Daerah
Sinergi dengan Bontang Mental Health Program, Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah Galakkan Edukasi Kesehatan Mental untuk Perempuan Muda

Kaltimtoday.co, Bontang - "Apakah Anda sudah menyampaikan rasa sayang atau cinta kepada orangtua hari ini?" Pertanyaan itu menjadi kalimat pembuka Reni Murni, kala mengisi pembukaan Darul Arqom Nasyiatul Aisyiyah (DANA) I dan seminar perempuan muda yang dihelat di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang, Kamis (1/5/2025) pagi.
Ketika pertanyaan itu dilontarkan, rupanya hanya satu dari sekitar 170-an orang yang menjawab sudah meyampaikan rasa sayang kepada ibu. "Tadi pagi saya telepon dan izin sama mama, di akhir saya bilang i love you, ma. Walaupun mama saya tidak paham artinya," kata seorang peserta yang kemudian disambut tawa peserta lainnya.
Reni Murni, seorang konselor, motivator nasional yang dihadirkan dalam kegiatan ini bilang, menyampaikan rasa sayang, cinta, kepada orang terkasih, khususnya orangtua, adalah penting dan mesti dibiasakan. Ucapan rasa sayang dan cinta itu, kendati terdengar sederhana, namun berdampak besar, baik bagi yang menyampaikan, apalagi bagi yang menerima ucapan itu. Ada kebahagiaan– atau anak muda sekarang menyebutnya 'mood booster'– ketika menerima ucapan rasa sayang.
"Sedih gak, kalau anak tidak pernah mengungkapkan rasa sayang?" tanya Reni Murni.
"Sedih" jawab audiens.
"Makanya, ucapan rasa sayang itu harus dibiasakan. Mulai dari diri kita. Mungkin sekarang kita tidak terbiasa. Oleh sebab itu, mulai sekarang harus kita biasakan agar anak-anak kita terdidik sejak dini untuk menyampaikan rasa sayang kepada ibu-bapaknya," kata Reni.
Sebagai informarsi, kegiatan DANA I sekaligus seminar perempuan muda ini diselenggarakan oleh Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah Bontang. Mereka merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang keperempuanan, keagamaan, dan kemasyarakatan, serta berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan pemuda perempuan. Kegiatan ini diperuntukkan bagi perempuan usia 20-30 tahun, dan diselaraskan dengan salah satu program kerja 100 hari pemerintahan Neni Moerniaeni-Agus Haris, yakni Bontang Mental Health Progam.
Persoalan kesehatan mental ini, khususnya untuk perempuan menjadi sangat mendesak lantaran karena sejumlah persoalan. Misalnya, tekanan ganda dari tuntutan budaya, tingginya angka kekerasan berbasis gender, serta stigma sosial yang menganggap masalah mental sebagai aib. Akses terbatas ke layanan kesehatan mental, terutama di daerah terpencil, diperparah dengan persoalan standar kecantikan tidak realistis di media sosial kerap memicu kecemasan.
Seminar seperti di Bontang ini, yang menggandeng Pemkot dan organisasi keagamaan, diharapkan menjadi contoh penting untuk membuka dialog, mengurangi stigma, dan mengedukasi masyarakat agar perempuan muda mendapat dukungan emosional dari keluarga serta lingkungan terdekat.
Usai membuka seminar dengan mendorong peserta berani dan membiasakan diri ucapkan rasa sayang dan cinta pada orangtua, Reni Murni kemudian masuk pada materi tentang mental health atau kesehatan mental.
Di awal materi, Reni memaparkan soal pengertian kesehatan mental yang secara sederhana dapat dipahami sebagai kondisi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif, dan berkontribusi kepada masyarakat.
"Ini terkait dengan bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak," sebut Reni.
Dalam survei yang dilakukan oleh Indonesia National Adomescent Mental Health Survey (I-NAMHS), paparnya, pada 2022 menunjukkan 1 dari 3 orang remaja Indonesia mengalami gangguan mental. Sebanyak 34,9 persen remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Dan angka ini setara dengan 15,5 juta remaja. Sementara menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 7 anak usia 10-19 tahun mengalami kesehatan mental.
Dari hasil riset yang dilakukan di 21 negara, Indonesia berada di posisi ke tiga sebagai negara yang populasi usia 15-24 tahun sering mengalami depresi dan sedikit melakukan sesuatu. Bila dirata-ratakan, tingkat depresi 21 negara ini ialah 19 persen, sementara di Indonesia berada di angka 29 persen.
Reni mengatakan, seseorang yang mengalami kesehatan mental memiliki banyak ciri. Misalnya ciri umum seperti stres, depresi, menyakiti diri sendiri dan orang lain, serta sedih. Kemudian ciri lain seperti pendendam, iri, pendusta, sombong, pamer dan suka cemas berlebihan.
Menurutnya, pangkal dari kesehatan mental ini karena manusia jauh dari fitrahnya. Fitrah, kata Reni, ialah lurus di jalan Allah SWT. Sehingga, agar manusia bisa terbebas dari kesehatan mental, maka harus kembali ke fitrahnya. Nah, inilah jadi soal, sebab manusia kerap lupa bagaimana cara untuk kembali lurus ke jalan Allah.
"Saya sering menghadapi berbagai orang dengan tingkat kesehatan mental yang beragam, dari ringan sampai mau bunuh diri. Semua insha Allah bisa teratasi bila manusia kembali luruh ke jalan Allah, kembali ke fitrahnya," jelasnya.
Seminar kesehatan mental ini berlangsung 2 jam lebih. Usai paparan, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan. Misalnya, seorang peserta yang bertanya bagaimana memastikan orangtua, utamanya ibu pekerja, memastikan diri tetap hadir bagi anaknya, kendati ia sendiri bekerja. Menjawab itu, Reni mengatakan hadirnya sosok ibu dalam tumbuh kembang anak bukan sekadar hadir secara literal, namun juga selalu bertaut di hati. Untuk membangun kedekatan emosional mendalam, bertautnya kehadiran sosok ibu di hati anak setiap waktunya, tentu dibangun melalui waktu-waktu berkualitas yang selalu diusahakan. Pengajaran terbaik, baik dalam pola asuh maupun pendidikan agama.
"Contoh rasulullah. Kita, ummatnya, tidak pernah melihat beliau tapi kita selalu merasakan cinta dan kerinduan pada beliau," sebutnya.
Seminar ini juga cukup emosional untuk sejumlah audiens. Seorang penanya, mahasiswa usia 20 tahun, sampai menangis ketika bertanya dan meminta pendapat mengenai penerimaan diri.
Mendapat pertanyaan itu, Reni menegaskan bahwa Tuhan tak pernah memberi suatu cobaan tanpa tujuan. Dan menurutnya, setiap persoalan selalu ada jalan keluarnya selama manusia percaya dan berserah diri hanya kepada Tuhan-nya.
[RWT]
Related Posts
- Perbaikan Jalan RE Martadinata Bukan Prioritas, Faisal Mengamuk ke PUPRK Bontang
- Bekas Lahan Pasar Citra Mas Lok Tuan Diusulkan Jadi Alternatif Relokasi PKL Jalan Slamet Riyadi
- Kota Bontang Siap Jadi Pusat Hilirisasi Perikanan Nasional, Industri Pengalengan Ikan Kian Prospektif
- Hasil Sampling Air di Area PT EUP: Parameter Pencemar Diklaim di Bawah Ambang Batas
- Kunjungan ke LLDIKTI hingga Kemendikbudristek, Pemkot Bontang Fasilitasi Masalah Mahasiswa Unijaya