Daerah

Tiga Pekerja Tewas Tertimbun di Proyek RDMP, Polres PPU Selidiki Dugaan Kelalaian K3

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 29 Oktober 2025 11:25
Tiga Pekerja Tewas Tertimbun di Proyek RDMP, Polres PPU Selidiki Dugaan Kelalaian K3
Polres PPU kala meminta keterangan sejumlah saksi pasca kecelakaan kerja di area proyek RDMP Lawe-Lawe yang menewaskan tiga pekerja. (Humas Polres PPU)

Kaltimtoday.co, Penajam - Suasana duka menyelimuti area proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Desa Girimukti, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Tiga pekerja meninggal dunia akibat tertimbun longsoran tanah saat proses penggalian manual pada Selasa (28/10/2025) kemarin, sekitar pukul 16.30 Wita.

Peristiwa itu terjadi ketika pekerjaan galian yang semula menggunakan alat berat dialihkan menjadi pengerjaan manual lantaran terdapat pipa jaringan yang menghalangi proses ekskavasi. 

Sebanyak tujuh pekerja bergantian turun ke lubang sedalam 2,5 hingga 3 meter. Tak lama berselang, dinding tanah ambles dan menimbun tiga orang yang masih berada di bawah.

Tiga korban yang dinyatakan meninggal dunia masing-masing bernama Tri Mulyono, Wendi Atnan Biu, dan Hadi Martani. Ketiganya berhasil dievakuasi dalam kondisi tidak bernyawa. 

Sementara satu pekerja lain, Tri Mujianto yang merupakan mandor lapangan, mengalami luka ringan akibat tertimpa material longsor susulan.

Kapolres PPU, AKBP Andreas Alek Danantara melalui Kasat Reskrim Polres PPU AKP Dian Kusnawan menyampaikan bahwa, pihaknya telah memulai langkah awal penyelidikan dan memintai keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian.

“Kami telah mengamankan keterangan awal di lokasi dan melakukan pendalaman terhadap kronologi kejadian. Saat ini kami menunggu akses resmi dari pihak perusahaan untuk pemeriksaan langsung ke titik galian karena masih terdapat proses investigasi internal,” ujarnya.

Area proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe yang dikelola PT KPB, bagian dari Proyek Strategis Nasional peningkatan kapasitas kilang dan pembangunan fasilitas pipa serta tangki penyimpanan minyak mentah. (Ist)

Dian menegaskan bahwa aspek keselamatan kerja menjadi perhatian serius dalam proses hukum. 

“Apabila dalam penyelidikan ditemukan adanya dugaan kelalaian, baik dari sisi penerapan K3 maupun SOP pengawasan pekerjaan, maka perkara ini dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan,” tegasnya.

Jenazah para korban telah diserahkan kepada pihak keluarga. Dua di antaranya merupakan pekerja dari luar daerah, sementara satu korban diketahui berasal dari PPU dan akan dipulangkan ke kampung halaman malam ini. Korban selamat masih menjalani perawatan medis di RSUD Ratu Aji Putri Botung.

Polres PPU turut mengimbau seluruh perusahaan di sektor konstruksi dan energi agar memperketat standar keselamatan kerja, terutama di area dengan kondisi tanah labil.

 “Pencegahan kecelakaan dapat dilakukan apabila SOP dilaksanakan secara maksimal dan pengawasan lapangan berjalan optimal,” tutup Kasat Reskrim. 

Pertamina Balikpapan Janji Evaluasi Total Sistem K3 di Area Proyek Lawe-Lawe

PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) akhirnya memberikan keterangan resmi usai insiden tragis yang menewaskan tiga pekerja subkontraktor di area proyek RDMP Lawe-Lawe, PPU. 

Pihak perusahaan menyatakan duka mendalam atas peristiwa tersebut dan menegaskan bahwa keselamatan kerja akan menjadi perhatian utama dalam evaluasi menyeluruh pascakejadian.

Melalui VP Legal & Relation, Asep Sulaeman, KPB menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya para pekerja yang tengah melakukan penggalian manual di area proyek. 

"Sehubungan dengan kejadian yang menimpa pekerja subkontraktor PT Semen Indonesia Logistik (Silog) di area Lawe-Lawe, kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah yang terjadi. Kami turut mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini," ujar Asep dalam keterangan tertulisnya.

Ia menambahkan bahwa langkah penanganan terhadap para korban telah menjadi prioritas utama sejak awal kejadian. Pihak perusahaan bersama subkontraktor segera melakukan evakuasi dan memberikan bantuan kepada keluarga korban. 

“Kami bersama PT Silog memastikan bahwa prioritas utama saat ini adalah penanganan kepada korban, serta memberikan dukungan moril kepada keluarga korban yang ditinggalkan,” lanjutnya.

Menurut Asep, koordinasi lintas pihak juga langsung dijalankan. Tim keselamatan proyek berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan tenaga medis untuk memastikan evakuasi berlangsung cepat dan sesuai protokol tanggap darurat. 

Ia menyebut setiap tahapan penanganan diawasi langsung oleh tim K3 perusahaan dan perwakilan PT Silog agar prosedur keselamatan dijalankan secara maksimal. Selain fokus pada penanganan korban, KPB juga melakukan langkah audit internal untuk memastikan penyebab pasti kejadian. 

“Saat ini, pihak terkait tengah melakukan investigasi menyeluruh terkait dengan kejadian. Hasil dari investigasi tersebut akan menjadi dasar bagi langkah-langkah perbaikan dan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari,” jelasnya.

Asep menekankan, kejadian ini menjadi momentum bagi seluruh jajaran untuk memperkuat kembali penerapan Safety Golden Rules di setiap area kerja, terutama pada pekerjaan berisiko tinggi seperti penggalian di tanah labil atau dekat jaringan pipa aktif. 

Ia menegaskan bahwa keselamatan pekerja bukan hanya tanggung jawab teknis, melainkan juga komitmen moral perusahaan. Manajemen KPB menilai insiden di Lawe-Lawe sebagai pelajaran penting untuk memperketat pengawasan di lapangan. 

Dalam proyek besar seperti RDMP Balikpapan yang melibatkan ribuan pekerja dari berbagai subkontraktor, pengawasan keselamatan kerja menjadi aspek yang tak boleh diabaikan. Kesadaran dan kepatuhan terhadap prosedur K3, tegasnya, harus berjalan seiring dengan target percepatan pembangunan kilang.

[RWT] 



Berita Lainnya