Samarinda
Tak Dapat Lanjutkan Profesi Akibat Kanker, Pengobatan Suriyanto Sepenuhnya Dijamin Program JKN-KIS
Kaltimtoday.co, Samarinda – Terhitung sejak tahun 2019 Suriyanto (49) tak dapat lagi menjalankan pekerjaannya. Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai sopir truk ekspedisi ini didiagnosa menderita penyakit kanker nasofaring. Suriyanto meninggalkan pekerjaannya, demi untuk menjalani pengobatan. Ia sangat bersyukur seluruh biaya pengobatannya ditanggung Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Saat bertemu Tim Jamkesnews, Suriyanto didampingi istrinya menceritakan tentang pengalamannya ketika masih sehat, ketika menjalani profesi sebagai supir truk, dimana ia telah menjelajah wilayah pulau Kalimantan, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
“Pekerjaan saya dulu itu supir ekspedisi, ngantar-ngantar barang kemana saja, saya pernah mengantar oli sampai ke Kalimantan Barat, tapi setelah saya dinyatakan kena kanker saya tidak bisa beraktivitas,” tutur Suriyanto.
Sebelum menjalani pengobatan medis, Suriyanto telah mencoba pengobatan alternatif, baik datang ke orang “pintar” maupun minum ramu-ramuan, namun upaya pengobatan alternatif tidak membuahkan hasil, bahkan justru ia harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
“Semua sudah saya jalani untuk mengobati penyakit ini, datang ke orang pintar, disuruh ini itu sudah saya lakukan tapi tidak ada hasilnya dan malah habis biayanya lebih banyak. Sebenarnya saya awalnya takut berobat ke dokter, takut kalau dioperasi,” ujar Suriyanto.
Karena pengobatan alternatif tidak membuahkan hasil, atas dorongan dan motivasi dari istri akhirnya Suriyanto memberanikan diri untuk menjalani pengobatan secara medis di rumah sakit.
Di rumah sakit ia menjalani penyinaran dan kemoterapi, dimana efek penyinaran meyebabkan Suriyanto susah makan, karena lidahnya tidak dapat mengecap rasa selain itu ia juga kesusahan mengunyah makanan karena tidak ada air liur, sehingga harus dibantu dengan air putih.
Baca Juga: Tim Rudy-Seno Keberatan Dukungan Ormas Garda Prabowo ke Isran-Hadi, Sebut Pelanggaran Norma dan EtikView this post on Instagram
“Kalau habis disinar, nasi itu dikunyak jadi tepung, jadi ngunyahnya jangan lama-lama sambil dibantu pakai air,” ungkap Suriyanto.
Setelah menjalani penyinaran dan kemoterapi, kini pengobatan Suriyanto dilanjutkan dengan kontrol rutin. Ia merasa kondisinya kini lebih baik dari sebelumnya, bengkak pada leher sudah tidak nampak lagi, bahkan untuk pergi ke rumah sakit ia tak mau lagi diantar istrinya.
“Saya sekarang sudah bisa naik motor lagi, jadi kalau periksa ke rumah sakit saya nggak mau lagi diantarkan istri,” tutur Suriyanto.
Ia menceritakan selama menjalani pengobatan dengan biaya sepenuhnya dijamin program JKN-KIS, tidak pernah menemui hambatan. Menurutnya seluruh layanan yang diberikan oleh rumah sakit sangat memuaskan, bahkan petugas rumah sakit akan mengingatkan melalui telpon, apabila telah masuk jadwal penyinaran dan kemoterapi. Oleh karena itu ia sangat bersyukur dengan adanya program pemerintah ini.
“Program pemerintah ini sangat bermanfaat sekali bagi saya dalam menjalani pengobatan kanker nasofaring, bayangkan saja 35 kali penyinaran dan 6 kali kemo semunya dijamin, jelas saya tidak mampu bila harus dengan biaya pribadi. Selain itu pelayanan yang diberikan juga sangat baik, saya ucapkan terimakasih pada seluruh petugas rumah sakit dan BPJS Kesehatan atas semua bantuannya,” terang Suriyanto.
Menutup pembicaraan, Suriyanto mengharapkan program JKN-KIS dapat terus berkelanjutan memberikan bantuan kepada orang-orang seperti dirinya yang memerlukan biaya cukup besar dalam pengobatan.
“Penyakit seperti yang saya derita ini biaya pengobatannya sangat besar, dan yang sakit bukan cuma saya, tapi banyak orang yang menderita, saya berharap program JKN-KIS ini dapat terus berkesinambungan karena orang-orang seperti saya biaya pengobatannya sangat bergantung pada program ini,” tutup Suriyanto.
[EJ | RWT | ADV]
Related Posts
- BPJS Kesehatan Rencanakan Kenaikan Iuran JKN pada 2025 untuk Atasi Potensi Defisit
- Debat Kedua Pilwali Samarinda, Andi Harun-Saefuddin Zuhri Komitmen Turunkan Angka Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak
- Optimis Sapu Bersih PPU dan Paser, Rudy Mas’ud Targetkan 80 Persen Suara
- Dispora Kaltim Siapkan Fasilitas Olahraga Berstandar Internasional untuk Dukung Minat Masyarakat
- Tema Debat Kedua Pilwali Samarinda: Pembangunan Sosial Budaya, Penataan Pemukiman, Perlindungan Anak dan Perempuan