Daerah

Teka-teki Penyebab Kematian Serda Fitriansyah Belum Terungkap, 3 Orang Diperiksa Pomdam XIV/Hasanuddin Sulsel

Supri Yadha — Kaltim Today 02 Mei 2023 12:29
Teka-teki Penyebab Kematian Serda Fitriansyah Belum Terungkap, 3 Orang Diperiksa Pomdam XIV/Hasanuddin Sulsel
Orangtua almarhum saat memegang Foto Serda Muhammad Herdi Fitriansyah. (Supri/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Teka-teki penyebab kematian anggota TNI, Sersan Dua (Serda) Muhammad Herdi Fitriansyah (22) pada 14 April silam, hingga kini belum terungkap.

Serda Herdi Fitriansyah merupakan putra daerah Kutai Kartanegara (Kukar) yang berasal dari Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang. Almarhum bertugas di satuan Batalyon Arhanud/16 Makassar, Sulawesi Selatan.

Mengenai kasus tersebut, Komandan Batalyon (Danyon) Arhanud 16/3 Kostrad Makassar, Sulawesi Selatan, Letkol Arh Imam Musahirul angkat bicara melalui pesan Whatsapp kepada awak media.

Letkol Imam menjelaskan, pada 20 April lalu, berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengusutan (Riksut) dari Sintel Divif 3 Kostrad dan Detasemen Polisi Militer (Denpom) Divisi 3 Kostrad, sebanyak 16 orang saksi dipanggil untuk dimintai keterangan terkait meninggalnya Serda Muhammad Herdi Fitriansyah. 

"Setelah dilaksanakan olah TKP, pengecekan kronologis kejadian, dari 16 orang tersebut mengerucut menjadi 3 orang nama," kata Danyon Arhanud 16/3 Kostrad, belum lama ini.

Selanjutnya, penanganan perkara tersebut dilimpahkan ke Polisi Militer Kodam (Pomdam) XIV/Hasanuddin.

Mengenai hasil otopsi almarhum di Makassar, Letkol Imam menyebutkan masih menunggu dari rumah sakit.

"Sementara untuk hasil autopsi masih menunggu dari pihak rumah sakit Bhayangkara Makassar," tandasnya.

Diwartakan sebelumnya, kerabat dekat almarhum yang juga juru bicara keluarga, Muhibin Ali mengungkapkan, kematian almarhum dinilai janggal oleh pihak keluarga. Sehingga keluarga almarhum meminta untuk dilakukan autopsi ulang.

"Setelah dilakukan pembukaan peti, diduga ada bekas luka lebam atau luka fisik hasil kekerasan," ungkapnya.

Sebelum ditemukan meninggal pukul 15.00 Wita pada tanggal 14 April, almarhum sempat berkomunikasi dengan ayahnya sekira pukul 11.00 Wita atau sebelum sholat Jumat.

Dari pesan singkat itu, dia menyampaikan bahwa kondisinya sangat tertekan di tempat bertugas. 

"Tekanan yang dimaksud ada semacam tindakan senioritas ke juniornya, dan dia meminta bagaimana caranya bisa keluar dari satuan tersebut," pungkasnya. 

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya