Advertorial
USAID Hentikan Dukungan, DLH PPU Target Kerja Sama Baru dengan Perusahaan

Kaltimtoday.co, Penajam - Di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian, upaya membangun kolaborasi dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) ikut terkena dampaknya.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PPU kini harus menyesuaikan strategi kemitraan mereka setelah salah satu mitra internasional, USAID, menghentikan pendampingannya.
"Jadi memang untuk USAID itu tidak lagi mendampingi kita karena kita tahu kondisi ekonomi dari Amerika ini kan lagi enggak baik. Jadi sekarang sudah stop dengan USAID," kata Kepala DLH PPU, Safwana.
Safwana mengakui, penghentian kerjasama ini tentu membawa tantangan baru, mengingat dukungan program-program sebelumnya sangat berkontribusi dalam memperbaiki kondisi lingkungan di PPU.
"Sebenarnya program-program seperti itu sangat membantu kita untuk melakukan dan mendorong perbaikan lingkungan kita," ujarnya.
USAID selama ini dikenal aktif mendukung berbagai inisiatif pembangunan berkelanjutan di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk dalam hal pengelolaan sampah, konservasi, hingga edukasi lingkungan. Tanpa sokongan tersebut, DLH PPU harus mencari pola baru untuk melanjutkan agenda-agenda strategis mereka.
Safwana menyebutkan, DLH PPU telah menyusun rencana untuk membuka pintu kolaborasi baru, khususnya dengan sektor swasta lokal.
"Rencana ada untuk menggandeng funding-funding baru. Masih rencana untuk menggandeng perusahaan. Tetapi masih tahap awal," ungkapnya.
Menurut dia, PPU memiliki banyak potensi kemitraan, mengingat kehadiran berbagai perusahaan besar di sektor industri, perkebunan, dan energi.
DLH PPU berharap perusahaan-perusahaan ini bisa lebih aktif mengambil bagian dalam program lingkungan, bukan hanya lewat program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), tetapi juga melalui kemitraan yang lebih sistematis.
"Rencana untuk menggandeng perusahaan-perusahaan yang ada di PPU tentu ada," kata Safwana.
Ia menekankan bahwa kolaborasi ini tidak hanya penting untuk memperkuat program pemerintah, tetapi juga sebagai bentuk kontribusi nyata perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan di daerah mereka beroperasi.
Dalam praktiknya, beberapa bentuk kegiatan kolaboratif sudah mulai dirancang. Safwana memberi contoh kegiatan bersih pantai yang rutin diadakan dengan melibatkan perusahaan-perusahaan lokal.
"Misalnya, ada kegiatan kami bersih pantai, itu pasti melibatkan perusahaan-perusahaan," ujarnya.
Selain kegiatan bersih pantai, perusahaan juga didorong terlibat dalam mendukung program-program lain yang berkaitan langsung dengan pemberdayaan masyarakat dan pendidikan lingkungan.
"Termasuk Proklim dan Sekolah Adiwiyata, perusahaan membantu itu," sambung Safwana.
[RWT | ADV DISKOMINFO PPU]
Related Posts
- DLH PPU Ajukan Bantuan Armada Sampah 2026, Sasar Dukungan dari Pusat dan Daerah
- DLH PPU Optimistis Usulan Bankeu Tahun Ini Bisa Disetujui
- DLH PPU Ajukan Usulan Bankeu Rp14,3 Miliar untuk Armada Sampah
- Kekurangan Armada, DLH PPU Akui Pengangkutan Sampah di Babulu dan Petung Belum Maksimal
- DLH PPU Dorong Usulan Bankeu untuk Armada Sampah, Incar Dump Truck dan Konvektor