannya.

Dalam dunia yang semakin cepat dan keras, Goppi menjaga komedinya tetap jujur. Ia tak ingin menjadi orator atau motivator. 

"Kami naik ke atas panggung bukan untuk memberi ilmu. Kami naik untuk bikin orang ketawa. Kalau pun ada yang bisa diambil dari materi, ya alhamdulillah. Tapi bukan itu tujuannya," pungkas Goppi.

Komedi, menurutnya, merupakan jalan pulang ke diri sendiri dan sekaligus jalan untuk menyambung rasa dengan sesama.

[BILA | TOS]



Berita Lainnya