Samarinda
Tak Lagi Estetik, Kini Jalan Kawasan Taman Samarendah Berlapis Aspal: Berikut Fungsi, Kelemahan, dan Sejarah Paving Blok
Kaltimtoday.co - Bagi pengendara yang melintas di kawasan Taman Samarendah sudah pasti merasakan sensasi ‘gradak gruduk’ saat berkendara.
Sebelumnya, penggunaan paving blok di Taman Samarendah sempat menuai kritik dari masyarakat. Alasan sederhananya, jalan yang tidak rata dan bergelombang membuat pengendara merasa tidak nyaman.
Kini, Pemkot Samarinda akhirnya mengaspal jalan di Taman Samarendah hingga mengucurkan dana mencapai Rp3,2 miliar.
Lantas, apa alasannya? Apakah penggunaan paving blok di Taman Samarendah sudah tepat atau hanya agar terlihat ‘keren’ seperti di Eropa?
Buntut Pengaspalan Akibat Kekeliruan?
Pemkot Samarinda melalui Dinas PUPR Kota Samarinda melakukan pengaspalan pada Rabu (13/9/2023) malam akibat paving blok yang sudah bergelombang. Kondisi ini membuat beberapa paving blok pecah hingga menciptakan lubang yang menjadi hambatan bagi kendaraan yang melintas.
Nyatanya, sejak awal Taman Samarendah ini dibangun pada 2014 silam, pemasangan paving blok mendapatkan respons negatif karena dirasa tidak cocok.
Taman Samarendah termasuk kategori taman kota. Berdasarkan Permen PU No.05/PRT/M/2008, taman kota merupakan lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif.
Sah-sah saja, jalanan melingkar Taman Samarendah di pasang paving blok untuk mengedepankan fungsi estetika. Kawasan ramah pejalan kaki dengan mengusung konsep pedestrian bak luar negeri.
Namun fakta dilapangan, lokasi yang strategis membuat Taman Samarendah menjadi titik simpul untuk menghubungkan 4 jalan protokol, yakni Jalan Awang Long, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Bhayangkara, dan Jalan KH Abdurrasyid.
Kendaraan yang melintas beragam, mulai kecepatan tinggi hingga sedang. Lambat laun, membuat jalanan paving blok di Taman Samarendah menjadi rusak hingga harus beberapa kali dibongkar pasang untuk perbaikan.
Mengenal Paving Blok
Berdasarkan SNI 03-0691-1996, paving blok (bata beton) merupakan bahan penutup dan pengerasan permukaan tanah. Berfungsi sebagai pengeras dan memperindah trotoar jalan di kota, jalan di komplek perumahan atau kawasan permukiman, memperindah taman, pekarangan dan halaman rumah, pengerasan area parkir, area perkantoran, pabrik, taman dan halaman sekolah, serta kawasan hotel dan restoran.
Meskipun, paving blok dapat memperindah area kawasan namun tidak semua lokasi cocok untuk dipasang paving blok. Kelemahan dari penggunaan paving blok, yaitu mudah bergelombang jika pondasi yang dipasang tidak kuat dan kurang nyaman untuk dilalui kendaraan berkecepatan tinggi. Serta, paving blok tidak cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingkungan perkotaan padat
Awal Mula Paving Blok di Eropa
Berdasarkan Buku Panduan Pembuatan Paving (2017), sejarah penggunaan paving blok di Eropa bukan tanpa sebab. Ada faktor sejarah, arsitektur, dan budaya yang melatar belakanginya.
Penggunaan paving blok sudah ada sejak Romawi. Paving blok digunakan di jalan Appian Way pada tahun 312 SM. Jalanan tersebut difungsikan sebagai lalu lintas antara Roma dan pelabuhan selatan Brindisi, Italia.
Sementara, paving blok di Belanda digunakan akibat perang dunia II pada 1924. Paving blok difungsikan sebagai perbaikan jalanan perkotaan dan pedesaan yang rusak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Desa Wisata Pela Raih Penghargaan Kalpataru, Harumkan Kaltim di Tingkat Nasional dan Internasional
- Puluhan Ribu Masyarakat Hadiri Kampanye Akbar Rudy-Seno, Targetkan Kemenangan di Atas 58 Persen
- Pj Gubernur Kaltim Bahas Potensi dan Tantangan Tambang di Bumi Etam Lewat Podcast
- Pendidikan Moral dan Akademik Harus Seimbang, Andi Singkeru Dorong Tradisi Lama Guru
- DKP PPU Rencanakan Pelatihan Pestisida Nabati di Semua Kecamatan