Daerah
Dinkes Samarinda Perluas Layanan Cek Kesehatan Siswa, Kini Tak Hanya Imunisasi

Kaltimtoday.co, Samarinda - Upaya meningkatkan kesehatan pelajar di Samarinda kini melangkah lebih jauh. Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memperluas cakupan pemeriksaan kesehatan sekolah yang semula hanya berfokus pada imunisasi, kini juga meliputi tes gula darah dan pemeriksaan gigi bagi siswa. Langkah ini menjadi strategi baru untuk mengenali potensi penyakit tidak menular sejak dini.
Kepala Dinkes Samarinda, Ismed Kusasih, menjelaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan anak usia sekolah.
“Sekarang kita bersyukur sudah ada kegiatan cek kesehatan gratis. Pemeriksaan ini termasuk tes gula darah yang dulu belum pernah dilakukan,” ujarnya kepada Kaltim Today.
Program ini menyasar siswa kelas 7 SMP hingga kelas 11 SMA dan dilakukan setahun sekali bertepatan dengan kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Dengan petugas kesehatan yang turun langsung ke sekolah, pemeriksaan diharapkan bisa mendeteksi lebih cepat berbagai gangguan kesehatan yang kerap luput dari perhatian.
“Dulu kegiatan penjaringan anak sekolah hanya fokus pada imunisasi. Sekarang disatukan dengan pemeriksaan kesehatan, termasuk cek gula dan kesehatan gigi. Jadi petugas Dinkes yang proaktif datang ke sekolah,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan tahun ini, Dinkes menemukan bahwa karies gigi masih menjadi masalah utama di kalangan pelajar. “Hasil pemeriksaan yang paling tinggi itu karies gigi. Dan ini merata hampir di semua sekolah. Bukan hanya di Samarinda, tapi di seluruh Indonesia,” ungkap Ismed.
Meski demikian, kondisi kesehatan anak-anak di Samarinda secara umum dinilai masih cukup baik. Menurut Ismed, capaian tersebut tidak terlepas dari dukungan lintas sektor, salah satunya melalui program Probebaya yang mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan kesehatan lingkungan.
“Dalam dua-tiga tahun terakhir ini, kondisi kesehatan masyarakat sangat terbantu dengan adanya kolaborasi lintas kegiatan, terutama lewat program Pro Bebaya,” katanya.
Ia menambahkan, kerja sama lintas sektor juga terbukti membantu pengendalian kasus demam berdarah di Samarinda. “Kasus demam berdarah memang meningkat, tapi alhamdulillah tidak ada kejadian luar biasa (KLB). Itu berkat kerja sama semua pihak, bukan hanya Dinkes,” lanjutnya.
Ismed menegaskan, keberhasilan menjaga kesehatan masyarakat tidak bisa dicapai satu pihak saja. “Kesehatan itu tidak bisa berdiri sendiri. Semua harus bergerak dari hulu ke hilir. Saat semua sektor berjalan bersama, hasilnya akan terlihat, sama seperti saat kita hadapi Covid-19,” tutup Ismed.
[NKH]
Related Posts
- Lewat Lomba B2SA, DPTPH dan TP PKK Kaltim Gencarkan Gerakan Makan Pangan Lokal Bergizi
- Longsor Jalan Desa Samboja Ganggu Air Bersih, Dinas ESDM Kaltim Ultimatum Perusahaan Tambang Bertanggung Jawab
- Prakiraan Cuaca Samarinda dan Sekitarnya Hari Ini, Sabtu, 11 Oktober 2025
- Perusahaan Asal Tiongkok SUS Environment Lirik Samarinda untuk Kembangkan PLTSa
- Sejumlah Warga Masih Mendiami Lahan Insinerator di Samarinda Seberang, Satpol PP Persiapkan Langkah Khusus